Penanganan Terkini Kanker Usus Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kanker usus besar termasuk jenis kanker yang umum ditemukan dan dapat terjadi pada siapa saja. Maka itu, kesadaran akan bahaya kanker usus besar perlu diketahui sejak dini agar dapat dicegah serta ditangani dengan cepat dan tepat.
Secara umum, kanker usus besar adalah kanker yang terjadi pada usus besar dan ditandai dengan tumbuhnya benjolan yang tidak terkendali.
(Baca Juga: Ingin Terhindar dari Kanker? Coba Konsumsi Makanan Ini! )
“Kanker ini berisiko terjadi pada segala usia, baik kelompok muda maupun tua. Pada kelompok usia muda biasanya disertai gejala yang lebih buruk,” ujar Dokter Spesialis Bedah Digestif Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dr. dr. Wifanto Saditya Jeo, Sp.B-KBD dalam Media Gathering Virtual Siloam Kebon Jeruk, Sabtu (5/12).
Ia menjelaskan, gejala awal kemunculan kanker usus besar ditandai dengan adanya benjolan kecil jinak berupa polip, yang dalam perkembangannya dapat bertransformasi menjadi ganas. Gejala lain yang dapat dialami antara lain gangguan buang air besar (BAB) yang mengeluarkan darah, sembelit, atau diare tanpa sebab yang jelas. Sering kali juga diikuti dengan rasa sakit pada perut, mudah lelah, dan turunnya berat badan.
Dr. Wifanto menuturkan bahwa kanker usus besar sering ditemukan pada rektum dan sigmoid. Lokasi ini berada 5-15 cm di atas anus dan tumbuhnya kanker pada lokasi tersebut menganggu fungsi otot sfingter yang mengatur pembuangan kotoran seperti proses defekasi.
“Berbagai teknik operasi dilakukan untuk mengobati kanker ini dan masih terus dikembangkan untuk mendapatkan hasil lebih baik. Salah satunya adalah teknik Trans-Anal Total Mesorectal Excision (TaTME),” terang dr. Wifanto.
Teknik ini merupakan tindakan operasi minimal invasif (minimal invasive surgery) yang tidak hanya bertujuan untuk penanganan usus buntu dan batu empedu, tapi juga efektif untuk pengobatan pasien kanker rektum (usus besar bagian bawah).
“Jika umumnya operasi kanker rektum membutuhkan sayatan di perut sepanjang 10-15 cm dan tumor dikeluarkan melalui luka sayatan besar, teknik Trans-Anal Total Mesorectal Excision hanya membutuhkan luka sayatan sekitar 1-2 cm saja,” papar dr Wifanto.
( )
Teknik terbaru ini juga memungkinkan spesimen tumor dan usus yang dipotong dapat dikeluarkan melalui lubang anus. “Keunggulan paling signifikan dari operasi laparoskopi dengan teknik Trans-Anal Total Mesorectal Excision adalah sayatan lebih kecil, sehingga bekas luka dan rasa sakit yang dialami lebih minim. Kondisi ini membuat pasien tidak membutuhkan obat nyeri dalam dosis besar serta mengurangi efek samping obat. Teknik ini juga membuat luka operasi lebih minimal dan proses perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat,” jelas dr. Wifanto.
Secara umum, kanker usus besar adalah kanker yang terjadi pada usus besar dan ditandai dengan tumbuhnya benjolan yang tidak terkendali.
(Baca Juga: Ingin Terhindar dari Kanker? Coba Konsumsi Makanan Ini! )
“Kanker ini berisiko terjadi pada segala usia, baik kelompok muda maupun tua. Pada kelompok usia muda biasanya disertai gejala yang lebih buruk,” ujar Dokter Spesialis Bedah Digestif Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dr. dr. Wifanto Saditya Jeo, Sp.B-KBD dalam Media Gathering Virtual Siloam Kebon Jeruk, Sabtu (5/12).
Ia menjelaskan, gejala awal kemunculan kanker usus besar ditandai dengan adanya benjolan kecil jinak berupa polip, yang dalam perkembangannya dapat bertransformasi menjadi ganas. Gejala lain yang dapat dialami antara lain gangguan buang air besar (BAB) yang mengeluarkan darah, sembelit, atau diare tanpa sebab yang jelas. Sering kali juga diikuti dengan rasa sakit pada perut, mudah lelah, dan turunnya berat badan.
Dr. Wifanto menuturkan bahwa kanker usus besar sering ditemukan pada rektum dan sigmoid. Lokasi ini berada 5-15 cm di atas anus dan tumbuhnya kanker pada lokasi tersebut menganggu fungsi otot sfingter yang mengatur pembuangan kotoran seperti proses defekasi.
“Berbagai teknik operasi dilakukan untuk mengobati kanker ini dan masih terus dikembangkan untuk mendapatkan hasil lebih baik. Salah satunya adalah teknik Trans-Anal Total Mesorectal Excision (TaTME),” terang dr. Wifanto.
Teknik ini merupakan tindakan operasi minimal invasif (minimal invasive surgery) yang tidak hanya bertujuan untuk penanganan usus buntu dan batu empedu, tapi juga efektif untuk pengobatan pasien kanker rektum (usus besar bagian bawah).
“Jika umumnya operasi kanker rektum membutuhkan sayatan di perut sepanjang 10-15 cm dan tumor dikeluarkan melalui luka sayatan besar, teknik Trans-Anal Total Mesorectal Excision hanya membutuhkan luka sayatan sekitar 1-2 cm saja,” papar dr Wifanto.
( )
Teknik terbaru ini juga memungkinkan spesimen tumor dan usus yang dipotong dapat dikeluarkan melalui lubang anus. “Keunggulan paling signifikan dari operasi laparoskopi dengan teknik Trans-Anal Total Mesorectal Excision adalah sayatan lebih kecil, sehingga bekas luka dan rasa sakit yang dialami lebih minim. Kondisi ini membuat pasien tidak membutuhkan obat nyeri dalam dosis besar serta mengurangi efek samping obat. Teknik ini juga membuat luka operasi lebih minimal dan proses perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat,” jelas dr. Wifanto.
(tsa)