Sertifikasi CHSE yang Diinisiasi Wamen Angela Tanoesoedibjo Ampuh Bangkitkan Industri Pariwisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf ) terus mendorong penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata Indonesia melalui program sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability). Program ini dinilai menjadi salah satu kunci sukses meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk kembali berwisata.
Direktur Pemasaran Regional 1 Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan, dalam praktiknya, program yang diinisiasi oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Angela Tanoesoedibjo itu sudah terbukti membangkitkan gairah pariwisata domestik.
( )
"Dari sekian banyak program yang kita gaungkan, program sertifikasi CHSE yang diinisiasi oleh Mba Wamen (Angela Tanoesoedibjo-red) ini benar-benar membantu industri bangkit dari keterpurukan, dan juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada calon wisatawan," ujar Vinsensius saat menghadiri acara FunTrip Partner Gathering bersama Kemenparekraf x Mister Aladin di Candi Borobudur, Jawa Tengah, belum lama ini.
Lebih lanjut Vinsensius menjelaskan, program sertifikasi CHSE nantinya akan diberlakukan secara nasional di 34 provinsi Indonesia. Kemenparekraf menargetkan 8.000 usaha pariwisata telah mendapatkan sertifikasi tersebut di tahun 2020.
Jumlahnya akan terus bertambah karena program ini dinilai memiliki sejumlah manfaat, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Salah satunya menyelaraskan strategi-strategi pengembangan destinasi wisata seiring berubahnya perilaku wisatawan.
Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, perilaku wisatawan memang dilaporkan mengalami perubahan. Di masa pandemi ini, wisatawan cenderung memilih destinasi-destinasi yang menerapkan protokol kesehatan sangat ketat. Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kini menjadi kunci dari kesuksesan pariwisata. Itulah sebabnya Kemenparekraf melakukan re-strategy dari konsep mass tourism menjadi quality tourism (wisata berkualitas), dan program sertifikasi CHSE menjadi ujung tombaknya.
"Orang-orang nantinya akan searching tempat yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Gambaran tentang protokol kesehatan ini akan sangat membantu industri pariwisata untuk bangkit kembali keterpurukan. Jadi harus selalu kita gaungkan," tegas Vinsensius.
Lantas, seberapa besar pengaruh sertifikasi CHSE bagi keberlangsungan pariwisata Indonesia?
Vinsensius mengatakan bahwa program CHSE tak hanya menerapkan standar berskala nasional, tetapi juga global. Seluruh protokol kesehatan yang terkandung dalam program CHSE dibuat berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan yang kemudian diterjemahkan oleh Kemenparekraf.
( )
Kemenparekraf juga melakukan benchmarking dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan beberapa negara lain. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program tersebut benar-benar dapat memastikan keselamatan dan kenyamanan wisatawan sehingga layak diterapkan.
"Dan untuk memastikan program CHSE dijalankan dengan baik, kami juga menggandeng lembaga serta mitra yang certified dan kredibel melakukan monitoring dan evaluasi. Mereka akan mengecek secara komprehensif apakah sudah sesuai dengan standar berlaku. Ini sangat penting untuk membandu industri pariwisata mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat," tandasnya.
Lihat Juga: Yovie Widianto Yakin Pemisahan Kemenparekraf Dorong Progresivitas bagi Musisi dan Seniman
Direktur Pemasaran Regional 1 Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan, dalam praktiknya, program yang diinisiasi oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Angela Tanoesoedibjo itu sudah terbukti membangkitkan gairah pariwisata domestik.
( )
"Dari sekian banyak program yang kita gaungkan, program sertifikasi CHSE yang diinisiasi oleh Mba Wamen (Angela Tanoesoedibjo-red) ini benar-benar membantu industri bangkit dari keterpurukan, dan juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada calon wisatawan," ujar Vinsensius saat menghadiri acara FunTrip Partner Gathering bersama Kemenparekraf x Mister Aladin di Candi Borobudur, Jawa Tengah, belum lama ini.
Lebih lanjut Vinsensius menjelaskan, program sertifikasi CHSE nantinya akan diberlakukan secara nasional di 34 provinsi Indonesia. Kemenparekraf menargetkan 8.000 usaha pariwisata telah mendapatkan sertifikasi tersebut di tahun 2020.
Jumlahnya akan terus bertambah karena program ini dinilai memiliki sejumlah manfaat, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Salah satunya menyelaraskan strategi-strategi pengembangan destinasi wisata seiring berubahnya perilaku wisatawan.
Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, perilaku wisatawan memang dilaporkan mengalami perubahan. Di masa pandemi ini, wisatawan cenderung memilih destinasi-destinasi yang menerapkan protokol kesehatan sangat ketat. Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kini menjadi kunci dari kesuksesan pariwisata. Itulah sebabnya Kemenparekraf melakukan re-strategy dari konsep mass tourism menjadi quality tourism (wisata berkualitas), dan program sertifikasi CHSE menjadi ujung tombaknya.
"Orang-orang nantinya akan searching tempat yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Gambaran tentang protokol kesehatan ini akan sangat membantu industri pariwisata untuk bangkit kembali keterpurukan. Jadi harus selalu kita gaungkan," tegas Vinsensius.
Lantas, seberapa besar pengaruh sertifikasi CHSE bagi keberlangsungan pariwisata Indonesia?
Vinsensius mengatakan bahwa program CHSE tak hanya menerapkan standar berskala nasional, tetapi juga global. Seluruh protokol kesehatan yang terkandung dalam program CHSE dibuat berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan yang kemudian diterjemahkan oleh Kemenparekraf.
( )
Kemenparekraf juga melakukan benchmarking dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan beberapa negara lain. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program tersebut benar-benar dapat memastikan keselamatan dan kenyamanan wisatawan sehingga layak diterapkan.
"Dan untuk memastikan program CHSE dijalankan dengan baik, kami juga menggandeng lembaga serta mitra yang certified dan kredibel melakukan monitoring dan evaluasi. Mereka akan mengecek secara komprehensif apakah sudah sesuai dengan standar berlaku. Ini sangat penting untuk membandu industri pariwisata mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat," tandasnya.
Lihat Juga: Yovie Widianto Yakin Pemisahan Kemenparekraf Dorong Progresivitas bagi Musisi dan Seniman
(tsa)