Coba Yuk! Diet Medeterania untuk Perbaiki Kesehatan Pencernaan

Jum'at, 11 Desember 2020 - 03:30 WIB
loading...
Coba Yuk! Diet Medeterania untuk Perbaiki Kesehatan Pencernaan
Diet Mediterania yang kaya buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan serta hanya sesekali mengonsumsi daging merah terkait dengan risiko depresi yang lebih rendah. Foto Ilustrasi/Getty Images
A A A
JAKARTA - Memperbaiki kebiasaan makan sehari-hari tidak hanya akan membantu melindungi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Hal itu bisa didapat juga dengan diet atau pola makan Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, serta kacang-kacangan dan sesekali mengonsumsi daging merah.

Seperti dilansir dari Mirror.co.uk, diet Mediterania memungkinkan Anda untuk makan tinggi serat, polifenol, dan memperoleh asam lemak tak jenuh agar dapat meningkatkan aktivitas mikroba usus yang menghasilkan zat antiinflamasi. Sebagaimana yang dipercaya, penelitian mengungkapkan bahwa pencernaan yang baik sangat memengaruhi suasana hati apalagi jika Anda makan makanan yang mendukung mikroba usus dengan triliunan bakteri baik di dalam usus.

( )

Memang, pola makan Mediterania yang kaya buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan serta hanya sesekali mengonsumsi daging merah sangat terkait dengan risiko depresi yang lebih rendah. Di sisi lain, kesehatan mental yang buruk cenderung diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat.

Diketahui, makan karbohidrat olahan tinggi dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. Indeks glikemik adalah cara untuk menentukan peringkat karbohidrat dalam makanan berdasarkan seberapa cepat karbohidrat itu dicerna, diserap oleh tubuh, memasuki darah, dan meningkatkan kadar insulin. Terungkap juga bahwa indeks glikemik tinggi karena makan makanan yang mengandung banyak karbohidrat olahan dan gula dapat merusak kesejahteraan psikologis Anda.

Saat membahas makanan dan suasana hati, kita tidak dapat mengabaikan mikrobioma usus karena mikrobioma itu berinteraksi dengan otak di kedua arah, melalui saraf, peradangan, dan hormon. Interaksi yang berubah antara otak dan mikrobioma usus yang memengaruhi kesehatan mental telah dipelajari pada hewan dan sangat mencerahkan.

Perubahan perilaku emosional terlihat pada hewan dengan perubahan mikrobioma usus. Ini sejalan dengan depresi berat pada orang dengan perubahan mikrobioma usus. Selain itu, transfer mikrobiota usus ke hewan dari pasien dengan depresi tampaknya menyebabkan keadaan seperti depresi pada hewan tersebut.

Sebaliknya, mengonsumsi makanan Mediterania yang tinggi serat, polifenol, dan asam lemak tak jenuh dapat meningkatkan aktivitas mikroba usus yang menghasilkan zat antiinflamasi.

Lebih lanjut, penelitian terbaru menemukan bahwa konsumsi probiotik oleh orang sehat, yang menargetkan mikrobioma usus, dapat mengubah respons otak menjadi lebih perhatian dan dapat meredakan gejala depresi. Diungkapkan juga bahwa mikrobioma usus dapat mengatur emosi di otak manusia. Sebuah pernyataan yang mengejutkan, meskipun sejauh ini tidak ada sebab dan akibat yang terbukti.

( )

Bukan hanya pencernaan yang sehat, bagi penderita diabetes, diet Mediterania juga bisa membantu menurunkan kadar gula darah dan berat badan. Pada 2019, jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology menerbitkan ulang analisis data terbaru dari percobaan lima tahun yang melibatkan 5.859 orang dewasa dengan diabetes tipe 2 atau berisiko terkena kardiovaskular. Penderita penyakit yang melakukan diet Mediterania yang dilengkapi minyak zaitun dan kacang-kacangan mengalami perubahan lingkar pinggang yang lebih menyusut.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1820 seconds (0.1#10.140)