Kenali Gejala Penyakit Psoriasis yang Menyerang Kulit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menurut data Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, terjadi kenaikan data kunjungan pasien Psoriasis dari tahun 2018 hingga 2019 sebanyak kurang lebih 9% dimana total pasien psoriasis (pasien lama & baru) di tahun 2019 mencapai 1.373 pasien dibandingkan di tahun 2018 yaitu 1.021 pasien. Namun mengingat banyaknya bentuk klinis penyakit ini, diperkiraan jumlah penyandangnya lebih banyak daripada yang dilaporkan.
Psoriasis terdiri dari berbagai tipe berdasarkan bentuk dan luasan sebarannya, antara lain Psoriasis Vulgaris (plak), Psoriasis Gutata (seperti tetesan air), Psoriasis Inversa ( di lipatan kulit ), Psoriasis Pustulosa (bentuk bernanah), Psoriasis Eritoderma (berwarna kemerahan dan bersisik di seluruh badan).
Baca juga : Yuk, Intip Isi Mobil Arya Saloka Selama Syuting Sinetron Ikatan Cinta
Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun yang tidak menular. Pasien psoriasis mengalami penebalan kulit, berwarna merah, dan bersisik yang terasa gatal, pedih, dan tidak nyaman di bagian tubuh terutama kulit kepala, siku, lutut, wajah, tangan, kaki, dan dapat disertai dengan kerusakan kuku.
Pergantian kulit pada manusia normal berlangsung sekitar 27 hari, tetapi pada psoriasis berlangsung sekitar 3-4 hari, pergantian sel kulit akan menjadi bercak-bercak eritema, berbatas tegas, kasar, dan berlapis-lapis.
Baca juga : Plant Base Food Bisa Jadi Pilihan Gaya Hidup Lebih Sehat Di 2021
Ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI) dr. Endi Novianto, SpKK(K), FINSDV, FAADV, menjelaskan, selain kulit, psoriasis juga dapat mengenai sendi dengan gejala pembengkakan, kekakuan, disertai nyeri terutama pada sendi jari tangan.
Psoriasis juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, stroke, dan penyakit jantung.
Baca juga : Ini Alasan Mie Instant Extra Pedas Jadi Primadona
“Psoriasis juga dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi, Kelainan kulit pada psoriasis juga dapat meluas ke seluruh tubuh. Namun, gejala dan komorbiditas psoriasis dapat dikontrol dengan baik dengan pengobatan yang tepat,” ucap dr Endi dalam keterangan resminya, Senin (21/12).
Ia menjelaskan, Meskipun tidak menyebabkan kematian, psoriasis sangat berdampak pada kehidupan sosial ekonomi penderitanya, mulai dari gangguan tidur, menimbulkan rasa malu, merasa tidak percaya diri, hingga mengalami depresi dan bahkan menyulitkan kehidupan bekerja mereka.
Baca juga : 5 Tempat Wisata di Bali yang Paling Diminati di Akhir Tahun
“Dukungan emosional kepada pasien dan penghilangan stigma negatif merupakan dukungan terpenting bagi peningkatan kepercayaan diri mereka,” ungkap dr Endi.
Ia menuturkan, Psoriasis memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya, kombinasi gen atau riwayat pada keluarga yang mengalami psoriasis, dan ditambah faktor eksternal sebagai pemicu timbulnya psoriasis. Faktor eksternal yang dapat memicu timbulnya psoriasis pada seseorang adalah stres, obesitas, merokok, obat, serta konsumsi alkohol.
Baca juga : Tambahkan Sedikit Rempah, Soto Daging Sapi Ini Makin Nikmat
“Pasien psoriasis harus memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosa dan pemeriksaan klinis yang tepat dengan melihat riwayat penyakit masing-masing pasien. Terdapat beberapa metode terapi yang dapat dilakukan oleh pasien psoriasis untuk mengontrol penyakitnya, yaitu terapi topikal, fototerapi, terapi sistemik konvensional dan agen bilogik yang merupakan terapi terbaru untuk psoriasis di Indonesia,” jelas dr. Endi.
Baca juga : Ingin Menginspirasi Anak Muda, Carla Yules Rutin Perawatan Kulit
Ia menambahkan, Dengan keadaan pandemik sekarang ini dan bila pasien mengalami kesulitan untuk datang dan berkonsultasi dengan Dokter yang menangani penyakit Psoriasis terdapat fasilitas konsultasi daring yang disediakan oleh beberapa rumah sakit maupun klinik agar pengobatan Psoriasis yang dijalaninya dapat berlangsung dengan baik.
Psoriasis terdiri dari berbagai tipe berdasarkan bentuk dan luasan sebarannya, antara lain Psoriasis Vulgaris (plak), Psoriasis Gutata (seperti tetesan air), Psoriasis Inversa ( di lipatan kulit ), Psoriasis Pustulosa (bentuk bernanah), Psoriasis Eritoderma (berwarna kemerahan dan bersisik di seluruh badan).
Baca juga : Yuk, Intip Isi Mobil Arya Saloka Selama Syuting Sinetron Ikatan Cinta
Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun yang tidak menular. Pasien psoriasis mengalami penebalan kulit, berwarna merah, dan bersisik yang terasa gatal, pedih, dan tidak nyaman di bagian tubuh terutama kulit kepala, siku, lutut, wajah, tangan, kaki, dan dapat disertai dengan kerusakan kuku.
Pergantian kulit pada manusia normal berlangsung sekitar 27 hari, tetapi pada psoriasis berlangsung sekitar 3-4 hari, pergantian sel kulit akan menjadi bercak-bercak eritema, berbatas tegas, kasar, dan berlapis-lapis.
Baca juga : Plant Base Food Bisa Jadi Pilihan Gaya Hidup Lebih Sehat Di 2021
Ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI) dr. Endi Novianto, SpKK(K), FINSDV, FAADV, menjelaskan, selain kulit, psoriasis juga dapat mengenai sendi dengan gejala pembengkakan, kekakuan, disertai nyeri terutama pada sendi jari tangan.
Psoriasis juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, stroke, dan penyakit jantung.
Baca juga : Ini Alasan Mie Instant Extra Pedas Jadi Primadona
“Psoriasis juga dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi, Kelainan kulit pada psoriasis juga dapat meluas ke seluruh tubuh. Namun, gejala dan komorbiditas psoriasis dapat dikontrol dengan baik dengan pengobatan yang tepat,” ucap dr Endi dalam keterangan resminya, Senin (21/12).
Ia menjelaskan, Meskipun tidak menyebabkan kematian, psoriasis sangat berdampak pada kehidupan sosial ekonomi penderitanya, mulai dari gangguan tidur, menimbulkan rasa malu, merasa tidak percaya diri, hingga mengalami depresi dan bahkan menyulitkan kehidupan bekerja mereka.
Baca juga : 5 Tempat Wisata di Bali yang Paling Diminati di Akhir Tahun
“Dukungan emosional kepada pasien dan penghilangan stigma negatif merupakan dukungan terpenting bagi peningkatan kepercayaan diri mereka,” ungkap dr Endi.
Ia menuturkan, Psoriasis memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya, kombinasi gen atau riwayat pada keluarga yang mengalami psoriasis, dan ditambah faktor eksternal sebagai pemicu timbulnya psoriasis. Faktor eksternal yang dapat memicu timbulnya psoriasis pada seseorang adalah stres, obesitas, merokok, obat, serta konsumsi alkohol.
Baca juga : Tambahkan Sedikit Rempah, Soto Daging Sapi Ini Makin Nikmat
“Pasien psoriasis harus memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosa dan pemeriksaan klinis yang tepat dengan melihat riwayat penyakit masing-masing pasien. Terdapat beberapa metode terapi yang dapat dilakukan oleh pasien psoriasis untuk mengontrol penyakitnya, yaitu terapi topikal, fototerapi, terapi sistemik konvensional dan agen bilogik yang merupakan terapi terbaru untuk psoriasis di Indonesia,” jelas dr. Endi.
Baca juga : Ingin Menginspirasi Anak Muda, Carla Yules Rutin Perawatan Kulit
Ia menambahkan, Dengan keadaan pandemik sekarang ini dan bila pasien mengalami kesulitan untuk datang dan berkonsultasi dengan Dokter yang menangani penyakit Psoriasis terdapat fasilitas konsultasi daring yang disediakan oleh beberapa rumah sakit maupun klinik agar pengobatan Psoriasis yang dijalaninya dapat berlangsung dengan baik.
(sal)