Parosmia, Efek Long Covid Ini Membuat Pasien Mencium Bau Tak Sedap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para peneliti telah mengidentifikasi rantai gejala potensial COVID-19 , karena kini banyak orang melaporkan beberapa gejala yang semakin aneh. Virus ini menyerang sistem pernapasan, yaitu hidung dan tenggorokan, dan dapat membuat orang kehilangan indra penciumannya.
Bukti terbaru menunjukkan bahwa COVID-19 juga dapat menyebabkan hal sebaliknya. Selama ini banyak orang yang terpapar COVID-19 kehilangan penciuma. Namun kini banyak kasus penyitas COVID-19 malah seprti mencium bau yang tidak sedap. Gangguan penciuman ini disebut parosmia. Beberapa orang melaporkan mencium bau tak sedap berbulan-bulan setelah tertular COVID-19.
Baca juga : Terpapar COVID-19, Maia Estianty Takjub Mampu Sembuh dalam Sehari
Dilansir dari Express, Kamis (31/12) efek long-covid dapat menghasilkan bau seperti belerang, ikan, roti bakar, atau rasa manis yang tidak enak.
Nirmal Kumar, ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan profesor di Edge Hill University Medical School, termasuk orang pertama yang mengidentifikasi anosmia atau hilangnya indra penciuman.
Profesor Kumar mendesak Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) untuk menambahkannya ke daftar gejala mereka jauh sebelum mereka melakukannya. Dia mengatakan gejala parosmia sangat aneh dan unik.
Profesor tersebut menambahkan bahwa dia telah mencatat peningkatan insiden sensasi penciuman baru ini. Kejadian ini terjadi lebih banyak pada petugas kesehatan dan usia muda.
Baca juga : Pandemi, Tekanan Hebat pada Kesehatan Mental Sejak PD II
"Pagi ini saya melihat dua pasien dengan parosmia. Yang satu mengatakan mereka bisa mencium bau ikan menggantikan bau lain, dan yang lain bisa mencium bau terbakar saat tidak ada asap di sekitarnya," kata Kumar.
Mereka yang menderita parosmia mengatakan hal itu mengurangi kenikmatan makanan dan mengubah bau benda-benda berbau lainnya. Jika ditambahkan dalam pedoman resmi PHE, parosmia akan menjadi gejala keempat penyakit tersebut.
Bukti terbaru menunjukkan bahwa COVID-19 juga dapat menyebabkan hal sebaliknya. Selama ini banyak orang yang terpapar COVID-19 kehilangan penciuma. Namun kini banyak kasus penyitas COVID-19 malah seprti mencium bau yang tidak sedap. Gangguan penciuman ini disebut parosmia. Beberapa orang melaporkan mencium bau tak sedap berbulan-bulan setelah tertular COVID-19.
Baca juga : Terpapar COVID-19, Maia Estianty Takjub Mampu Sembuh dalam Sehari
Dilansir dari Express, Kamis (31/12) efek long-covid dapat menghasilkan bau seperti belerang, ikan, roti bakar, atau rasa manis yang tidak enak.
Nirmal Kumar, ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan profesor di Edge Hill University Medical School, termasuk orang pertama yang mengidentifikasi anosmia atau hilangnya indra penciuman.
Profesor Kumar mendesak Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) untuk menambahkannya ke daftar gejala mereka jauh sebelum mereka melakukannya. Dia mengatakan gejala parosmia sangat aneh dan unik.
Profesor tersebut menambahkan bahwa dia telah mencatat peningkatan insiden sensasi penciuman baru ini. Kejadian ini terjadi lebih banyak pada petugas kesehatan dan usia muda.
Baca juga : Pandemi, Tekanan Hebat pada Kesehatan Mental Sejak PD II
"Pagi ini saya melihat dua pasien dengan parosmia. Yang satu mengatakan mereka bisa mencium bau ikan menggantikan bau lain, dan yang lain bisa mencium bau terbakar saat tidak ada asap di sekitarnya," kata Kumar.
Mereka yang menderita parosmia mengatakan hal itu mengurangi kenikmatan makanan dan mengubah bau benda-benda berbau lainnya. Jika ditambahkan dalam pedoman resmi PHE, parosmia akan menjadi gejala keempat penyakit tersebut.
(wur)