Bukan Cuma Vaksin, Ini Strategi Kemenkes Selesaikan Pandemi COVID-19 di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksin COVID-19 bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan pandemi COVID-19 di Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) memiliki beberapa strategi untuk menyelesaikan pandemi ini di Tanah Air.
Menurut Menkes, meski sudah divaksinasi, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Hal ini sesuai dengan anjuran yang ditetapkan pemerintah.
"Tadi bicara dengan banyak tokoh masyarakat, vaksin merupakan salah satu strategi untuk menyelesaikan pandemi. Tapi, tidak hanya bisa dengan vaksinasi. Ini yang ingin saya sampaikan ke bapak ibu dewan terhormat, supaya kalau bapak ibu kembali ke daerah, jangan kemudian dengan vaksin selesai," jelas Menkes Budi Gunadi saat Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menkes, BPOM, dan PT. Biofarma, kemarin (13/1).
"Tetap memakai masker, menjaga jaraknya, kemudian disiplin menerapkan ini (3M) harus tetap kita lakukan. Kita harus terus melakukan tracking dan tracing, data base-nya harus kita perbaiki supaya vaksinasi ini tidak sia-sia," lanjutnya.
Adapun strategi Kementerian Kesehatan lain untuk menyelesaikan pandemi COVID-19 saat ini adalah dengan menyelesaikannya dari hulu ke hilir. Dijelaskan bahwa Kemenkes akan mempermudah tes PCR untuk masyarakat di seluruh kabupaten dan kota madya (kodya).
"Kami percaya bahwa pandemi ini harus diselesaikan di sisi hulu, di-testing, tracing, dan perubahan perilaku. Kami akan mempermudah tes PCR di seluruh kabupaten dan kodya. Kami berusaha agar approval PCR-nya dipercepat dan Puskesmas untuk mempercepat tracing, segera mengeluarkan Permenkes swab antigen," jelasnya.
"Untuk menekan kasus aktif, kami akan melakukan kekuatan di sisi testing dan tracing juga isolasinya," sambung Menkes.
Di sisi lain, pemberian vaksin COVID-19 perdana dilakukan Rabu (13/1) di Istana Merdeka, Jakarta. Pemberian vaksin perdana ini menjadi penanda dimulainya tahap pertama vaksinasi COVID-19.
"Ini adalah hari yang bersejarah. Hari ini, kita memiliki alat bantu tambahan, alat pelindung baru, senjata amunisi ekstra untuk memutus penularan COVID-19," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro, kemarin.
Menurut Menkes, meski sudah divaksinasi, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Hal ini sesuai dengan anjuran yang ditetapkan pemerintah.
"Tadi bicara dengan banyak tokoh masyarakat, vaksin merupakan salah satu strategi untuk menyelesaikan pandemi. Tapi, tidak hanya bisa dengan vaksinasi. Ini yang ingin saya sampaikan ke bapak ibu dewan terhormat, supaya kalau bapak ibu kembali ke daerah, jangan kemudian dengan vaksin selesai," jelas Menkes Budi Gunadi saat Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menkes, BPOM, dan PT. Biofarma, kemarin (13/1).
"Tetap memakai masker, menjaga jaraknya, kemudian disiplin menerapkan ini (3M) harus tetap kita lakukan. Kita harus terus melakukan tracking dan tracing, data base-nya harus kita perbaiki supaya vaksinasi ini tidak sia-sia," lanjutnya.
Adapun strategi Kementerian Kesehatan lain untuk menyelesaikan pandemi COVID-19 saat ini adalah dengan menyelesaikannya dari hulu ke hilir. Dijelaskan bahwa Kemenkes akan mempermudah tes PCR untuk masyarakat di seluruh kabupaten dan kota madya (kodya).
"Kami percaya bahwa pandemi ini harus diselesaikan di sisi hulu, di-testing, tracing, dan perubahan perilaku. Kami akan mempermudah tes PCR di seluruh kabupaten dan kodya. Kami berusaha agar approval PCR-nya dipercepat dan Puskesmas untuk mempercepat tracing, segera mengeluarkan Permenkes swab antigen," jelasnya.
"Untuk menekan kasus aktif, kami akan melakukan kekuatan di sisi testing dan tracing juga isolasinya," sambung Menkes.
Di sisi lain, pemberian vaksin COVID-19 perdana dilakukan Rabu (13/1) di Istana Merdeka, Jakarta. Pemberian vaksin perdana ini menjadi penanda dimulainya tahap pertama vaksinasi COVID-19.
"Ini adalah hari yang bersejarah. Hari ini, kita memiliki alat bantu tambahan, alat pelindung baru, senjata amunisi ekstra untuk memutus penularan COVID-19," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro, kemarin.
(tsa)