Mengenal Xenophobia, Ketakutan yang Menyeret Jisoo BLACKPINK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Xenophobia ramai dibahasa di dunia maya. Di Twitter, tagar #XenophobiaIsNotAJoke menjadi trending topik, bersamaan dengan Jisoo BLACKPINK . Para Penggemar BLACKPINK atau Blink ikut menyuarakan tagar #ProtectJisoo.
Trending ini berawal saat Jisoo dilecehkan karena tidak lancar bahasa Inggris seperti anggota BLACKPINK lainnya, seperti Lisa, Jennie dan Rose. Blink merasa takut, pelaku penghinaan Jisoo itu merupakan xenophobia. Lantas apakah yang dimaksud xenophobia?
Dilansir Verrywell Mind, Rabu (20/1) xenophobia atau ketakutan terhadap orang asing adalah istilah luas yang dapat diterapkan pada ketakutan apapun terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain. Permusuhan terhadap orang luar sering kali merupakan reaksi terhadap rasa takut.
Kondisi ini biasanya melibatkan keyakinan bahwa ada konflik antara ingroup individu dan outgroup. Xenophobia sering tumpang tindih dengan bentuk prasangka termasuk rasisme dan homofobia, tetapi ada perbedaan penting.
Jika rasisme, homofobia, dan bentuk diskriminasi lainnya didasarkan pada karakteristik tertentu, xenophobia biasanya berakar pada persepsi anggota kelompok luar adalah orang asing bagi komunitas dalam kelompok. Meskipun xenophobia dapat diekspresikan dengan berbagai cara, tanda-tanda khasnya meliputi beberapa hal.
Di antaranya adalah merasa tidak nyaman di sekitar orang-orang yang termasuk dalam kelompok yang berbeda. Berusaha keras untuk menghindari area tertentu. Menolak berteman dengan orang lain hanya karena warna kulit, cara berpakaian, atau faktor eksternal lainnya. Kesulitan menanggapi supervisor dengan serius atau berhubungan dengan rekan satu tim yang tidak termasuk dalam kelompok ras, budaya, atau agama yang sama.
Meskipun ini mewakili ketakutan yang sebenarnya, kebanyakan orang xenophobia tidak benar-benar fobia. Sebaliknya, istilah tersebut paling sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mendiskriminasi orang asing dan pendatang.
Orang yang mengekspresikan xenophobia biasanya percaya bahwa budaya atau bangsanya lebih unggul, ingin menjauhkan imigran dari komunitasnya, dan bahkan mungkin melakukan tindakan yang merugikan mereka yang dianggap sebagai orang luar.
Xenophobia tidak dikenali sebagai gangguan mental dalam manual diagnostik dan statistik gangguan mental (DSM-5). Namun, beberapa psikolog dan psikiater telah menyarankan bahwa rasisme dan prasangka yang ekstrim harus diakui sebagai masalah kesehatan mental.
Trending ini berawal saat Jisoo dilecehkan karena tidak lancar bahasa Inggris seperti anggota BLACKPINK lainnya, seperti Lisa, Jennie dan Rose. Blink merasa takut, pelaku penghinaan Jisoo itu merupakan xenophobia. Lantas apakah yang dimaksud xenophobia?
Dilansir Verrywell Mind, Rabu (20/1) xenophobia atau ketakutan terhadap orang asing adalah istilah luas yang dapat diterapkan pada ketakutan apapun terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain. Permusuhan terhadap orang luar sering kali merupakan reaksi terhadap rasa takut.
Kondisi ini biasanya melibatkan keyakinan bahwa ada konflik antara ingroup individu dan outgroup. Xenophobia sering tumpang tindih dengan bentuk prasangka termasuk rasisme dan homofobia, tetapi ada perbedaan penting.
Jika rasisme, homofobia, dan bentuk diskriminasi lainnya didasarkan pada karakteristik tertentu, xenophobia biasanya berakar pada persepsi anggota kelompok luar adalah orang asing bagi komunitas dalam kelompok. Meskipun xenophobia dapat diekspresikan dengan berbagai cara, tanda-tanda khasnya meliputi beberapa hal.
Di antaranya adalah merasa tidak nyaman di sekitar orang-orang yang termasuk dalam kelompok yang berbeda. Berusaha keras untuk menghindari area tertentu. Menolak berteman dengan orang lain hanya karena warna kulit, cara berpakaian, atau faktor eksternal lainnya. Kesulitan menanggapi supervisor dengan serius atau berhubungan dengan rekan satu tim yang tidak termasuk dalam kelompok ras, budaya, atau agama yang sama.
Meskipun ini mewakili ketakutan yang sebenarnya, kebanyakan orang xenophobia tidak benar-benar fobia. Sebaliknya, istilah tersebut paling sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mendiskriminasi orang asing dan pendatang.
Orang yang mengekspresikan xenophobia biasanya percaya bahwa budaya atau bangsanya lebih unggul, ingin menjauhkan imigran dari komunitasnya, dan bahkan mungkin melakukan tindakan yang merugikan mereka yang dianggap sebagai orang luar.
Xenophobia tidak dikenali sebagai gangguan mental dalam manual diagnostik dan statistik gangguan mental (DSM-5). Namun, beberapa psikolog dan psikiater telah menyarankan bahwa rasisme dan prasangka yang ekstrim harus diakui sebagai masalah kesehatan mental.
(tdy)