Ditambah 3M, Vaksin Lebih Efektif Bentuk Herd Immunity
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sudah hampir satu tahun pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia dan dunia. Semua pihak telah berjuang untuk menghadapinya. Di tengah dinamika perkembangan pandemi, optimisme ditunjukkan oleh Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K), MPH selaku Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (PBM IHC). Menurut dr. Fathema, pandemi ini diatasi dengan bersama-sama disiplin menjaga protokol kesehatan 3M di semua lapisan masyarakat.
“ Vaksin juga sangat penting tetapi tidak bisa terlepas dari 3M . Jadi walaupun sudah divaksin tetap 3M. vaksin untuk mencapai herd immunity akan memagari orang-orang yang tidak bisa divaksin karena usia atau penyakit dan atau faktor lain,” jelasnya. Terkait vaksinasi, dr. Fathema optimis Indonesia akan mengalami percepatan.
Baca Juga : 50 Perempuan Indonesia Meninggal Setiap Hari Akibat Kanker Serviks
Sebab, data menunjukkan bahwa kapasitas vaksinasi yang dapat dilakukan di Indonesia adalah 16 juta orang per bulan. Hasil ini diperoleh dengan pengerahan 2.800 rumah sakit, 1.000 puskesmas, dan 8.000 klinik yang dimiliki. Dengan kapasitas dan kapabilitas tersebut, untuk mencapai 70 persen (182 juta) yang divaksinasi demi mencapai herd immunity harusnya bisa ditempuh dalam 5-6 bulan, bila vaksin tersedia.
Kapasitas dan kapabilitas ini akan bisa maksimal ketika vaksinasi sudah memasuki fase dua dimana persediaan dan permintaan vaksin sudah seimbang. “Saat ini masih di fase satu dimana permintaan tinggi namun stok terbatas karena kompetisi di level global. “Dengan maksimalnya kapasitas dan kapabilitas vaksinasi, saya optimis pemulihan kesehatan dan ekonomi akan cepat kembali. Vaksinasi adalah kesempatan bangsa untuk bangun, pulih, dan kembali tumbuh,” ujar dr. Fathema.
Melihat pada penanganan pandemi, dr. Fathema menyatakan perlunya memperkuat primary healthcare. Bagaimana memberdayakan puskesmas, tim di daerah, kepesertaan masyarakat. Karena satu daerah bisa lebih mengenal anggota masyarakat sehingga lebih maksimal dalam tracing. Dalam proses tracing itu perlu kecepatan. Kolaborasi dan koordinasi akan memperkuat dan mempercepat proses tracing.
Baca Juga : Waspada Covid Tongue, Gejala Covid-19 yang Menyerupai Sariawan
Dengan percepatan tracing, testing, dan hasil PCR; maka bisa secepatnya dilakukan isolasi dan treatment. Hal ini penting sekali untuk memutus rantai penularan COVID-19. “Karena kalau hanya terus menambah tempat tidur di rumah sakit saja maka tidak akan sanggup mengimbangi kecepatan penularannya,” kata dr. Fathema.
Vaksin Covid-19 yang disuntikkan dalam tubuh kita mengandung bagian dari virus sarcov 2 atau mengandung virus sarcov 2 yang sudah mati.Vaksin Covid-19 tersebut akan merangsang sistim imun tubuh untuk membentuk antibodi terhadap bagian virus sarcov 2 yang ada dalam vaksin.
“Antibodi yang terbentuk ini akan melindungi kita apabila virus sarcov 2 masuk ke dalam tubuh. Dengan vaksinasi, seseorang dapat terhindar dari infeksi virus sarcov 2 atau paling tidak hanya gejala ringan saja yang akan dialami oleh seseorang jika terpapar virus sarcov 2,” terang dr. Tolhas Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM.
“ Vaksin juga sangat penting tetapi tidak bisa terlepas dari 3M . Jadi walaupun sudah divaksin tetap 3M. vaksin untuk mencapai herd immunity akan memagari orang-orang yang tidak bisa divaksin karena usia atau penyakit dan atau faktor lain,” jelasnya. Terkait vaksinasi, dr. Fathema optimis Indonesia akan mengalami percepatan.
Baca Juga : 50 Perempuan Indonesia Meninggal Setiap Hari Akibat Kanker Serviks
Sebab, data menunjukkan bahwa kapasitas vaksinasi yang dapat dilakukan di Indonesia adalah 16 juta orang per bulan. Hasil ini diperoleh dengan pengerahan 2.800 rumah sakit, 1.000 puskesmas, dan 8.000 klinik yang dimiliki. Dengan kapasitas dan kapabilitas tersebut, untuk mencapai 70 persen (182 juta) yang divaksinasi demi mencapai herd immunity harusnya bisa ditempuh dalam 5-6 bulan, bila vaksin tersedia.
Kapasitas dan kapabilitas ini akan bisa maksimal ketika vaksinasi sudah memasuki fase dua dimana persediaan dan permintaan vaksin sudah seimbang. “Saat ini masih di fase satu dimana permintaan tinggi namun stok terbatas karena kompetisi di level global. “Dengan maksimalnya kapasitas dan kapabilitas vaksinasi, saya optimis pemulihan kesehatan dan ekonomi akan cepat kembali. Vaksinasi adalah kesempatan bangsa untuk bangun, pulih, dan kembali tumbuh,” ujar dr. Fathema.
Melihat pada penanganan pandemi, dr. Fathema menyatakan perlunya memperkuat primary healthcare. Bagaimana memberdayakan puskesmas, tim di daerah, kepesertaan masyarakat. Karena satu daerah bisa lebih mengenal anggota masyarakat sehingga lebih maksimal dalam tracing. Dalam proses tracing itu perlu kecepatan. Kolaborasi dan koordinasi akan memperkuat dan mempercepat proses tracing.
Baca Juga : Waspada Covid Tongue, Gejala Covid-19 yang Menyerupai Sariawan
Dengan percepatan tracing, testing, dan hasil PCR; maka bisa secepatnya dilakukan isolasi dan treatment. Hal ini penting sekali untuk memutus rantai penularan COVID-19. “Karena kalau hanya terus menambah tempat tidur di rumah sakit saja maka tidak akan sanggup mengimbangi kecepatan penularannya,” kata dr. Fathema.
Vaksin Covid-19 yang disuntikkan dalam tubuh kita mengandung bagian dari virus sarcov 2 atau mengandung virus sarcov 2 yang sudah mati.Vaksin Covid-19 tersebut akan merangsang sistim imun tubuh untuk membentuk antibodi terhadap bagian virus sarcov 2 yang ada dalam vaksin.
“Antibodi yang terbentuk ini akan melindungi kita apabila virus sarcov 2 masuk ke dalam tubuh. Dengan vaksinasi, seseorang dapat terhindar dari infeksi virus sarcov 2 atau paling tidak hanya gejala ringan saja yang akan dialami oleh seseorang jika terpapar virus sarcov 2,” terang dr. Tolhas Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM.