Bunda, Begini Cara Menjaga Kualitas Udara di Rumah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjaga kualitas udara dalam rumah begitu penting. Sementara, sebagian besar masyarakat perkotaan menghabiskan sekira 90% waktu di dalam ruangan. Masalahnya, tahukah Anda, udara di dalam ruangan memiliki polutan yang sama berbahayanya dengan di luar ruangan.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain buruknya ventilasi udara atau cahaya, polusi dari perabot dan panel kayu, serta asap rokok.
Rendahnya kualitas udara di dalam ruangan bisa berdampak serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang, khususnya bagi anak-anak, ibu hamil, dan orang tua, termasuk orang dengan penyakit jantung atau paru-paru.
Menurut penelitian US Environmental Protection Agency (EPA) atau lembaga perlindungan lingkungan di AS, polusi udara di dalam rumah bahkan 2-5kali lebih besar daripada di luar rumah. Untuk mengatasinya, ada cara yang bisa dilakukan sehingga kualitas udara di dalam rumah terjaga:
1. Gunakan tanaman hias
Ada jenis tanaman yang berperan sebagai biofilter yang dapat menyerap polusi. Pilih tanaman yang tidak butuh sinar matahari berlebih agar lebih tahan lama seperti tanaman hias laba-laba, lidah mertua, dracaena, dan lidah buaya.
2. Buka jendela
Bukalah jendela antara jam 8-11 siang agar udara bersikulasi alami. Masuknya sinar matahari membantu hilangkan jamur serta membunuh bakteri dan virus.
3. Kurangi penggunaan lampu pijar
Lampu pijar mengkonversi sekira 90% dari total energi menjadi panas saat memancar. Mengurangi penggunaan lampu ini meminimalisir suhu udara tidak sehat dan suhu ruangan jadi normal.
4. Gunakan produk pembersih alami
Perlu diketahui, pembersih ruangan berbahan kimia dapat menciptakan polusi ringan dalam bentuk Volatile Organic Compounds (VOC) atau dikenal dengan senyawa organik yang mudah menguap. Permasalahan ringan seperti iritasi kulit bahkan sampai menyebabkan gangguan paru-paru adalah dampak dari penggunaan produk pembersih berbahan kimia.
Sebagai alternatif, banyak bahan dapur yang ternyata dapat digunakan sebagai pembersih. Misalnya, cuka putih untuk membersihkan lantai, garam yang dapat meluruhkan minyak dan lemak dari oven, lemon untuk membersihkan permukaan perabotan, juga baking soda yang dikenal ampuh membersihkan noda pada pakaian.
5. Nyalakan exhaust saat masak
Exhaust kompor selain mengeluarkan CO2 dari kegiatan memasak, senyawa kimia yang dihasilkan dari peralatan dan bahan memasak dapat disaring dan diupkan keluar rumah serta mengurangi endapan asap jenuh di dapur. “Polutan di dalam rumah tidak kasat mata, ini yang kita hirup setiap hari. Salah satu sumbernya dari kegiatan masak,” kata dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM).
6. Kurangi penggunaan karpet
Karpet menyerap debu, kotoran, dan bakteri yang tidak baik untuk kesehatan. Beberapa jenis karpet dapat menyerap senyawa organik yang bersifat racun karena mengandung fluorinated. Jika masih menggunakan karpet pastikan memvakum seminggu sekali. Sri noviarni
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain buruknya ventilasi udara atau cahaya, polusi dari perabot dan panel kayu, serta asap rokok.
Rendahnya kualitas udara di dalam ruangan bisa berdampak serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang, khususnya bagi anak-anak, ibu hamil, dan orang tua, termasuk orang dengan penyakit jantung atau paru-paru.
Menurut penelitian US Environmental Protection Agency (EPA) atau lembaga perlindungan lingkungan di AS, polusi udara di dalam rumah bahkan 2-5kali lebih besar daripada di luar rumah. Untuk mengatasinya, ada cara yang bisa dilakukan sehingga kualitas udara di dalam rumah terjaga:
1. Gunakan tanaman hias
Ada jenis tanaman yang berperan sebagai biofilter yang dapat menyerap polusi. Pilih tanaman yang tidak butuh sinar matahari berlebih agar lebih tahan lama seperti tanaman hias laba-laba, lidah mertua, dracaena, dan lidah buaya.
2. Buka jendela
Bukalah jendela antara jam 8-11 siang agar udara bersikulasi alami. Masuknya sinar matahari membantu hilangkan jamur serta membunuh bakteri dan virus.
3. Kurangi penggunaan lampu pijar
Lampu pijar mengkonversi sekira 90% dari total energi menjadi panas saat memancar. Mengurangi penggunaan lampu ini meminimalisir suhu udara tidak sehat dan suhu ruangan jadi normal.
4. Gunakan produk pembersih alami
Perlu diketahui, pembersih ruangan berbahan kimia dapat menciptakan polusi ringan dalam bentuk Volatile Organic Compounds (VOC) atau dikenal dengan senyawa organik yang mudah menguap. Permasalahan ringan seperti iritasi kulit bahkan sampai menyebabkan gangguan paru-paru adalah dampak dari penggunaan produk pembersih berbahan kimia.
Sebagai alternatif, banyak bahan dapur yang ternyata dapat digunakan sebagai pembersih. Misalnya, cuka putih untuk membersihkan lantai, garam yang dapat meluruhkan minyak dan lemak dari oven, lemon untuk membersihkan permukaan perabotan, juga baking soda yang dikenal ampuh membersihkan noda pada pakaian.
5. Nyalakan exhaust saat masak
Exhaust kompor selain mengeluarkan CO2 dari kegiatan memasak, senyawa kimia yang dihasilkan dari peralatan dan bahan memasak dapat disaring dan diupkan keluar rumah serta mengurangi endapan asap jenuh di dapur. “Polutan di dalam rumah tidak kasat mata, ini yang kita hirup setiap hari. Salah satu sumbernya dari kegiatan masak,” kata dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM).
6. Kurangi penggunaan karpet
Karpet menyerap debu, kotoran, dan bakteri yang tidak baik untuk kesehatan. Beberapa jenis karpet dapat menyerap senyawa organik yang bersifat racun karena mengandung fluorinated. Jika masih menggunakan karpet pastikan memvakum seminggu sekali. Sri noviarni
(tdy)