Perubahan Suasana Hati Bisa Jadi Pertanda Alami Sleep Apnea
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sleep apnea adalah saat napas berhenti dan terjadi saat tidur . Jenis yang paling umum disebut obstructive sleep apnea (OSA). Apnea jenis ini terjadi ketika otot tenggorokan secara berkala rileks dan menghalangi jalan napas saat tidur.
Baca juga: Wanita Hamil Covid-19 Bisa Mentransfer Antibodi pada Bayinya
Banyak gejala OSA yang muncul selama tidur, tetapi bisa meluas hingga saat bangun. Menurut Mayo Clinic, mengalami perubahan suasana hati, seperti depresi atau mudah tersinggung, dapat menandakan OSA.
Meskipun kaitannya dengan perubahan suasana hati tidak sepenuhnya dipahami, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research telah menemukan kaitan dengan bahan kimia tertentu di otak.
"Dalam studi sebelumnya, kami telah melihat perubahan struktural di otak akibat sleep apnea, tetapi dalam studi ini kami benar-benar menemukan perbedaan substansial dalam dua bahan kimia yang memengaruhi cara kerja otak," kata ketua peneliti Paul Macey.
Seperti dilansir Daily Express, Sabtu (6/2), untuk penelitian tersebut, para peneliti memeriksa kadar dua bahan kimia otak yakni glutamat dan asam gamma-aminobutyric, juga dikenal sebagai GABA.
Bahan kimia ini ditemukan di bagian otak yang disebut insula. Bagian otak ini membantu mengatur sinyal dari daerah otak lain untuk membantu mengatur emosi, pemikiran, dan fungsi fisik tertentu seperti tekanan darah dan keringat.
Orang dengan sleep apnea memiliki tingkat GABA yang lebih rendah dan tingkat glutamat yang sangat tinggi. Sementara GABA bertindak sebagai penghambat mood, memperlambat segalanya dan membuat orang tetap tenang. Sedangkan glutamat memiliki efek sebaliknya.
Ketika kadar glutamat tinggi, otak menjadi stres dan tidak berfungsi dengan baik, jelas para peneliti. Gejala lain yang terkait dengan OSA meliputi mengantuk secara berlebihanan di siang hari, mendengkur keras, episode berhenti bernapas selama tidur yang diamati, bangun mendadak disertai dengan terengah-engah atau tersedak.
Baca juga: Konser Online Twice di Jepang Bakal Didukung Teknologi Canggih
Bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan, sakit kepala pagi, kesulitan berkonsentrasi pada siang hari, tekanan darah tinggi, berkeringat di malam hari dan libido menurun.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Baca juga: Wanita Hamil Covid-19 Bisa Mentransfer Antibodi pada Bayinya
Banyak gejala OSA yang muncul selama tidur, tetapi bisa meluas hingga saat bangun. Menurut Mayo Clinic, mengalami perubahan suasana hati, seperti depresi atau mudah tersinggung, dapat menandakan OSA.
Meskipun kaitannya dengan perubahan suasana hati tidak sepenuhnya dipahami, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research telah menemukan kaitan dengan bahan kimia tertentu di otak.
"Dalam studi sebelumnya, kami telah melihat perubahan struktural di otak akibat sleep apnea, tetapi dalam studi ini kami benar-benar menemukan perbedaan substansial dalam dua bahan kimia yang memengaruhi cara kerja otak," kata ketua peneliti Paul Macey.
Seperti dilansir Daily Express, Sabtu (6/2), untuk penelitian tersebut, para peneliti memeriksa kadar dua bahan kimia otak yakni glutamat dan asam gamma-aminobutyric, juga dikenal sebagai GABA.
Bahan kimia ini ditemukan di bagian otak yang disebut insula. Bagian otak ini membantu mengatur sinyal dari daerah otak lain untuk membantu mengatur emosi, pemikiran, dan fungsi fisik tertentu seperti tekanan darah dan keringat.
Orang dengan sleep apnea memiliki tingkat GABA yang lebih rendah dan tingkat glutamat yang sangat tinggi. Sementara GABA bertindak sebagai penghambat mood, memperlambat segalanya dan membuat orang tetap tenang. Sedangkan glutamat memiliki efek sebaliknya.
Ketika kadar glutamat tinggi, otak menjadi stres dan tidak berfungsi dengan baik, jelas para peneliti. Gejala lain yang terkait dengan OSA meliputi mengantuk secara berlebihanan di siang hari, mendengkur keras, episode berhenti bernapas selama tidur yang diamati, bangun mendadak disertai dengan terengah-engah atau tersedak.
Baca juga: Konser Online Twice di Jepang Bakal Didukung Teknologi Canggih
Bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan, sakit kepala pagi, kesulitan berkonsentrasi pada siang hari, tekanan darah tinggi, berkeringat di malam hari dan libido menurun.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
(nug)