Bagaimana Bedakan Gejala Long Covid, Reinfeksi atau Penyakit Berbeda?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seseorang setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, masih ada ancaman kesehatan yang bisa saja dirasakan, yakni long Covid-19 . Long Covid-19 adalah gejala yang masih dirasakan setelah seseorang dinyatakan sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh SARS Cov-2 tersebut. Apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan?
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 kepada Nakes Lansia Dilakukan Secara Bertahap
"Setelah sembuh dari Covid-19 , para penyintas ini harus segera memperbaiki nutrisinya, makan makanan bergizi dan tinggi protein. Berolahraga secara terukur, yang terbaik adalah dengan berjalan kaki bertahap sesuai kemampuan dan jangan lupa berpikir positif," ungkap dr Wily Pandu Ariawan, Sp. P., dokter spesialis paru RS Kanker Dharmais dalam diskusi bersama Nina Nugroho Solution di akun Instagram @ninanugrohostore, belum lama ini.
Dalam acara yang dipandu Nina Nugroho itu dibahas mengenai fenomena long Covid-19 yang belakangan ini ramai diperbincangkan.
Menurut dr Wily, long covid adalah sisa gejala yang masih dirasakan para penyintas Covid-19 setelah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut. Biasanya gejala yang dirasakan dengan intensitas dan frekuensi yang lebih ringan dibandingkan saat masih sakit. Namun ada juga beberapa yang merasakan gejala long covid lebih berat.
"Ada juga yang merasakan sesak napas saat berjalan agak jauh, batuk produktif, gangguan persyarafan seperti delirium bahkan ada juga yang mengalami efek psikiatris seperti halusinasi, melihat sesuatu yang orang lain tidak melihat. Sementara ada juga yang mengalami gangguan jantung, hipertensi, palpitasi yaitu sering merasa berdebar debar, ada yang mual, diare atau buang airnya tidak lancar atau konstipasi. Itu gambaran long covid, dari yang ringan sampai yang berat," papar dr Wily.
Menurutnya, long covid ini bisa dialami hingga selama 12 minggu. "Tetapi dari pengalaman di lapangan, semakin ke sini, gejalanya semakin ringan," urai dr Wily yang juga seorang penyintas Covid-19. Apabila gejala long covid dirasakan cukup berat, maka dibutuhkan intervensi rehabilitas medik maupun obat-obatan tertentu sesuai gejala yang dirasakan.
Lantas bagaimana membedakan gejala yang dirasakan adalah long covid, reinfeksi atau penyakit yang berbeda? Menurut dr Wily, hal itu bisa dilihat dari kapan dia dinyatakan sembuh dari Covid-19. Lalu, dr Wily menjelaskan yang dimaksud dengan definisi sembuh bagi penderita Covid-19 ini dibagi dalam dua katagori, yaitu bagi penderita dengan gejala ringan dan sedang serta bagi pasien dengan gejala berat.
Bagi penderita yang bergejala ringan, sedang atau OTG (orang tanpa gejala), maka dia dinyatakan sembuh setelah melakukan isolasi mandiri selama 10 hari ditambah 3 hari minimal telah bebas dari gejala, maka dia sudah dapat dinyatakan sembuh. Dalam hal ini tidak membutuhkan pemeriksaaan PCR sebagai alat untuk mengevaluasi progress pengobatan covid. Berbeda dengan pasien yang bergejala berat, maka dia membutuhkan minimal 1 kali PCR dengan hasil negatif, ditambah isolasi mandiri selama 7 hari, baru dinyatakan sembuh.
"Kalau gejala yang dirasakan dialami setelah sembuh dari Covid dengan definisi tersebut, maka itu adalah gejala long covid, sehingga tidak perlu PCR dan isolasi mandiri," jelasnya.
Namun, lanjut dr Wily, bila gejala muncul 3 bulan atau lebih setelah dinyatakan sembuh, maka kemungkinan adalah reinfeksi. Bila yang dialami adalah reinfeksi, maka dia perlu PCR dan isolasi mandiri.
"Antibodi yang timbul akibat infeksi Covid-19 hanya mampu bertahan selama 3 bulan di dalam tubuh. Jadi mereka yang pernah terinfeksi masih punya risiko terinfeksi kembali setelah 3 bulan, karena itu dibutuhkan vaksin untuk menimbulkan imun tubuhnya," papar dr Wily.
Apa yang harus dilakukan agar tak mengalami gejala long Covid? Dokter Wily mengutarakan, setelah sembuh dari Covid-19, kita harus mulai memperbaiki nutrisi, makan makanan bergizi dan tinggi protein. "Saat sakit, saya kehilangan 5 kg berat badan, karena memang sulit menerima asupan makanan ya. Begitu sembuh, maka asupan gizi ini yang harus pertama-tema dikejar," ungkapnya.
Seiring dengan asupan gizi yang tinggi protein, hal lain yang dilakukan adalah melakukan aktivitas fisik dini. Salah satu yang disarankan adalah berjalan, karena pada saat berjalan, semua otot tubuh dilatih, termasuk di antaranya otot jantung.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Astrazeneca Disebut Efektif Melawan Varian Virus Inggris
Selain asupan protein dan olahraga yang cukup, yang tidak kalah pentingnya adalah berpikir positif. Menurut dr Wily, sejumlah pasien mengalami depresi setelah sembuh dari Covid-19. Berbicara dengan sesama penyintas akan menurunkan kadar stres dan kekhawatiran yang dialami.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 kepada Nakes Lansia Dilakukan Secara Bertahap
"Setelah sembuh dari Covid-19 , para penyintas ini harus segera memperbaiki nutrisinya, makan makanan bergizi dan tinggi protein. Berolahraga secara terukur, yang terbaik adalah dengan berjalan kaki bertahap sesuai kemampuan dan jangan lupa berpikir positif," ungkap dr Wily Pandu Ariawan, Sp. P., dokter spesialis paru RS Kanker Dharmais dalam diskusi bersama Nina Nugroho Solution di akun Instagram @ninanugrohostore, belum lama ini.
Dalam acara yang dipandu Nina Nugroho itu dibahas mengenai fenomena long Covid-19 yang belakangan ini ramai diperbincangkan.
Menurut dr Wily, long covid adalah sisa gejala yang masih dirasakan para penyintas Covid-19 setelah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut. Biasanya gejala yang dirasakan dengan intensitas dan frekuensi yang lebih ringan dibandingkan saat masih sakit. Namun ada juga beberapa yang merasakan gejala long covid lebih berat.
"Ada juga yang merasakan sesak napas saat berjalan agak jauh, batuk produktif, gangguan persyarafan seperti delirium bahkan ada juga yang mengalami efek psikiatris seperti halusinasi, melihat sesuatu yang orang lain tidak melihat. Sementara ada juga yang mengalami gangguan jantung, hipertensi, palpitasi yaitu sering merasa berdebar debar, ada yang mual, diare atau buang airnya tidak lancar atau konstipasi. Itu gambaran long covid, dari yang ringan sampai yang berat," papar dr Wily.
Menurutnya, long covid ini bisa dialami hingga selama 12 minggu. "Tetapi dari pengalaman di lapangan, semakin ke sini, gejalanya semakin ringan," urai dr Wily yang juga seorang penyintas Covid-19. Apabila gejala long covid dirasakan cukup berat, maka dibutuhkan intervensi rehabilitas medik maupun obat-obatan tertentu sesuai gejala yang dirasakan.
Lantas bagaimana membedakan gejala yang dirasakan adalah long covid, reinfeksi atau penyakit yang berbeda? Menurut dr Wily, hal itu bisa dilihat dari kapan dia dinyatakan sembuh dari Covid-19. Lalu, dr Wily menjelaskan yang dimaksud dengan definisi sembuh bagi penderita Covid-19 ini dibagi dalam dua katagori, yaitu bagi penderita dengan gejala ringan dan sedang serta bagi pasien dengan gejala berat.
Bagi penderita yang bergejala ringan, sedang atau OTG (orang tanpa gejala), maka dia dinyatakan sembuh setelah melakukan isolasi mandiri selama 10 hari ditambah 3 hari minimal telah bebas dari gejala, maka dia sudah dapat dinyatakan sembuh. Dalam hal ini tidak membutuhkan pemeriksaaan PCR sebagai alat untuk mengevaluasi progress pengobatan covid. Berbeda dengan pasien yang bergejala berat, maka dia membutuhkan minimal 1 kali PCR dengan hasil negatif, ditambah isolasi mandiri selama 7 hari, baru dinyatakan sembuh.
"Kalau gejala yang dirasakan dialami setelah sembuh dari Covid dengan definisi tersebut, maka itu adalah gejala long covid, sehingga tidak perlu PCR dan isolasi mandiri," jelasnya.
Namun, lanjut dr Wily, bila gejala muncul 3 bulan atau lebih setelah dinyatakan sembuh, maka kemungkinan adalah reinfeksi. Bila yang dialami adalah reinfeksi, maka dia perlu PCR dan isolasi mandiri.
"Antibodi yang timbul akibat infeksi Covid-19 hanya mampu bertahan selama 3 bulan di dalam tubuh. Jadi mereka yang pernah terinfeksi masih punya risiko terinfeksi kembali setelah 3 bulan, karena itu dibutuhkan vaksin untuk menimbulkan imun tubuhnya," papar dr Wily.
Apa yang harus dilakukan agar tak mengalami gejala long Covid? Dokter Wily mengutarakan, setelah sembuh dari Covid-19, kita harus mulai memperbaiki nutrisi, makan makanan bergizi dan tinggi protein. "Saat sakit, saya kehilangan 5 kg berat badan, karena memang sulit menerima asupan makanan ya. Begitu sembuh, maka asupan gizi ini yang harus pertama-tema dikejar," ungkapnya.
Seiring dengan asupan gizi yang tinggi protein, hal lain yang dilakukan adalah melakukan aktivitas fisik dini. Salah satu yang disarankan adalah berjalan, karena pada saat berjalan, semua otot tubuh dilatih, termasuk di antaranya otot jantung.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Astrazeneca Disebut Efektif Melawan Varian Virus Inggris
Selain asupan protein dan olahraga yang cukup, yang tidak kalah pentingnya adalah berpikir positif. Menurut dr Wily, sejumlah pasien mengalami depresi setelah sembuh dari Covid-19. Berbicara dengan sesama penyintas akan menurunkan kadar stres dan kekhawatiran yang dialami.
(nug)