Buku Bersahabat dengan Kanker Paru Hadirkan Kisah Inspiratif dan Serukan Bahaya Kanker Paru

Senin, 01 Maret 2021 - 06:22 WIB
loading...
Buku “Bersahabat dengan Kanker Paru” Hadirkan Kisah Inspiratif dan Serukan Bahaya Kanker Paru
Foto Ilustrasi/iStock
A A A
JAKARTA - Kematian akibat kanker paru di Indonesia maupun di dunia menempati urutan pertama di antara semua jenis kanker. Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, kematian karena kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 18% menjadi 30.843 orang dengan kasus baru mencapai 34.783 kasus.

Saat ini, akses penyintas kanker paru di JKN juga belum merata. Berdasarkan Laporan Keuangan BPJS 2019, hanya 3% dana dari JKN telah dialokasikan untuk pengobatan kanker.



Menyikapi kondisi tersebut, para penyintas kanker paru Cancer Information & Support Centre (CISC) bersama Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) meluncurkan buku bertajuk “Bersahabat dengan Kanker Paru: Kumpulan Kisah Inspirasi Penyintas Kanker Paru”, sebuah buku karya 11 penulis yang terdiri dari penyintas dan caregiver anggota CISC, menceritakan kisah perjuangan mereka dalam melawan kanker paru.

Ketua Umum Cancer Information & Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli Putri mengatakan, peluncuran buku ini adalah wujud upaya CISC memperingati Hari Kanker Sedunia guna menghidupkan semangat yang besar bagi rekan-rekan penyintas kanker paru yang kini tengah berjuang melawan kanker paru.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi oleh penyintas kanker paru bukan hanya berjuang melawan kesakitan fisik, namun juga menghadapi beban psikologi, sosial, dan ekonomi.

“Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi tim penulis terutama sembilan penyintas kanker paru, yang telah berani secara terbuka mengungkapkan bagaimana perjalanan panjang menghadapi diagnosis dan pengobatan kanker paru, apalagi dalam kondisi masa pandemi COVID-19 yang tentu saja sangat berat,” ujar Aryanthi dalam diskusi virtual, belum lama ini.

Aryanthi menjelaskan bahwa akses pengobatan kanker paru memiliki peranan yang besar dalam kualitas hidup penyintas kanker paru. “Kami berharap penyintas kanker paru bisa mendapatkan akses yang tepat untuk diagnosis dan pengobatan sehingga mereka memiliki kualitas serta harapan hidup yang lebih baik,” terangnya.

Sementara itu Pokja Onkologi Toraks Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dalam diskusi ini, Dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K), menyampaikan bahwa pengobatan kanker paru telah tersedia di Indonesia dengan mengikuti panduan Tatalaksana Kanker Paru dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia sesuai pedoman internasional, termasuk pembedahan, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.

“Terobosan dalam penanganan kanker paru terus berkembang dan tersedia di Indonesia dapat meningkatkan harapan hidup serta kualitas hidup penderita kanker paru di Indonesia,” ucap dr Sita.

Ia menjelaskan, sistem kerja pengobatan imunoterapi ini adalah langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh. Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut.



“Peningkatan kualitas hidup penyintas kanker paru tidak terlepas dari kemudahan akses mendapatkan akses dari tahap diagnosis, terapi, dan tatalaksana paliatifnya,” tambah Dr. Sita.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2809 seconds (0.1#10.140)