Malas Sikat Gigi Dapat Berimbas pada Masalah Kesehatan yang Lebih Serius

Minggu, 21 Maret 2021 - 21:11 WIB
loading...
Malas Sikat Gigi Dapat Berimbas pada Masalah Kesehatan yang Lebih Serius
Penting untuk membiasakan anak menyikat gigi secara teratur pada waktu yang tepat. Foto Ilustrasi/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Hasil survei global yang dilakukan Pepsodent pada masa pandemi dan melibatkan 6.700 responden di delapan negara menunjukkan fakta yang memprihatinkan.

Sebanyak 70% masyarakat di Indonesia ternyata masih terfokus pada menjaga kesehatan fisik dan mental, sementara perawatan gigi dan mulut belum menjadi prioritas. Bahkan, sebanyak 30% responden mengaku pernah melewati sehari penuh tanpa menyikat gigi, umumnya disebabkan karena rasa malas (46%). Perilaku tersebut sangat disayangkan karena selain mengancam kesehatan gigi dan mulut, hal ini juga dapat meningkatkan risiko permasalahan kesehatan yang lebih serius.



Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia drg. Oscar Primadi mengatakan, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015 dinyatakan bahwa kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan.

"Fakta ini belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat karena menurut hasil RISKESDAS 2018, perilaku mendasar seperti menyikat gigi di waktu yang tepat terbilang masih rendah. Edukasi yang memadai masih sangat dibutuhkan," katanya dalam konferensi pers virtual belum lama ini.

Menyikapi hal itu, PT Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent selaku official partner FDI World Dental Federation bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia setiap tahun untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka dapat menikmati hidup yang lebih sehat.”

“Berangkat dari survei global yang kami lakukan, tahun ini kami ingin kembali membangkitkan kesadaran keluarga Indonesia tentang pentingnya menyikat gigi dua kali sehari, pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur," ujar drg. Ratu Mirah Afifah, Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation.

"Ketika kebiasaan ini terabaikan, survei memperlihatkan bahwa responden Indonesia mengalami sejumlah keluhan seperti nyeri pada gigi, gusi atau mulut (31%) dan kemunculan karies baru (25%). Kondisi ini semakin diperburuk karena banyak yang masih enggan memeriksakan diri dengan tingginya risiko penularan virus corona. Sebanyak 59% orang mengaku menghindari pergi ke dokter gigi meski giginya bermasalah,” lanjut drg. Mirah.

Sebagai langkah awal, kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut bisa dimulai dari rumah. Hal ini dipertegas oleh survei global Pepsodent yang mengungkap bahwa rutinitas anak menyikat gigi sangat dipengaruhi oleh orangtua sebagai role model mereka sehari-hari. Survei memperlihatkan bahwa anak berpotensi 7 kali melewatkan waktu menyikat gigi ketika orangtua mereka melewatkannya. Sedangkan di Indonesia, angkanya lebih tinggi dua kali lipat. Akibatnya, secara global kebiasaan anak menyikat gigi dua kali sehari menurun hingga 11% jika dibandingkan survei 2018.

“Kondisi ini harus segera diintervensi karena bakteri di rongga mulut dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan infeksi, serta peradangan di bagian tubuh lain. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, dapat memicu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia seperti stroke, jantung dan diabetes," ungkap drg. RM. Sri Hananto Seno, Ketua Pengurus Besar PDGI.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1359 seconds (0.1#10.140)