Sebabkan Kerugian River Where The Moon Rises, Ji Soo Dituntut Rp 38,6 Miliar

Jum'at, 02 April 2021 - 19:30 WIB
loading...
Sebabkan Kerugian River Where The Moon Rises, Ji Soo Dituntut Rp 38,6 Miliar
Ji Soo. Foto/Koreaboo.
A A A
SEOUL - Victory Contents, perusahaan yang memproduksi River Where The Moon Rises , telah menuntut Ji Soo dan agensi yang menaunginya, KeyEast Entertainment sebesar 3 miliar KRW setara dengan Rp 38,6 miliar sebagai ganti rugi setelah skandal bullying .

Menurut siaran pers Victory Contents, mereka telah mengajukan gugatan kompensasi ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul terhadap KeyEast untuk menuntut ganti rugi setelah skandal bullying Ji Soo. Ji Soo mulai syuting drama sebagai pemeran utama pria, tetapi keluar pada awal Maret setelah skandalnya.

Pada saat dia keluar, hampir 90% dramanya sudah difilmkan, yang berarti hampir seluruh drama difilmkan ulang dengan Na In Woo setelah Ji Soo diganti.

"Kami telah mengajukan gugatan kompensasi terhadap KeyEast ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul untuk mengklaim bagian ganti rugi kami," kata Victory Contents dilansir dari Koreaboo, Jumat (2/4).



"Banyak dari kalian yang mengetahui kasus ini, ini terkait dengan kontroversi bullying di sekolah yang dilakukan oleh aktor KeyEast, Ji Soo. KeyEast dan Ji Soo menandatangani kontrak aktor dengan kami untuk tampil di River Where The Moon Rises dan drama tersebut telah menerima banyak cinta dari pemirsa sejak mulai ditayangkan pada 15 Februari 2021," lanjutnya.

Namun pada Maret 2021, laporan mulai bermunculan tentang keterlibatan Ji Soo dalam bullying di sekolah. Skandal tersebut tidak terbatas hanya pada perkelahian antar siswa, tetapi juga pemerasan hingga pelecehan seksual . Ji Soo dan KeyEast mengakui kesalahannya , dan memutuskan untuk keluar dari River Where The Moon Rises.

"River Where The Moon Rises sedang dalam proses praproduksi dan ketika kontroversi bullying sekolah muncul, syuting untuk drama itu hampir selesai. Namun, saat aktornya diganti, kami harus syuting ulang semua adegan Ji Soo," jelas Victory Contents.

Biaya produksi drama ini sangat besar, dan jumlah biaya tambahan yang harus perusahaan tersebut keluarkan sangat besar karena syuting ulang. Tetapi mereka memutuskan untuk memfilmkan ulang episode 1-6 untuk menepati janji kepada penonton.



"Janji ini tidak hanya untuk penonton domestik, tetapi juga penonton global, karena ledakan Hallyu Wave tidak dapat dirusak oleh satu pelaku bullying sekolah. Namun, kami mengalami kerugian karena hal ini, mulai dari biaya staf, biaya lokasi dan peralatan, biaya penampilan, biaya seni, dan banyak lagi," ucap Victory Contents.

"Kami juga mengalami kerugian serius lainnya yang dapat mempengaruhi kami dalam waktu yang lama, seperti penurunan rating penonton, keluhan dari distributor luar negeri, penurunan penjualan, dan rusaknya citra perusahaan," tambahnya.

Untuk memulihkan kerugian ini secepat mungkin dan untuk berkonsentrasi dalam memproduksi drama yang bagus, Victory Contents mencoba menegosiasikan kompensasi dengan KeyEast, tetapi tidak berhasil karena KeyEast tidak bekerja sama.

"Kami ingin menyelesaikan tuntutan ini dan menerima kompensasi secepat mungkin, dan kami akan terus melakukan upaya besar untuk memastikan stasiun penyiaran dan penonton di seluruh dunia dapat terus menikmati menonton program yang sehat," tutup Victory Contents.



Ji Soo dituduh melakukan bullying di sekolah pada Maret 2021, dan tak lama kemudian, lebih banyak tuduhan terhadapnya muncul. KeyEast menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki tuduhan tersebut, dan Ji Soo memposting permintaan maaf atas tindakannya di masa lalu. Karena skandalnya, Ji Soo diganti di River Where The Moon Rises. KeyEast juga membantah klaim pelecehan seksual.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1639 seconds (0.1#10.140)