PTM Digelar, Ahli Ingatkan Vaksinasi agar Terus Berjalan

Jum'at, 09 April 2021 - 16:20 WIB
loading...
PTM Digelar, Ahli Ingatkan...
PTM Digelar, Ahli Ingatkan Vaksinasi agar Terus Berjalan. Foto/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Sejak Rabu (7/4), Jakarta sudah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di 85 sekolah tingkat SD, SMA dan SMK. Mereka melakukan PTM selama 3-4 jam yang berlangsung hingga 29 April 2021.

Ini merupakan tindak lanjut dari keluarnya Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. SKB yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri itu mengatur soal pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, pengamat vaksinasi dari Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan pemerintah sudah memandang perlu pembelajaran tatap muka, namun harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan dilengkapi fasilitas cuci tangan dengan air mengalir.

Selain itu, keluarnya SKB itu bukan berarti pada tahun ajaran nanti akan dibuka PTM, melainkan menyesuaikan kondisinya. “Kan masih beberapa bulan, kalau nanti pas PTM berjalan dan kasus (Covid-19) naik bisa berubah lagi,” kata mantan Direktur Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan itu, Jumat (9/4).



Ia meminta masyarakat jangan terlalu gembira dulu melihat laju perkembangan kasus Covid-19 belakangan ini. Sebab, sewaktu menjadi Direktur Organisasi Kesehatan Dunia Wilayah Asia Tenggara (WHO-SEARO), ia pernah merasakan perkembangan kasus Covid-19 di India di mana ia berkantor di New Delhi yang berubah-rubah secara drastis.

“India pernah mengalami kasus harian bertambah hanya 10 ribu kasus. Namun beberapa hari kemudian naik 100.000 kasus. Jadi, susah diprediksi,” jelas Prof Tjandra.

Menurutnya, para orang tua murid tak perlu kawatir meskipun anak-anak mereka belum divaksinasi. Vaksinasi Covid-19 masih dalam taraf uji klinis, sehingga belum bisa diberikan pada tahun ajaran baru nanti.

“Orang tua tak perlu cemas, kasus penularan Covid-19 pada anak-anak, seperti murid pendidikan anak usia dini relatif sedikit dibandingkan pada orang dewasa lansia. Kecuali itu, guru-guru mereka baru boleh mengajar apabila sudah divaksinasi. Meski begitu orang tua diberikan wewenang untuk membolehkan anaknya ikut PTM atau tetap pembelajaran jarak jauh (PJJ),” papar Prof Tjandra.



Ia berharap vaksinasi Covid-19 harus tetap berjalan, sambil pemerintah mencari solusi terhadap sejumlah negara produsen vaksin melakukan embargo atau ketidakmampuan pabrik vaksin memenuhi komitmennya.

Sementara itu, pengamat pendidikan Arief Rahman mengatakan bahwa sekarang sudah ada beberapa sekolah yang menyelenggarakan PTM dan itu akan dikendalikan juga oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Dia (Kemenkes) akan menetapkan berapa jumlah muridnya, lalu jam belajarnya sampai jam berapa. Jadi semua sudah ada panduannya. Ngga ada masalah,” ungkap Arief.

Selanjutnya pemberian lampu hijau PTM terletak pada zona daerah itu bukan berdasarkan pada jenjang pendidikan. Artinya meski SD, jika masuk dalam zona merah, tetap tidak diijinkan PTM. Menurutnya, lebih baik dilakukan PTM karena ada dua alasan.



“Pertama, kalau siswa pergi ke sekolah, secara fisik dia akan bergerak. Akan ketemu dengan teman-temannya dia senang. Kedua, siswa bisa bertanya langsung kalau ada masalah kepada gurunya,” tutup Arief.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)