Covid-19 pada Anak Jangan Diremehkan Karena Berisiko Sebabkan Kematian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Covid-19 menyerang tanpa pandang bulu. Penyakit ini menginfeksi manusia tanpa melihat usia, ras dan jenis kelamin, tak terkecuali pada anak-anak yang berusia 0-18 tahun. Lantas seberapa besar risiko anak terinfeksi Covid-19?
Menjawab hal tersebut Konsultan respirologi anak dari Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), menjelaskan bahwa anak-anak juga memiliki risiko yang cukup besar terinfeksi Covid-19.
“Meskipun persentasenya lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, namun angka proporsi pada anak saat ini sudah cenderung stabil di Indonesia mencapai 12 persen, atau sekira 200 ribu anak usia 0-18 tahun yang terkena Covid-19,” terang dr. Nastiti, saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (22/4/2021)
Baca Juga : Puasa Bisa Sebabkan Dehidrasi, Penting Penuhi Asupan Cairan
Dokter Nastiti menjelaskan bahwa waktu awal pandemi, proporsi anak terinfeksi Covid-19 memang agak rendah. Hal ini disebabkan karena anak jarang melakukan aktivitas keluar rumah dan sekolahnya juga banyak dilakukan secara online.
Selain itu anak juga memiliki reseptor yang berperan pada Covid-19 lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Meski demikian, saat ini proporsi infeksi Covid-19 pada anak di Indonesia justru cenderung stabil.
“Anak itu bisa terkena Covid-19 apabila mereka tertular dari orang dewasa ataupun bisa tertular dari anak lainnya. Jadi ketika anak tersebut tertular Covid-19, ia bisa menularkan ke orang lain, termasuk ke orang dewasa dan mereka juga bisa mengalami perburukan yang menyebabkan kematian,” lanjutnya.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Satgas Covid-19 , anak Indonesia usia 0-18 tahun yang meninggal karena Covid-19 itu sudah 572. Angka ini menunjukkan bahwa cukup banyak juga anak-anak yang meninggal akibat Covid-19.
Baca Juga : Bermutasi atau Tidak, Covid-19 Tetap Mampu Membuat Gejala yang Parah
“Jadi masyarakat tidak boleh meremehkan Covid-19 pada anak. IDAI saat ini sudah sangat sering diajak rapat dengan menteri pendidikan untuk persiapan tahun ajaran baru sebagai pertimbangan anak itu bisa terinfeksi Covid-19 dan mengalami perburukan hingga meninggal dan menularkan ke anak serta orang dewasa lain,” tuntasnya.
Menjawab hal tersebut Konsultan respirologi anak dari Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), menjelaskan bahwa anak-anak juga memiliki risiko yang cukup besar terinfeksi Covid-19.
“Meskipun persentasenya lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, namun angka proporsi pada anak saat ini sudah cenderung stabil di Indonesia mencapai 12 persen, atau sekira 200 ribu anak usia 0-18 tahun yang terkena Covid-19,” terang dr. Nastiti, saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (22/4/2021)
Baca Juga : Puasa Bisa Sebabkan Dehidrasi, Penting Penuhi Asupan Cairan
Dokter Nastiti menjelaskan bahwa waktu awal pandemi, proporsi anak terinfeksi Covid-19 memang agak rendah. Hal ini disebabkan karena anak jarang melakukan aktivitas keluar rumah dan sekolahnya juga banyak dilakukan secara online.
Selain itu anak juga memiliki reseptor yang berperan pada Covid-19 lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Meski demikian, saat ini proporsi infeksi Covid-19 pada anak di Indonesia justru cenderung stabil.
“Anak itu bisa terkena Covid-19 apabila mereka tertular dari orang dewasa ataupun bisa tertular dari anak lainnya. Jadi ketika anak tersebut tertular Covid-19, ia bisa menularkan ke orang lain, termasuk ke orang dewasa dan mereka juga bisa mengalami perburukan yang menyebabkan kematian,” lanjutnya.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Satgas Covid-19 , anak Indonesia usia 0-18 tahun yang meninggal karena Covid-19 itu sudah 572. Angka ini menunjukkan bahwa cukup banyak juga anak-anak yang meninggal akibat Covid-19.
Baca Juga : Bermutasi atau Tidak, Covid-19 Tetap Mampu Membuat Gejala yang Parah
“Jadi masyarakat tidak boleh meremehkan Covid-19 pada anak. IDAI saat ini sudah sangat sering diajak rapat dengan menteri pendidikan untuk persiapan tahun ajaran baru sebagai pertimbangan anak itu bisa terinfeksi Covid-19 dan mengalami perburukan hingga meninggal dan menularkan ke anak serta orang dewasa lain,” tuntasnya.
(wur)