Jangan Abai Imunitas Tubuh Meski Sudah Divaksinasi

Jum'at, 30 April 2021 - 04:21 WIB
loading...
Jangan Abai Imunitas...
Foto Ilustrasi/Telegraph
A A A
JAKARTA - Paska program vaksinasi di Indonesia, penyebaran COVID-19 belum turun signifikan. Kasus harian tetap ada. Bahkan, sudah mulai 6.000-an kasus lagi per hari.

Hal itu tentu cukup mengkhawatirkan. Di Indonesia, kasusnya sudah di atas 1,6 juta, dengan kematian lebih dari 44 ribu. Saat ini, Indonesia di peringkat ke-18 di dunia, dari sisi jumlah kasus COVID-19. Indonesia masih perlu waspada, karena baru melakukan vaksinasi 2%-an dari target jumlah orang yang divaksin.

"Masalah COVID-19 di Indonesia belum dapat diatasi sesuai harapan. Harus diingatkan menjalankan 5M dan juga menjaga imunitas tubuh adalah sesuatu yang penting, agar pencegahan bisa benar-benar dilaksanakan. Kita sudah sangat menderita, karena pandemi tidak kunjung selesai,” ujar Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) dalam webinar bersama SOHO Global Health, belum lama ini.

Menurut dr. Erlina, sebenarnya Indonesia bisa belajar dari India, yang baru-baru ini mengalami tsunami COVID-19 hingga jumlah kasus yang terinfeksi mencapai 200 ribu per hari. Bahkan, angka kematian akibat COVID-19 juga meningkat.

“Ini terjadi karena masyarakat abai dengan protokol kesehatan dan karena mereka merasa sudah divaksin. Belajar dari India, maka vaksin bukan segala-galanya. Kalau sudah divaksin, jangan euforia dan abai dengan prokes,” ucapnya.

Sementara itu Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Immunologi, Dr. dr. Gatot Soegiarto, Sp.PD-KAI, FINASIM juga menegaskan tidak ada perlindungan yang sifatnya 100% dari vaksin. Dalam kondisi sekarang, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan memberikan perlindungan 50% saja melalui vaksin sudah bisa dilakukan.

Dr Gatot mengatakan, sebaliknya ada bahan tertentu yang memiliki kemampuan untuk membentuk titer antibodi seperti echinacea purpurea, bahan herbal yang bermanfaat sebagai immunomodulator.

"Penggunaan immunomodulator seperti echiancea purpurea ternyata bisa meningkatkan titer antibodi terhadap vaksinasi. Respon tubuh menjadi lebih baik," jelasnya.

Ia menuturkan bahwa lansia disarankan mengonsumsi immunomodulator seperti echinace purpurea, karena sifatnya kalau imun lemah dia membantu meningkatkan, kalau sudah berlebihan akan mengerem.

"Lansia itu mengalami penurunan fungsi imun. Lansia kalau mengonsumsi immunomodulator seperti echinace purpurea, maka pemberian itu bagus. Artinya, dalam kondisi yang kurang, maka lansia harus dibantu atau dirangsang dengan immunomodulator seperti echinacea purpurea," katanya.

Dr. Erlina menambahkan, masyarakat yang sudah mendapat vaksin COVID pun tetap butuh suplemen seperti immunomodulator.

"Sebenarnya, suplemen atau vitamin itu ada di makanan, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Tapi, tidak semua orang suka sayur dan buah. Jadi, menurut saya, harus ada beberapa ikhtiar untuk menghindari terjadinya infeksi COVID-19 ini. Selain vaksinasi, juga bisa menjalankan 5M, termasuk juga dengan meningkatkan imunitas tubuh, salah satunya dengan mengonsumsi immunomodulator," terang Dr. Erlina.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1811 seconds (0.1#10.140)