Wah, Ternyata Vitamin C Berfungsi Sebagai Kolagen Untuk Kulit, Ini Kata Ahli!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vitamin C dibutuhkan tubuh untuk menjaga sistem di dalam tubuh tetap berfungsi dengan baik, termasuk kesehatan kulit. Sayangnya vitamin C tidak bisa diproduksi oleh tubuh.
Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK (K), seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik, menjelaskan, vitamin C juga dikenal baik untuk memelihara fungsi organ, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, menjaga kesehatan kulit, tulang dan gigi.
Baca juga : Cantiknya Masya Allah, 4 Penampilan Ashanty Berhijab di Bulan Ramadhan
"Vitamin C memiliki banyak fungsi. Yang pertama adalah sebagai antioksidan. Selain itu, juga dapat berfungsi sebagai kolagen yang sangat baik untuk kecantikan kulit " ungkap Inge pada konferensi pers virtual Holisticare Ester C 1000, beberapa waktu lalu.
Sayangnya vitamin ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Vitamin C juga tidak dapat disimpan dalam tubuh dalam jangka waktu lama karena merupakan vitamin larut dalam air.
Baca juga : Simpel dan Menarik, Intip 3 Gaya Hijab Awkarin di Ramadhan 2021
Sehingga untuk memenuhinya perlu adanya asupan dari luar misalnya makanan yang kaya akan vitamin C, seperti buah dan sayur. "Ini dikarenakan manusia tidak memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari prekursor vitamin C," ujar Inge.
Menurut Inge beberapa jenis buah yang merupakan sumber vitamin C alami diantarnya adalah jeruk, mangga, jambu, nanas, kiwi, tomat, stroberi, dan pepaya. Selain itu, vitamin C juga banyak terkandung di dalam sayuran seperti paprika, brokoli, kentang, dan kembang kol.
Baca juga : Tak Ragu Vaksinasi Semua Anaknya, Zaskia Adya Mecca: Ini Bentuk Ikhtiar Orangtua
Meski asupan vitamin C mudah dipenuhi dengan rutin mengonsumsi buah dan sayuran, namun vitamin ini diketahui sangat mudah rusak karena mudah teroksidasi. Inge pun memberikan tips agar vitamin C yang dikonsumsi dari buah dan sayuran dapat diserap secara optimal oleh tubuh.
Menurut Inge, dalam mengonsumsi asupan tersebut, penting untuk tidak terlalu banyak mengolahnya.Buah dan sayuran itu baiknya di makan segar, jika bisa pengolahan pada buah dan sayuran tersebut pun jangan terlalu banyak. “Misalnya dengan tidak memotong sayuran kecil-kecil,” tutur Inge.
Baca juga : Akhir Pekan IHSG Diprediksi Perkasa, Mau Pilih Saham Emiten Sawit, Makanan, atau Rokok?
Agar lebih mudah dan sederhana memenuhi vitamin C Inge menyarankan untuk mengonsumsi suplemen.Dia mengimbau agar mengonsumsinya sesuai dengan dosis yang tepat dapat memenuhi kebutuhan tubuh masing-masing "Tetapi pastikan suplemen vitamin C yang dipilih memiliki kandungan yang tepat dan baik untuk tubuh," ujar Inge.
Sementara itu Chief Strategy Officer Konimex Group Edward Joesoef mengatakan saat ini masyarakat mulai kembali beraktivitas di luar rumah, sementara pandemi belum sepenuhnya berakhir, sehingga diperlukan asupan vitamin yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dengan optimal.
"Saat ini kami mempunyai Holisticare Ester C 1000 dengan kandungan vitamin C yang lebih tinggi, bertahan hingga 24 jam dalam tubuh atau 24-hours bioavailability. Ditambah lagi, lebih tidak perih di lambung serta relatif lebih rendah resiko batu ginjal,” paparnya.
Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK (K), seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik, menjelaskan, vitamin C juga dikenal baik untuk memelihara fungsi organ, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, menjaga kesehatan kulit, tulang dan gigi.
Baca juga : Cantiknya Masya Allah, 4 Penampilan Ashanty Berhijab di Bulan Ramadhan
"Vitamin C memiliki banyak fungsi. Yang pertama adalah sebagai antioksidan. Selain itu, juga dapat berfungsi sebagai kolagen yang sangat baik untuk kecantikan kulit " ungkap Inge pada konferensi pers virtual Holisticare Ester C 1000, beberapa waktu lalu.
Sayangnya vitamin ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Vitamin C juga tidak dapat disimpan dalam tubuh dalam jangka waktu lama karena merupakan vitamin larut dalam air.
Baca juga : Simpel dan Menarik, Intip 3 Gaya Hijab Awkarin di Ramadhan 2021
Sehingga untuk memenuhinya perlu adanya asupan dari luar misalnya makanan yang kaya akan vitamin C, seperti buah dan sayur. "Ini dikarenakan manusia tidak memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari prekursor vitamin C," ujar Inge.
Menurut Inge beberapa jenis buah yang merupakan sumber vitamin C alami diantarnya adalah jeruk, mangga, jambu, nanas, kiwi, tomat, stroberi, dan pepaya. Selain itu, vitamin C juga banyak terkandung di dalam sayuran seperti paprika, brokoli, kentang, dan kembang kol.
Baca juga : Tak Ragu Vaksinasi Semua Anaknya, Zaskia Adya Mecca: Ini Bentuk Ikhtiar Orangtua
Meski asupan vitamin C mudah dipenuhi dengan rutin mengonsumsi buah dan sayuran, namun vitamin ini diketahui sangat mudah rusak karena mudah teroksidasi. Inge pun memberikan tips agar vitamin C yang dikonsumsi dari buah dan sayuran dapat diserap secara optimal oleh tubuh.
Menurut Inge, dalam mengonsumsi asupan tersebut, penting untuk tidak terlalu banyak mengolahnya.Buah dan sayuran itu baiknya di makan segar, jika bisa pengolahan pada buah dan sayuran tersebut pun jangan terlalu banyak. “Misalnya dengan tidak memotong sayuran kecil-kecil,” tutur Inge.
Baca juga : Akhir Pekan IHSG Diprediksi Perkasa, Mau Pilih Saham Emiten Sawit, Makanan, atau Rokok?
Agar lebih mudah dan sederhana memenuhi vitamin C Inge menyarankan untuk mengonsumsi suplemen.Dia mengimbau agar mengonsumsinya sesuai dengan dosis yang tepat dapat memenuhi kebutuhan tubuh masing-masing "Tetapi pastikan suplemen vitamin C yang dipilih memiliki kandungan yang tepat dan baik untuk tubuh," ujar Inge.
Sementara itu Chief Strategy Officer Konimex Group Edward Joesoef mengatakan saat ini masyarakat mulai kembali beraktivitas di luar rumah, sementara pandemi belum sepenuhnya berakhir, sehingga diperlukan asupan vitamin yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dengan optimal.
"Saat ini kami mempunyai Holisticare Ester C 1000 dengan kandungan vitamin C yang lebih tinggi, bertahan hingga 24 jam dalam tubuh atau 24-hours bioavailability. Ditambah lagi, lebih tidak perih di lambung serta relatif lebih rendah resiko batu ginjal,” paparnya.
(sal)