Sejarawan Ini Sebut Kalau Mitos Babi Ngepet sejak Dulu Munculnya di Bulan Puasa

Sabtu, 01 Mei 2021 - 14:34 WIB
loading...
Sejarawan Ini Sebut Kalau Mitos Babi Ngepet sejak Dulu Munculnya di Bulan Puasa
Paham-paham yang menjelaskan bahwa babi ngepet adalah praktik kaya secara instan pun sudah diyakini masyarakat sejak lama.
A A A
JAKARTA - Sejarawan , Asep Kambali mengungkapkan bahwa sejak dulu mitos pesugihan babi ngepet itu munculnya di bulan Ramadhan atau Idul Fitri. Hal ini berkaitan dengan keperluan materi masyarakat yang meningkat.

Baca juga: Ternyata Palsu, Begini Asal Usul Pesugihan Babi Ngepet di Indonesia Menurut Sejarawan

"Ritual pesugihan babi ngepet itu dari dulu biasa munculnya di bulan puasa atau mendekati Idul Fitri, karena secara ekonomi masyarakat di momen ini membutuhkan uang," papar Asep pada MNC Portal Indonesia, belum lama ini.

Paham-paham yang menjelaskan bahwa babi ngepet adalah praktik kaya secara instan pun sudah diyakini masyarakat sejak lama. "Ya, ini kembali ke kepercayaan masyarakat saja. Untuk babi ngepet, teknik pesugihan ini dianggap berisiko sangat besar karena melibatkan nyawa," terang Asep.

Dia coba membandingkan dengan ritual ziarah ke makam keramat misalnya. Pada praktik tersebut, masyarakat mendatangi makam keramat lalu mengharapkan barokah dari makam tersebut. Di sisi lain, orang tersebut masih ada usaha untuk mendapatkan kesuksesan.

"Beda dengan babi ngepet, ini praktik yang dipercaya jadi kaya secara instan. Tapi, risikonya nyawa. Ya, kepercayaan babi ngepet bisa kelihatan hanya pada mereka yang telanjang pun jadi bagian dari mitos satu ini," tambahnya.

Ya, babi ngepet dikatakan hanya dapat dilihat pada mereka yang telanjang bulat. Kepercayaan ini pun muncul karena ada konotasi bahwa mereka yang telanjang dianggap sama dengan makhluk halus energinya. Tidak hanya itu, dalam perkembangan mitos babi ngepet pun dikenal praktik penggal kepala.

Baca juga: Babi Ngepet Hanya Mitos, Begini Pendapat Ketua PP Muhammadiyah

"Itu semua kepercayaan. Bagi yang rasional, ya, mungkin menganggap itu tidak benar. Apalagi sampai memenggal kepala babi dan kemudian membongkar lagi kuburan si babi, kalau memang benar itu manusia, ya, dia akan berubah. Semua itu hanya kepercayaan," tambah Asep.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1794 seconds (0.1#10.140)