Lagi Viral Orang Sering Marah saat Ditegur Petugas Karena Langgar Aturan, Psikolog Sarankan Mereka Diproses Hukum!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Media sosial belakangan ini sering heboh dengan video kemarahan segelintir masyarakat kepada petugas lantaran melanggar aturan. Video yang viral antara lain seorang perempuan yang melontarkan kalimat kasar kepada petugas kepolisian. Hal tersebut diketahui lantaran mobil yang ditumpanginya diminta putar balik oleh petugas.
Aksi perempuan yang sedang menggendong bayi itu pun viral dan menuai ragam kecaman netizen. Kemudian, ada pula video seorang perempuan yang mengamuk kepada petugas penyekatan di kawasan Cilegon lantaran mobilnya diminta putar balik.
Psikolog Klinis Meity Arianty turut menanggapi fenomena ini. Dia mengatakan, perilaku masyarakat yang seperti itu bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Di antaranya, pelaku memiliki sikap negatif terhadap hukum lalu lintas dan terhadap polantas, sikap kepatuhan masyarakat, kondisi sosial budaya akan ketidakjelasan konsep benar dan salah, dan tidak adanya figur yang dijadikan panutan.
Baca Juga : Diminta Putar Balik saat Mau ke Pantai Anyer, Perempuan Ini Malah Ngamuk!
“Namun yang paling penting adalah, kualitas individu yang bersangkutan, seperti knowledge, skill, attitude atau sikap mental. Dalam hal ini, tentu yang saya sebutkan di atas sering kali menjadi penyebab individu-individu melakukan palanggaran,” kata Meity saat dihubungi MNC Portal, Minggu (16/5/2021).
Namun, sambung dia, melihat beberapa video tentang perilaku pengedara yang marah-marah hingga mengeluarkan kata-kata kasar tersebut lebih disebabkan karena mental pelaku. Sikap tersebut juga pasti dapat berdampak kepada anak-anak yang menyaksikan video tersebut.
“Bisa di bayangkan anak-anak yang menyaksikan video tersebut atau melihat orang tuanya melakukan perilaku tersebut ke petugas, itu akan menjadi contoh buruk dan anak tersebut akan menganggap cara itu kelak dpaat dilakukan ke petugas jika mereka mengalami hal yang sama di jalan raya,” ujarnya.
Di sisi lain, pelaku juga dapat mendapatkan efek sangsi sosial karena perbuatannya lewat video yang viral. “Pelaku yang akhirnya menjadi viral selain menjadi contoh perilaku buruk, pelaku tentu akan malu dan menyesal dan mungkin bagi yang tidak menyadari kesalahannya malah akan makin kesal atau marah. Namun, saya percaya pelaku-pelaku yang melakukan hal tersebut tentu saat melakukan bisa jadi tidak sadar apa yang dilakukannya akan berdampak buruk dan mempermalukan dirinya sendiri,” jelasnya.
Baca Juga : Penumpang Mobil Plat B Maki Petugas Perbatasan Sukabumi gegara Diminta Putar Balik, Hotman Paris: Ayo Laporkan Mereka!
Namun, kata dia, alangkah lebih baik apabila para pelanggar tersebut dapat diproses hukum. Ini dapat menjadi contoh pengendara atau orang lain agar tidak bertindak serupa.
“Bila ingin memberi efek jera agar tidak diikuti oleh pengendara lainnya, ya, bisa diproses karena dianggap melawan petugas dan mengeluarkan kata-kata kasar ke petugas di depan umum. Dengan begitu, pengendara lain dapat belajar dari kasus tersebut agar belajar mengontrol diri saat di jalan raya dan bijak dalam berkendara,” terangnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
Aksi perempuan yang sedang menggendong bayi itu pun viral dan menuai ragam kecaman netizen. Kemudian, ada pula video seorang perempuan yang mengamuk kepada petugas penyekatan di kawasan Cilegon lantaran mobilnya diminta putar balik.
Psikolog Klinis Meity Arianty turut menanggapi fenomena ini. Dia mengatakan, perilaku masyarakat yang seperti itu bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Di antaranya, pelaku memiliki sikap negatif terhadap hukum lalu lintas dan terhadap polantas, sikap kepatuhan masyarakat, kondisi sosial budaya akan ketidakjelasan konsep benar dan salah, dan tidak adanya figur yang dijadikan panutan.
Baca Juga : Diminta Putar Balik saat Mau ke Pantai Anyer, Perempuan Ini Malah Ngamuk!
“Namun yang paling penting adalah, kualitas individu yang bersangkutan, seperti knowledge, skill, attitude atau sikap mental. Dalam hal ini, tentu yang saya sebutkan di atas sering kali menjadi penyebab individu-individu melakukan palanggaran,” kata Meity saat dihubungi MNC Portal, Minggu (16/5/2021).
Namun, sambung dia, melihat beberapa video tentang perilaku pengedara yang marah-marah hingga mengeluarkan kata-kata kasar tersebut lebih disebabkan karena mental pelaku. Sikap tersebut juga pasti dapat berdampak kepada anak-anak yang menyaksikan video tersebut.
“Bisa di bayangkan anak-anak yang menyaksikan video tersebut atau melihat orang tuanya melakukan perilaku tersebut ke petugas, itu akan menjadi contoh buruk dan anak tersebut akan menganggap cara itu kelak dpaat dilakukan ke petugas jika mereka mengalami hal yang sama di jalan raya,” ujarnya.
Di sisi lain, pelaku juga dapat mendapatkan efek sangsi sosial karena perbuatannya lewat video yang viral. “Pelaku yang akhirnya menjadi viral selain menjadi contoh perilaku buruk, pelaku tentu akan malu dan menyesal dan mungkin bagi yang tidak menyadari kesalahannya malah akan makin kesal atau marah. Namun, saya percaya pelaku-pelaku yang melakukan hal tersebut tentu saat melakukan bisa jadi tidak sadar apa yang dilakukannya akan berdampak buruk dan mempermalukan dirinya sendiri,” jelasnya.
Baca Juga : Penumpang Mobil Plat B Maki Petugas Perbatasan Sukabumi gegara Diminta Putar Balik, Hotman Paris: Ayo Laporkan Mereka!
Namun, kata dia, alangkah lebih baik apabila para pelanggar tersebut dapat diproses hukum. Ini dapat menjadi contoh pengendara atau orang lain agar tidak bertindak serupa.
“Bila ingin memberi efek jera agar tidak diikuti oleh pengendara lainnya, ya, bisa diproses karena dianggap melawan petugas dan mengeluarkan kata-kata kasar ke petugas di depan umum. Dengan begitu, pengendara lain dapat belajar dari kasus tersebut agar belajar mengontrol diri saat di jalan raya dan bijak dalam berkendara,” terangnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
(wur)