Pentingnya Edukasi Keluarga dalam Menciptakan Masyarakat Sehat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia 2 tahun sangat pesat. Di usia tersebut, anak memerlukan pemberian makanan yang mengandung zat gizi mikro seperti protein, lemak, dan karbohidrat; serta zat makro di antaranya vitamin dan mineral, untuk mencapai tumbuh kembang optimal.
Baca juga: Pasangan Anda Selingkuh? Coba Tanyakan 5 Pertanyaan Berikut Ini
Sementara itu, jika Anda memberikan nutrisi yang salah, maka itu akan berdampak pada gangguan pertumbuhan.
Berdasarkan hal tersebut, Sebanyak 6.000 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) siap mengedukasi keluarga dalam upaya menciptakan masyarakat sehat, sejahtera dan bahagia.
Ketua Umum PP HIMPAUDI, Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si, mengatakan, guru PAUD mendidik anak-anak generasi bangsa dan juga bisa menjadi pionir perubahan bangsa.
"Saat ini literasi gizi tidak diberikan secara baik oleh para guru dan kalah saing dengan iklan-iklan produk makanan dan minuman. Akibatnya anak-anak mengalami berbagai gangguan gizi dan kesehatan, karena keluarga tidak terbiasa menerapkan kemampuan bagaimana memilih makanan, mengetahui harus dan tidak boleh diminum, serta bagaimana menjaga kesehatan tubuhnya," papar Prof Netty dalam Webinar Edukasi Gizi, Rabu (19/5).
Dia menuturkan, banyak sekali yang mengira telah mengonsumsi makanan sehat, padahal tidak sehat. "Misalnya, banyak orang merasa susu kental manis itu juga susu, sama seperti susu yang lain. Padahal tidak," ujar Prof Netty.
Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat menambahkan, selama ini literasi gizi banyak simpang siur atau salah persepsi, yang menganggap susu kental manis itu sebagai minuman bernutrisi.
Padahal faktanya tidak lebih adalah mengandung gula yang cukup tinggi yang tidak lain hanyalah sirup beraroma susu.
Baca juga: Ditarget Segera Lepas Masa Lajang, Cita Citata Let It Flow Saja
"Karenanya, saya berharap orang tua nantinya dapat memberikan asupan gizi kepada balita atau anak-anak mereka, yang sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah ataupun peraturan yang ada di Indonesia. Jadi, harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak, tidak boleh banyak gula," ungkap Arif.
Lihat Juga: Mengenal Meita Irianty, Influencer Parenting yang Jadi Tersangka Penganiayaan Balita di Depok
Baca juga: Pasangan Anda Selingkuh? Coba Tanyakan 5 Pertanyaan Berikut Ini
Sementara itu, jika Anda memberikan nutrisi yang salah, maka itu akan berdampak pada gangguan pertumbuhan.
Berdasarkan hal tersebut, Sebanyak 6.000 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) siap mengedukasi keluarga dalam upaya menciptakan masyarakat sehat, sejahtera dan bahagia.
Ketua Umum PP HIMPAUDI, Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si, mengatakan, guru PAUD mendidik anak-anak generasi bangsa dan juga bisa menjadi pionir perubahan bangsa.
"Saat ini literasi gizi tidak diberikan secara baik oleh para guru dan kalah saing dengan iklan-iklan produk makanan dan minuman. Akibatnya anak-anak mengalami berbagai gangguan gizi dan kesehatan, karena keluarga tidak terbiasa menerapkan kemampuan bagaimana memilih makanan, mengetahui harus dan tidak boleh diminum, serta bagaimana menjaga kesehatan tubuhnya," papar Prof Netty dalam Webinar Edukasi Gizi, Rabu (19/5).
Dia menuturkan, banyak sekali yang mengira telah mengonsumsi makanan sehat, padahal tidak sehat. "Misalnya, banyak orang merasa susu kental manis itu juga susu, sama seperti susu yang lain. Padahal tidak," ujar Prof Netty.
Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat menambahkan, selama ini literasi gizi banyak simpang siur atau salah persepsi, yang menganggap susu kental manis itu sebagai minuman bernutrisi.
Padahal faktanya tidak lebih adalah mengandung gula yang cukup tinggi yang tidak lain hanyalah sirup beraroma susu.
Baca juga: Ditarget Segera Lepas Masa Lajang, Cita Citata Let It Flow Saja
"Karenanya, saya berharap orang tua nantinya dapat memberikan asupan gizi kepada balita atau anak-anak mereka, yang sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah ataupun peraturan yang ada di Indonesia. Jadi, harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak, tidak boleh banyak gula," ungkap Arif.
Lihat Juga: Mengenal Meita Irianty, Influencer Parenting yang Jadi Tersangka Penganiayaan Balita di Depok
(nug)