Vaksin Saja Tak Cukup Tangkal Paparan Varian Baru Mutasi Covid-19, Imunitas Tubuh Harus Tetap Dijaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyebaran Virus Covid-19 masih terus terjadi di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Adanya beberapa varian baru dari virus tersebut juga membuat semua orang khawatir. Walaupun sudah banyak orang yang menerima vaksinasi , protokol kesehatan tetap harus terus dijalankan. Selain itu, penting juga masyarakat terus memperkuat imunitas agar terhindar dari paparan virus.
Sistem imun memang menjadi pelindung vital bagi tubuh untuk dapat melawan penyakit. Menurut Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, tubuh memiliki sistem imun atau sistem pertahanan, sebagai mekanisme alami untuk melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, jamur.
Sistem imun adalah semua mekanisme tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya baik yang berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh. Bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing akan mudah masuk, sehingga menyebabkan terkena infeksi dan muncul beberapa gejala misalnya bersin, demam dan lainnya.
“Apalagi kondisi saat ini, dimana virus corona mudah menyebar dan pada kasus seperti ini, jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah memperkuat atibodi,” ujar Prof Iris, beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, Kekebalan tubuh bersifat dinamis, dapat naik turun. Imunitas dipengaruhi usia, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, olahraga, dan emosi.
Baca Juga : Diminta Waspada, 54 Mutasi Baru Covid-19 Telah Ditemukan di Indonesia
Makin dewasa, antibodi seseorang akan semakin kuat. Namun, antibodi juga bisa melemah seiring bertambahnya usia. Imunitas tubuh bisa dijaga dan diperbaiki dengan pola hidup sehat, artinya sehat asupan makanan bernutrisi dan olahraga.
“Selain itu, olahraga rutin, tidur cukup, minum-cukup air putih juga dianjurkan, sehingga bisa mendetoksifikasi racun. Kurang tidur dan stres bisa memicu turunnya imunitas tubuh yang otomatis menurunkan kualitas antibodi,” terangnya.
Menurut Prof. Iris, sistem imun dapat ditingkatkan dengan memodulasi (mengatur) sistem daya tahan tubuh menggunakan imunostimulan. “Imunostimulan berfungsi meningkatkan pertahanan alamiah tubuh untuk mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri, dan juga berbagai penyakit dimana sistem imun mengalami penurunan atau penekanan,” ungkap Prof Iris.
Ia menuturkan, Imunostimulan dapat membantu sistem kerja imun dengan cara merangsang pembentukan berbagai sel-sel imun yang memiliki fungsi penting, salah satunya dengan meningkatkan pembentukan antibodi dan sitokin serta memperbaiki fungsi fagosistosis.
“Jadi makanan yang bernutrisi itu penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Apabila seseorang tidak sempat makan makanan yang bergizi komplit, maka dapat dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen atau imunostimulan,” terang Prof Iris. Ia menambahkan, penggunaan imunostimulan dapat dianjurkan pada orang-orang yang merencanakan bepergian, dan sering berada di pusat keramaian.
Baca Juga : Awas! Mutasi Baru Covid-19 Mampu Jebol Imunitas Anak-Anak dan Remaja
“Selain itu, kelompok usia yang rentan memiliki daya tahan tubuh rendah, terutama lanjut usia. Meningkatkan daya tahan tubuh pada kondisi ini menjadi sangat penting untuk semua orang,” imbuhnya. (Iman Firmansyah)
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Sistem imun memang menjadi pelindung vital bagi tubuh untuk dapat melawan penyakit. Menurut Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, tubuh memiliki sistem imun atau sistem pertahanan, sebagai mekanisme alami untuk melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, jamur.
Sistem imun adalah semua mekanisme tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya baik yang berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh. Bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing akan mudah masuk, sehingga menyebabkan terkena infeksi dan muncul beberapa gejala misalnya bersin, demam dan lainnya.
“Apalagi kondisi saat ini, dimana virus corona mudah menyebar dan pada kasus seperti ini, jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah memperkuat atibodi,” ujar Prof Iris, beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, Kekebalan tubuh bersifat dinamis, dapat naik turun. Imunitas dipengaruhi usia, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, olahraga, dan emosi.
Baca Juga : Diminta Waspada, 54 Mutasi Baru Covid-19 Telah Ditemukan di Indonesia
Makin dewasa, antibodi seseorang akan semakin kuat. Namun, antibodi juga bisa melemah seiring bertambahnya usia. Imunitas tubuh bisa dijaga dan diperbaiki dengan pola hidup sehat, artinya sehat asupan makanan bernutrisi dan olahraga.
“Selain itu, olahraga rutin, tidur cukup, minum-cukup air putih juga dianjurkan, sehingga bisa mendetoksifikasi racun. Kurang tidur dan stres bisa memicu turunnya imunitas tubuh yang otomatis menurunkan kualitas antibodi,” terangnya.
Menurut Prof. Iris, sistem imun dapat ditingkatkan dengan memodulasi (mengatur) sistem daya tahan tubuh menggunakan imunostimulan. “Imunostimulan berfungsi meningkatkan pertahanan alamiah tubuh untuk mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri, dan juga berbagai penyakit dimana sistem imun mengalami penurunan atau penekanan,” ungkap Prof Iris.
Ia menuturkan, Imunostimulan dapat membantu sistem kerja imun dengan cara merangsang pembentukan berbagai sel-sel imun yang memiliki fungsi penting, salah satunya dengan meningkatkan pembentukan antibodi dan sitokin serta memperbaiki fungsi fagosistosis.
“Jadi makanan yang bernutrisi itu penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Apabila seseorang tidak sempat makan makanan yang bergizi komplit, maka dapat dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen atau imunostimulan,” terang Prof Iris. Ia menambahkan, penggunaan imunostimulan dapat dianjurkan pada orang-orang yang merencanakan bepergian, dan sering berada di pusat keramaian.
Baca Juga : Awas! Mutasi Baru Covid-19 Mampu Jebol Imunitas Anak-Anak dan Remaja
“Selain itu, kelompok usia yang rentan memiliki daya tahan tubuh rendah, terutama lanjut usia. Meningkatkan daya tahan tubuh pada kondisi ini menjadi sangat penting untuk semua orang,” imbuhnya. (Iman Firmansyah)
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
(wur)