Komunikasi ‘Ribet’ dan Telenovela Bikin Kangen Anak 2000-an
loading...

Telepon umum koin jadi andalan para remaja era 1970-an hingga awal 2000-an untuk berkomunikasi dengan biaya murah. Foto/via telmob.id
A
A
A
JAKARTA - Mungkin kamu tak sadar bahwa tahun 2000-an adalah masa 20 tahun yang lalu. Bagi mereka yang muda pada zaman ini, kira-kira apa saja yang mereka rindukan dari era ini?
Pada era 2000-an, kita memang belum bisa berkomunikasi lewat video call atau free call semudah sekarang. Namun, cara jadul seperti surat-suratan, SMS dengan isi pesan terbatas, dan telepon dari warung telekomunikasi (wartel) atau telepon umum justru malah jadi hal yang sangat membekas dalam ingatan generasi era tersebut. Generasi 2000-an juga cenderung lebih memaknai setiap pertemuan karena fokus pada orang yang ditemui dan bukan pada gawai yang dimiliki.
“Paling dikangenin, ya, warnet, sama telepon koin. Soalnya di warnet biasa suka main Friendster. Sama sering beli majalah,” ujar Nina Nurina, 36.
Generasi 2000-an pasti tidak asing dengan warung internet alias warnet. Meskipun hingga saat ini warnet masih ada, tapi masa jaya warnet adalah pada era ini. Perangkat yang digunakan masih berupa komputer jadul lengkap dengan wallpaper Windows XP dan koleksi gim lama seperti Age of Empires, The Sims, dan Need for Speed Underground.
![Komunikasi ‘Ribet’ dan Telenovela Bikin Kangen Anak 2000-an]()
Foto: Instagram@agusprastiyo704
Sementara minat membaca majalah di kalangan remaja saat itu juga sangat tinggi. Generasi 2000-an dengan sabar menanti hiburan yang satu ini karena majalah biasanya terbit dua minggu atau sebulan sekali. Hal yang ditunggu-tunggu pembaca dari majalah favoritnya adalah bonusnya. Tak jarang majalah memberikan bonus seperti tote bag, kalender, note book, sampai lirik lagu.
Selain warnet dan majalah, Nina juga mengungkapkan bahwa ia rindu masa-masa membeli kartu perdana dengan harga mahal. Dulu kartu perdana dibanderol dengan harga sekitar Rp250 ribu. Saat ini, kartu perdana dapat dengan mudah dan murah didapatkan dengan kisaran harga mulai dari Rp2.000 sampai Rp15.000.
Perkembangan alat komunikasi juga maju sangat pesat. Pada era 2000-an, tidak semua orang punya ponsel. Ada pun ponsel yang dulu mendapat julukan ‘HP sejuta umat’ adalah Nokia 3310. Ponsel tersebut sudah dianggap teknologi canggih pada masanya dengan layar kecil tidak berwarna, permainan Snake yang hit pada era itu, dan baterai yang tahan lama hingga berhari-hari. Ponsel ini juga terkenal tahan banting.
Baca Juga: Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains
![Komunikasi ‘Ribet’ dan Telenovela Bikin Kangen Anak 2000-an]()
Foto: Edvinbookstore/Shopee
Pada era 2000-an, kita memang belum bisa berkomunikasi lewat video call atau free call semudah sekarang. Namun, cara jadul seperti surat-suratan, SMS dengan isi pesan terbatas, dan telepon dari warung telekomunikasi (wartel) atau telepon umum justru malah jadi hal yang sangat membekas dalam ingatan generasi era tersebut. Generasi 2000-an juga cenderung lebih memaknai setiap pertemuan karena fokus pada orang yang ditemui dan bukan pada gawai yang dimiliki.
“Paling dikangenin, ya, warnet, sama telepon koin. Soalnya di warnet biasa suka main Friendster. Sama sering beli majalah,” ujar Nina Nurina, 36.
Generasi 2000-an pasti tidak asing dengan warung internet alias warnet. Meskipun hingga saat ini warnet masih ada, tapi masa jaya warnet adalah pada era ini. Perangkat yang digunakan masih berupa komputer jadul lengkap dengan wallpaper Windows XP dan koleksi gim lama seperti Age of Empires, The Sims, dan Need for Speed Underground.

Foto: Instagram@agusprastiyo704
Sementara minat membaca majalah di kalangan remaja saat itu juga sangat tinggi. Generasi 2000-an dengan sabar menanti hiburan yang satu ini karena majalah biasanya terbit dua minggu atau sebulan sekali. Hal yang ditunggu-tunggu pembaca dari majalah favoritnya adalah bonusnya. Tak jarang majalah memberikan bonus seperti tote bag, kalender, note book, sampai lirik lagu.
Selain warnet dan majalah, Nina juga mengungkapkan bahwa ia rindu masa-masa membeli kartu perdana dengan harga mahal. Dulu kartu perdana dibanderol dengan harga sekitar Rp250 ribu. Saat ini, kartu perdana dapat dengan mudah dan murah didapatkan dengan kisaran harga mulai dari Rp2.000 sampai Rp15.000.
Perkembangan alat komunikasi juga maju sangat pesat. Pada era 2000-an, tidak semua orang punya ponsel. Ada pun ponsel yang dulu mendapat julukan ‘HP sejuta umat’ adalah Nokia 3310. Ponsel tersebut sudah dianggap teknologi canggih pada masanya dengan layar kecil tidak berwarna, permainan Snake yang hit pada era itu, dan baterai yang tahan lama hingga berhari-hari. Ponsel ini juga terkenal tahan banting.
Baca Juga: Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains

Foto: Edvinbookstore/Shopee
Lihat Juga :