Bedakan Kain Jumputan Asli dan Imitasi Ternyata Mudah, Ini Caranya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memiliki banyak jenis kain tradisional cantik dari masing-masing daerah. Salah satunya kain jumputan asal Palembang, Sumatera Selatan.
Kain jumputan kerap dipakai untuk acara-acara sakral seperti siraman, pesta pernikahan, dan lain-lain. Beberapa figur publik seperti Kahiyang Ayu, Aurel Hermansyah, hingga Aliya Yudhoyono pernah menggunakan kain ini di hari bahagia mereka.
Namun, sebagian orang kerap bingung membedakan mana kain jumputan asli dan yang imitasi.
Salah seorang pengusaha fesyen tradisional, Angel Eva Christine, mengatakan, membedakan kain jumputan asli dan yang imitasi bisa dilakukan dengan mata telanjang. Menurutnya, pada kain jumputan yang asli terdapat lubang-lubang karena langsung ditenun oleh tangan para perajin.
"Kalau yang asli banyak lubangnya. Ini bukan reject, tapi menandakan asli," katanya kepada MNC Portal, kemarin.
Angel melanjutkan, kain jumputan yang cantik dan asli dibuat lewat proses yang rumit. Akan tetapi sayangnya, jenis kain ini kurang dikenal masyarakat.
"Yang membuat saya tergerak, kain jumputan itu cantik, tapi masih kalah (terkenal) dari jenis kain lain seperti songket atau batik ," kata Founder Jejak Aisyah itu.
Padahal menurut Angel, banyak perajin lokal di Palembang yang menggantungkan hidup dari membuat kain tersebut. Ditambah lagi di masa pandemi, para perajin jumputan membutuhkan support yang lebih.
Untuk membuat kain jumputan sepanjang 3 meter dibutuhkan waktu sedikitnya tujuh hari. Ditenun perlahan menggunakan tangan agar hasilnya cantik dan memperlihatkan keasliannya.
Angel bilang, membuat jumputan tidaklah mudah. Butuh skill dan ketelatenan supaya menghasilkan kain yang berkualitas.
"Effort yang dikeluarkan untuk membuat selembar kain tidak sebanding dengan apa yang mereka terima, karena tidak banyak yang tahu dan mengapresiasi," katanya.
Lihat Juga: Unik dan Memukau, Menparekraf Inginkan Pengembangan terhadap Pengrajin Kain Karawo agar Makin Mendunia
Kain jumputan kerap dipakai untuk acara-acara sakral seperti siraman, pesta pernikahan, dan lain-lain. Beberapa figur publik seperti Kahiyang Ayu, Aurel Hermansyah, hingga Aliya Yudhoyono pernah menggunakan kain ini di hari bahagia mereka.
Namun, sebagian orang kerap bingung membedakan mana kain jumputan asli dan yang imitasi.
Salah seorang pengusaha fesyen tradisional, Angel Eva Christine, mengatakan, membedakan kain jumputan asli dan yang imitasi bisa dilakukan dengan mata telanjang. Menurutnya, pada kain jumputan yang asli terdapat lubang-lubang karena langsung ditenun oleh tangan para perajin.
"Kalau yang asli banyak lubangnya. Ini bukan reject, tapi menandakan asli," katanya kepada MNC Portal, kemarin.
Angel melanjutkan, kain jumputan yang cantik dan asli dibuat lewat proses yang rumit. Akan tetapi sayangnya, jenis kain ini kurang dikenal masyarakat.
"Yang membuat saya tergerak, kain jumputan itu cantik, tapi masih kalah (terkenal) dari jenis kain lain seperti songket atau batik ," kata Founder Jejak Aisyah itu.
Padahal menurut Angel, banyak perajin lokal di Palembang yang menggantungkan hidup dari membuat kain tersebut. Ditambah lagi di masa pandemi, para perajin jumputan membutuhkan support yang lebih.
Untuk membuat kain jumputan sepanjang 3 meter dibutuhkan waktu sedikitnya tujuh hari. Ditenun perlahan menggunakan tangan agar hasilnya cantik dan memperlihatkan keasliannya.
Angel bilang, membuat jumputan tidaklah mudah. Butuh skill dan ketelatenan supaya menghasilkan kain yang berkualitas.
"Effort yang dikeluarkan untuk membuat selembar kain tidak sebanding dengan apa yang mereka terima, karena tidak banyak yang tahu dan mengapresiasi," katanya.
Lihat Juga: Unik dan Memukau, Menparekraf Inginkan Pengembangan terhadap Pengrajin Kain Karawo agar Makin Mendunia
(tsa)