Studi: Secangkir Kopi Bisa Turunkan Risiko Infeksi COVID-19

Selasa, 13 Juli 2021 - 20:50 WIB
loading...
Studi: Secangkir Kopi...
Foto Ilustrasi/The Week
A A A
JAKARTA - Penelitian terbaru menjelaskan bahwa rutin mengonsumsi secangkir kopi dapat menekan risiko seseorang terinfeksi COVID-19 .

Para peneliti dari Universitas Northwestern menerbitkan temuan terbaru mereka di jurnal Nutrients. Studi mengamati 40.000 peserta di Biobank Inggris.

Dari studi tersebut, peneliti mengamati kebiasaan diet peserta sejak 2006 hingga 2010 dan menarik hipotesis berkaitan dengan risiko infeksi COVID-19 pada 2020. Tak hanya kopi , peneliti juga mengamati data terkait teh, daging olahan, daging merah, buah, sayuran, dan ikan berminyak yang dikonsumsi peserta studi.



Setelah menyesuaikan faktor-faktor seperti ras, usia, jenis kelamin, dan faktor lain seperti aktivitas fisik, tingkat BMI, serta riwayat kondisi medis, para peneliti menemukan satu kesimpulan bahwa kebiasaan mengonsumsi secangkir kopi atau lebih per hari dikaitkan dengan penurunan risiko seseorang terinfeksi COVID-19 sekitar 10%, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum secangkir kopi per hari.

"Kemungkinan positif COVID-19 pada kelompok peminum kopi satu cangkir per hari adalah 0,90, 2-3 cangkir per hari (0,90), dan mereka yang minum lebih dari 4 gelas kopi per hari (0,92)," tulis studi tersebut, dikutip dari Fox News, Selasa (13/7).

Lantas, apa kaitannya rutin minum kopi dengan risiko rendah infeksi COVID-19?

Menurut penelitian, kopi mengandung antioksidan dan antiinflamasi. Jadi, dengan mengonsumsi kopi, itu berkorelasi baik dengan biomarker inflamasi yang terkait dengan keparahan dan kematian akibat COVID-19.

"Secara keseluruhan, efek imunoprotektif kopi terhadap COVID-19 masuk akal dan perlu diselidiki lebih lanjut," terang peneliti.

Temuan lain dari studi ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran setiap hari setidaknya 0,67 porsi juga dapat mengurangi risiko infeksi COVID-19.



Beda cerita dengan pemakan daging olahan seperti sosis dan ham, mereka dikaitkan dengan peningkatan risiko yang menurut peneliti disebabkan oleh faktor makanan lain daripada konsumsi daging itu sendiri, karena konsumsi daging merah tidak menimbulkan risiko.

"Meskipun temuan ini memerlukan konfirmasi independen, kepatuhan terhadap diet tertentu dapat menjadi alat tambahan untuk pedoman perlindungan dari COVID-19 yang ada untuk membatasi penyebaran penyakit ini," kata penulis studi.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2033 seconds (0.1#10.140)