Dexamethasone Bukan Penangkal Covid-19, Lantas Apa Khasiat Obat Ini?

Selasa, 03 Agustus 2021 - 11:20 WIB
loading...
Dexamethasone Bukan...
Obat Dexamethasone. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dexamethasone beberapa waktu lalu direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO untuk penanganan COVID-19. Obat ini dinilai efektif dan bermanfaat pada kasus berat COVID-19. Tidak lama setelah rilis tersebut keluar, banyak yang kemudian mencari obat ini.

Meskipun banyak direkomendasikan oleh WHO, namun faktanya obat tersebut bukan penangkal COVID-19 , dan hanya merupakan kombinasi obat-obatan. "Obat ini tidak memiliki khasiat pencegahan. Ini bukan penangkal COVID-19, ini bukan vaksin," ujar Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Dokter Reisa Broto Asmoro dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beberapa.

Dexamethasone merupakan obat golongan kortikosteroid. Dexamethasone bekerja dengan cara mengurangi peradangan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh, sama seperti steroid yang dihasilkan oleh tubuh secara alami.

Baca Juga : Bahaya Minum Dexamethasone Tanpa Resep Dokter, Ini Efeknya bagi Kesehatan

Pada penggunaannya, Dexamethasone yang telah digunakan untuk jangka panjang, tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba. "Penderita yang telah mengkonsumsi untuk jangka panjang, tidak boleh menghentikan konsumsi obat secara tiba-tiba, tanpa sepengetahuan dokter. Penggunaan untuk jangka panjang juga ada efek sampingnya," jelas Dokter Reisa.

Dia juga menambahkan, meski harganya terjangkau, namun penggunaan Dexamethasone wajib melalui konsultasi dokter, agar tidak menimbulkan efek samping dari obat tersebut.

Dokter Reisa juga menjelaskan bahwa penggunaan obat tersebut tidak boleh sembarangan diberikan kepada siapa saja dan harus melihat faktor usia.
"Karena dosis dan lama penggunaan Dexamethasone diberikan berdasarkan usia, kondisi, dan reaksi pasien tersebut terhadap obat," jelasnya.

Obat Dexamethasone lebih dianjurkan untuk pasien yang terkonfirmasi dengan sakit berat, kritis, membutuhkan ventilator dan bantuan pernafasan.Obat tersebut dapat mengurangi risiko kematian hingga 20-30 persen.

"Obat ini dianjurkan karena akan mengurangi jumlah kematian sebesar 20 sampai 30% dari kasus-kasus tersebut," kata Dokter Reisa.

Baca Juga : Hydroxychloroquine, Chloroquine & Dexamethasone Obat Keras, BPOM: Tidak Perlu Panic Buying

Kemudian, hal yang juga harus dipahami bahwa obat tersebut tidak memiliki dampak atau bukan terapi untuk kasus-kasus konfirmasi yang sakit ringan, atau tanpa gejala.

Selanjutnya, seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa, pemakaian obat-obat steroid untuk COVID-19 hanya dibolehkan dalam pengawasan ahli, para dokter, dan dilakukan di sarana dengan fasilitas yang memadai, tentunya yang siap untuk menangani efek samping yang dapat terjadi.

Dalam hal ini, Dokter Reisa juga mengatakan bahwa Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau BPOM akan memantau peredaran Dexamethasone.
(wur)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2114 seconds (0.1#10.140)