Hadapi Gelombang 3, Stok Obat Covid-19 di Indonesia Cukup

Rabu, 02 Februari 2022 - 18:45 WIB
loading...
Hadapi Gelombang 3, Stok Obat Covid-19 di Indonesia Cukup
Indonesia telah memasuki gelombang 3 Covid-19. Ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kasus positif. Foto Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Indonesia telah memasuki gelombang 3 Covid-19 . Ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Data dari Kementerian Kesehatan RI mengungkap, per Selasa (1/2/2022) kemarin, penambahan kasus Covid-19 mencapai 16.021. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, di mana penambahan mencapai 10.185 kasus pada Senin (31/1/2022).



Di tengah melonjaknya kasus Covid-19, bagaimana kesiapan Indonesia menghadapi gelombang ke 3, termasuk ketersediaan dan stok obat Covid-19?

Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia Tirto Kusnadi membeberkan jumlah beberapa stok obat Covid-19 di Indonesia. Dalam acara Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VI DPR, dia mengatakan bahwa ketersediaan obat dinilai cukup.





“Favipiravir, remdesivir, heparin, fondaparinux, hingga azitromisin, hampir semua kebutuhan parasetamol dan sebagainya sudah tersedia cukup,” kata Tirto di RDPU dengan Komisi VI DPR, Rabu (2/2/2022).

Selain itu, dia juga menyebut jumlah stok obat Covid-19, baik untuk pasien yang bergejala ringan hingga berat. “Vitamin C, D, E, dan Zinc ada 147 juta tablet yang tersedia saat ini lho, ya. Kemudian antivirus favipiravir tersedia 91 juta tablet,” bebernya.

Tirto menyebut pula bahwa ada 11 juta tablet untuk azitromisin dan remdesivir injeksi sebanyak 403 ribu vial. “Kemudian, tocilizumab/regdanvimab juga tersedia 26 ribu tablet,” katanya.

Diproduksi hingga puluhan dan ratusan juta, Tirto mempertanyakan nasib obat Covid-19 bila pandemi berakhir. Sebab, dengan produksi itu, nilainya disebut sangat besar

“Kita ingin pandemi menurun, tetapi obat-obat ini mau dikemanakan? Dan ini nilainya besar sekali. Jadi kita swasta sudah menyiapkan seluruhnya. Tapi, nanti kalau sampai berhenti, memang kita ingin pandemi ini berhenti, tapi ada yang merasa bahwa ini berat sekali karena nilai obat ini begitu besar,” ujarnya.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2869 seconds (0.1#10.140)