Benarkah Uang Tunai Bisa Menularkan Covid-19? Ini Faktanya

Sabtu, 07 Agustus 2021 - 12:18 WIB
loading...
Benarkah Uang Tunai Bisa Menularkan Covid-19? Ini Faktanya
Benarkah Uang Tunai Bisa Menularkan Covid-19? Ini Faktanya. Foto/Eko Purwanto.
A A A
JAKARTA - Uang tunai dipercaya dapat menjadi media penularan Covid-19 . Hal tersebut menyebabkan perubahan drastis pada cara orang menggunakan uang saat ini.

Untuk mengetahui berapa lama infeksi Covid-19 bertahan pada koin dan uang kertas, para peneliti meneliti berbagai koin dan uang kertas dengan larutan yang mengandung virus dan mengamati berapa lama virus itu terdeteksi.

Temuan menunjukkan bahwa, Covid-19 masih ada di permukaan baja tahan karat setelah tujuh sampai 10 hari, namun hanya butuh tiga hari untuk menghilang dari uang kertas.

Sebaliknya, pada koin dengan nilai moneter yang lebih rendah, biasanya terbuat dari tembaga, butuh waktu hingga enam hari sebelum virus tidak terdeteksi.

"Penurunan cepat pada pecahan 5 sen karena terbuat dari tembaga, di mana virus diketahui kurang stabil," kata Dr Daniel Todt dilansir dari Express, Sabtu (7/8).


Todt dan timnya juga berusaha untuk menentukan bagaimana virus dipindahkan dari permukaan uang ke ujung jari. Mereka mencemari uang kertas, koin, dan kartu kredit seperti plat PVC dengan virus.

Di bawah pengaturan yang terkontrol, permukaan kemudian disentuh oleh subjek uji, memungkinkan peneliti untuk menentukan jumlah partikel virus yang ditransmisikan yang masih menular.

"Segera setelah cairan mengering, praktis tidak ada penularan virus menular. Dalam kondisi yang realistis, infeksi Covid-19 dari uang tunai sangat kecil kemungkinannya," jelas Todt.

Pengamatan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi terjadi melalui aerosol dan tetesan.

Peneliti mencatat bahwa meskipun mereka melakukan penelitian dengan menggunakan sampel virus varian Alpha , masa simpan varian yang diteliti sejauh ini tidak berbeda dengan virus Covid-19 asli.


"Kami berasumsi bahwa varian lain, seperti varian delta yang dominan saat ini, juga berperilaku serupa," jelas Profesor Eike Steinmann.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1922 seconds (0.1#10.140)