Pasien Covid-19 Alami Kerontokan Rambut Berbulan-bulan Setelah Infeksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasien Covid-19 bisa mengalami kerontokan rambut selama berbulan-bulan setelah infeksi. Dokter Shahin Nooreyezdan dari New Delhi telah memperingatkan bahwa masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut telah meningkat dua kali lipat di tengah kasus Covid-19 yang terus melonjak.
Konsultan bedah kosmetik dan plastik di Indraprastha Apollo Hospitals di New Delhi itu mengatakan kerontokan rambut disebabkan oleh pasca-peradangan dan bisa berlangsung hingga tiga bulan.
"Peradangan pasca Covid-19 telah menjadi kontributor utama di sini," kata Shahin kepada The Sun dilansir dari Express, Selasa (10/8).
Defisiensi yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang terganggu, perubahan berat badan yang tiba-tiba, gangguan hormonal, dan penurunan kadar vitamin D dan B12 adalah beberapa alasan utama banyaknya rambut rontok pasca Covid-19.
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kerontokan rambut adalah gejala long Covid-19, meskipun tidak termasuk dalam daftar gejala long Covid-19 ole NHS.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Januari 2021 oleh jurnal medis The Lancet menemukan bahwa 22% pasien menderita kerontokan rambut enam bulan setelah keluar dari rumah sakit di Wuhan, tempat virus corona pertama kali muncul.
Studi online lain awal tahun ini yang mensurvei 1.500 penyintas Covid-19, menemukan bahwa 27% orang pernah mengalami beberapa bentuk kerontokan rambut. Pakar lain mengatakan kepada International Business Times bahwa alasan kerontokan rambut terjadi karena pertumbuhan folikel rambut terhenti akibat infeksi.
Pada dasarnya, kerontokan rambut bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti diet, stres, penurunan berat badan, perubahan hormonal dan demam parah semua menjadi faktor risiko. Oleh karena itu, para ahli menjelaskan bahwa mereka yang baru pulih dari Covid-19 harus lebih memperhatikan pola makannya dan berusaha melengkapi vitamin dan mineral yang hilang akibat infeksi dan kehilangan nafsu makan.
Konsultan bedah kosmetik dan plastik di Indraprastha Apollo Hospitals di New Delhi itu mengatakan kerontokan rambut disebabkan oleh pasca-peradangan dan bisa berlangsung hingga tiga bulan.
"Peradangan pasca Covid-19 telah menjadi kontributor utama di sini," kata Shahin kepada The Sun dilansir dari Express, Selasa (10/8).
Defisiensi yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang terganggu, perubahan berat badan yang tiba-tiba, gangguan hormonal, dan penurunan kadar vitamin D dan B12 adalah beberapa alasan utama banyaknya rambut rontok pasca Covid-19.
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kerontokan rambut adalah gejala long Covid-19, meskipun tidak termasuk dalam daftar gejala long Covid-19 ole NHS.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Januari 2021 oleh jurnal medis The Lancet menemukan bahwa 22% pasien menderita kerontokan rambut enam bulan setelah keluar dari rumah sakit di Wuhan, tempat virus corona pertama kali muncul.
Studi online lain awal tahun ini yang mensurvei 1.500 penyintas Covid-19, menemukan bahwa 27% orang pernah mengalami beberapa bentuk kerontokan rambut. Pakar lain mengatakan kepada International Business Times bahwa alasan kerontokan rambut terjadi karena pertumbuhan folikel rambut terhenti akibat infeksi.
Pada dasarnya, kerontokan rambut bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti diet, stres, penurunan berat badan, perubahan hormonal dan demam parah semua menjadi faktor risiko. Oleh karena itu, para ahli menjelaskan bahwa mereka yang baru pulih dari Covid-19 harus lebih memperhatikan pola makannya dan berusaha melengkapi vitamin dan mineral yang hilang akibat infeksi dan kehilangan nafsu makan.
(dra)