Hati-Hati Kolesterol Jahat! Begini Cara Mudah Menurunkannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kolesterol jahat menjadi musuh banyak orang karena bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan, misalnya penyakit jantung koroner hingga stroke.
Konsep apa yang Anda makan akan sangat berpengaruh pada kesehatan, benar terjadi di masalah kesehatan ini. Misalnya saja kebiasaan mengolah berulang minyak goreng atau konsumsi daging merah secara berlebihan, ini akan menyebabkan dislipidemia atau kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kadar kolesterol jahat atau LDL dalam tubuh yang berlebihan menjadi salah satu indikatornya. Anda pun bisa mendeteksi tubuh bila kolesterol jahat sedang meningkat.
"Meski sebagian besar kolesterol meningkat itu tidak menunjukkan gejala, tapi pada beberapa kasus, LDL tinggi bisa membuat arkus senilis, xanthelasma pada kelopak mata (ada tanda putih sekitar mata), dan xanthoma tendon achiles pada siku atau lutut," papar Spesialis Penyakit Dalam dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD, dalam webinar kesehatan, Kamis (12/8).
Jika dibiarkan, masalah kesehatan ini akan menyebabkan beberapa komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung koroner (PJK), dan penyakit pembuluh darah lain.
"Stroke dan PJK merupakan penyebab kematian utama di dunia yakni sekitar 17,3 juta dari 54 juta kematian setiap tahun," terang dr Tri Juli.
Nah, untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, dr Tri Juli biasanya merekomendasikan beberapa hal di bawah ini:
1. Perbanyak makan serat.
2. Perbanyak makan sayur.
3. Seimbangkan konsumsi buah.
4. Kurangi penggunaan minyak yang sudah melalui proses pemanasan berulang.
5. Lebih banyak konsumsi polyunsaturated fatty acid (PUFA).
6. Kurangi konsumsi daging merah dan margarin.
7. Perbanyak makanan yang tidak diolah dan kurangi makanan berminyak.
8. Jangan terlalu banyak gorengan maupun kuning telur.
"Kadar kolesterol tidak boleh juga sampai kurang, karena tubuh kita masih tetap membutuhkan asupan lemak agar metabolisme berjalan normal, peredam dingin, dan manfaat lain. Tapi, tidak boleh juga berlebihan, harus ada di tengah-tengah idealnya," tambah dr Tri Juli.
Konsep apa yang Anda makan akan sangat berpengaruh pada kesehatan, benar terjadi di masalah kesehatan ini. Misalnya saja kebiasaan mengolah berulang minyak goreng atau konsumsi daging merah secara berlebihan, ini akan menyebabkan dislipidemia atau kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kadar kolesterol jahat atau LDL dalam tubuh yang berlebihan menjadi salah satu indikatornya. Anda pun bisa mendeteksi tubuh bila kolesterol jahat sedang meningkat.
"Meski sebagian besar kolesterol meningkat itu tidak menunjukkan gejala, tapi pada beberapa kasus, LDL tinggi bisa membuat arkus senilis, xanthelasma pada kelopak mata (ada tanda putih sekitar mata), dan xanthoma tendon achiles pada siku atau lutut," papar Spesialis Penyakit Dalam dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD, dalam webinar kesehatan, Kamis (12/8).
Jika dibiarkan, masalah kesehatan ini akan menyebabkan beberapa komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung koroner (PJK), dan penyakit pembuluh darah lain.
"Stroke dan PJK merupakan penyebab kematian utama di dunia yakni sekitar 17,3 juta dari 54 juta kematian setiap tahun," terang dr Tri Juli.
Nah, untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, dr Tri Juli biasanya merekomendasikan beberapa hal di bawah ini:
1. Perbanyak makan serat.
2. Perbanyak makan sayur.
3. Seimbangkan konsumsi buah.
4. Kurangi penggunaan minyak yang sudah melalui proses pemanasan berulang.
5. Lebih banyak konsumsi polyunsaturated fatty acid (PUFA).
6. Kurangi konsumsi daging merah dan margarin.
7. Perbanyak makanan yang tidak diolah dan kurangi makanan berminyak.
8. Jangan terlalu banyak gorengan maupun kuning telur.
"Kadar kolesterol tidak boleh juga sampai kurang, karena tubuh kita masih tetap membutuhkan asupan lemak agar metabolisme berjalan normal, peredam dingin, dan manfaat lain. Tapi, tidak boleh juga berlebihan, harus ada di tengah-tengah idealnya," tambah dr Tri Juli.
(tsa)