Mereka yang Pernah Terkena Badai Sitokin, Deddy Corbuzier Berhasil Melawannya

JAKARTA - Sitokin adalah protein yang ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh. Sitokin juga berperan dalam memerangi bakteri atau virus yang menyerang tubuh.

Namun, jika terlalu banyak diproduksi, maka yang terjadi justru sebaliknya. Sitokin bisa merusak jaringan tubuh. Kondisi ini bisa diidap oleh penderita Covid-19, dan organ yang paling banyak terserang adalah paru-paru serta pembulu darah. Mereka yang terserang badai sitokin rentang untuk mengalami sesak napas, demam, tubuh menggigil, sakit kepala, ruam pada kulit, batuk dan mudah lelah.

Raditya Oloan dan Deddy Corbuzier adalah 2 public figure yang pernah mengalami badai sitokin . Bahkan, Raditya menghembuskan napas terakhir pada 6 Mei 2021 akibat badai sitokin. Sementara itu, Deddy Corbuzier berhasil melewati masa kritisnya dan saat ini mampu beraktivitas seperti sedia kala. Berikut kisahnya.

Baca Juga : Deddy Corbuzier Alami Badai Sitokin, Apa Kata Pakar? Selengkapnya di Hotman Paris Show Malam Ini

1. Raditya Oloan


Suami dari pesinetron Joanna Alexandra, Raditya Oloan meninggal dunia pada Mei 2021 dalam usia 33 tahun. Radit harus berjuang melawan badai sitokin setelah terkena Covid-19. Joanna menceritakan hal tersebut dalam unggahan foto di akun Instagram pribadinya pada 4 Mei 2021.

Selain badai sitokin, Radit juga memiliki penyakit penyerta berupa asma. Badai sitokin yang menyerang Radit menyebabkan hiper inflamasi di tubuhnya, ditambah infeksi bakteri yang cukup kuat. Sementara itu, ginjal Radit pun mengalami penurunan fungsi. Deretan hal tersebut menyebabkan Radit harus masuk ICU dan mendapat perawatan yang sangat intensif.

2. Deddy Corbuzier


Baru-baru ini, Deddy Corbuzier mengumumkan pamit sementara dari dunia hiburan dan semua aktivitas pembuatan konten. Hal itu dilakukannya karena pria satu anak tersebut terkena badai sitokin. Ia bahkan mengaku berada dalam kondisi kritis selama 3 hari setelah terpapar Covid-19. Hal itu diungkapnya dalam unggahan video akun YouTube pada 22 Agustus 2021.

Deddy menceritakan bahwa proses penularan Covid-19 pada dirinya berawal pada saat ia harus mengurus keluarga yang terinfeksi virus. Kondisi itu mengharuskannya untuk kontak erat dengan para penderita. Meskipun saat itu ia sudah dinyatakan negatif, namun di minggu berikutnya ia dilanda demam parah hingga hampir 40 derajat celcius. Merasa kondisi badannya tidak normal, Deddy memutuskan untuk memeriksakan diri ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Baca Juga : Badai Sitokin Ancam Penderita Komorbid dan Anak Muda, Begini Cara Mencegahnya

Dalam kondisi seperti itu, pasokan oksigen yang ada di tubuhnya masih dalam ambang normal, yakni 99 dan Deddy diperbolehkan pulang. Selang 2 hari, demam dan vertigonya kembali kambuh dan ia pergi ke RS Medistra Jakarta. Saat itulah Deddy divonis terkena badai sitokin dengan kondisi kerusakan paru-paru hingga 60 %. “Badai sitokin ini adalah masa kritis antara hidup atau mati,” kata Deddy dalam podcastnya. Melalui perawatan yang sangat intensif, ia akhirnya bisa melewati masa sulit dalam hidupnya itu.

*Diolah dari berbagai sumber