Soal Dugaan Kebocoran eHAC, Data Masyarakat Dipastikan Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dugaan kebocoran data aplikasi eHAC menjadi perbincangan hangat sejak beberapa hari terakhir. Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Anton Setiawan menegaskan bahwa yang terjadi dan dialami Indonesia saat ini bukan terkait dengan kebocoran data.
Baca juga: Angka Kasus Covid-19 Menurun, Masyarakat Harus Tetap Waspada
Menurutnya, situasi yang dialami Indonesia saat ini adalah bagian dari proses Threat Information Sharing. Ini adalah kondisi di mana pihak-pihak yang memiliki concern terhadap keamanan siber saling bertukar informasi.
"Kita mendapatkan informasi yang sangat baik dari teman-teman di VPN Mentor dan kemudian kita bisa verifikasi. Kebetulan Kementerian Kesehatan juga bisa melakukan tindak lanjut terhadap informasi kerentanan tersebut," kata Anton dalam sesi jumpa pers yang disiarkan secara langsung di chanel YouTube Kementerian Kesehatan, Rabu (1/9/2021).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa data-data yang ada dalam eHAC tersebut masih tetap tersimpan dengan baik. Sebab informasi ini adalah bagian dari mitigasi risiko untuk melakukan langkah pencegahan.
Dalam kasus ini, BSSN berperan untuk melakukan IT Security Assessment dan memberikan masukan-masukan terkait dengan penerapan keamanan di dalam sistem keamanan elektronik.
"IT Security Assessment adalah proses penilaian keamanan pada suatu sistem elektronik, platform, atau aplikasi untuk mencari celah kerentanan atau kerawanan yang mungkin timbul dan dapat digunakan oleh pihak lain untuk mengekploitasi sistem tersebut," lanjutnya.
Adapun aspek yang dinilai dalam IT Security Assessment dimulai dari kode sumber, implementasi sistem, penerapan keamanan, dan tentunya mitigasi risiko.
Baca juga: 100 Juta Dosis Vaksin Sudah Disuntikkan, Herd Immunity Diharapkan Segera Tercapai
"Hasil dari usaha tersebut adalah rekomendasi yang diberikan untuk perkuatan keamanan terhadap sistem atau aplikasi dalam hal ini kita berikan untuk platform PeduliLindungi yang sekarang digunakan bersama-sama untuk fitur eHAC," tuntasnya.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
Baca juga: Angka Kasus Covid-19 Menurun, Masyarakat Harus Tetap Waspada
Menurutnya, situasi yang dialami Indonesia saat ini adalah bagian dari proses Threat Information Sharing. Ini adalah kondisi di mana pihak-pihak yang memiliki concern terhadap keamanan siber saling bertukar informasi.
"Kita mendapatkan informasi yang sangat baik dari teman-teman di VPN Mentor dan kemudian kita bisa verifikasi. Kebetulan Kementerian Kesehatan juga bisa melakukan tindak lanjut terhadap informasi kerentanan tersebut," kata Anton dalam sesi jumpa pers yang disiarkan secara langsung di chanel YouTube Kementerian Kesehatan, Rabu (1/9/2021).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa data-data yang ada dalam eHAC tersebut masih tetap tersimpan dengan baik. Sebab informasi ini adalah bagian dari mitigasi risiko untuk melakukan langkah pencegahan.
Dalam kasus ini, BSSN berperan untuk melakukan IT Security Assessment dan memberikan masukan-masukan terkait dengan penerapan keamanan di dalam sistem keamanan elektronik.
"IT Security Assessment adalah proses penilaian keamanan pada suatu sistem elektronik, platform, atau aplikasi untuk mencari celah kerentanan atau kerawanan yang mungkin timbul dan dapat digunakan oleh pihak lain untuk mengekploitasi sistem tersebut," lanjutnya.
Adapun aspek yang dinilai dalam IT Security Assessment dimulai dari kode sumber, implementasi sistem, penerapan keamanan, dan tentunya mitigasi risiko.
Baca juga: 100 Juta Dosis Vaksin Sudah Disuntikkan, Herd Immunity Diharapkan Segera Tercapai
"Hasil dari usaha tersebut adalah rekomendasi yang diberikan untuk perkuatan keamanan terhadap sistem atau aplikasi dalam hal ini kita berikan untuk platform PeduliLindungi yang sekarang digunakan bersama-sama untuk fitur eHAC," tuntasnya.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
(nug)