Digitalisasi Bisa Jadi Jalan Keluar UMKM Kuliner di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, proses digitalisasi usaha akan membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner melewati pandemi Covid-19.
Baca juga: Insecure adalah Rasa Cemas yang Bisa Dialami Siapa Saja, Begini Cara Mengatasinya
Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi ini para pelaku UMKM dapat bertahan atau bahkan berkembang dalam memajukan produk yang dimilikinya meski di tengah keterbatasan.
"Di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan ekonomi, para pelaku kuliner mengalami tekanan yang luar biasa, salah satu jalan keluar agar berhasil adalah mendigitalisasi," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Sabtu (4/9).
Menparekraf Sandi menjelaskan, bisnis kuliner merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Sekitar 9,5 juta tenaga kerja diserap industri tersebut.
Selain itu, guna bangkit di saat pandemi dibutuhkan tiga strategi yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
Berdasarkan data, subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif sebesar Rp1.134,9 triliun pada 2020.
Sepanjang 2020, terdapat 3,7 juta UMKM yang on boarding sehingga total ada 11,7 UMKM yang sudah bertransformasi ke ranah digital, dari yang sebelumnya hanya 8 juta UMKM. Angka itu sudah memenuhi sepertiga dari target 30 juta UMKM yang beralih ke digital.
Baca juga: Kampus Swasta Termahal di Indonesia, Berapa ya Biaya Kuliahnya?
"Sektor ekonomi kreatif mampu menjadi lokomotif pembangunan melalui sinergi agar bisa memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap pemulihan ekonomi nasional," tukasnya.
Baca juga: Insecure adalah Rasa Cemas yang Bisa Dialami Siapa Saja, Begini Cara Mengatasinya
Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi ini para pelaku UMKM dapat bertahan atau bahkan berkembang dalam memajukan produk yang dimilikinya meski di tengah keterbatasan.
"Di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan ekonomi, para pelaku kuliner mengalami tekanan yang luar biasa, salah satu jalan keluar agar berhasil adalah mendigitalisasi," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Sabtu (4/9).
Menparekraf Sandi menjelaskan, bisnis kuliner merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Sekitar 9,5 juta tenaga kerja diserap industri tersebut.
Selain itu, guna bangkit di saat pandemi dibutuhkan tiga strategi yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
Berdasarkan data, subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif sebesar Rp1.134,9 triliun pada 2020.
Sepanjang 2020, terdapat 3,7 juta UMKM yang on boarding sehingga total ada 11,7 UMKM yang sudah bertransformasi ke ranah digital, dari yang sebelumnya hanya 8 juta UMKM. Angka itu sudah memenuhi sepertiga dari target 30 juta UMKM yang beralih ke digital.
Baca juga: Kampus Swasta Termahal di Indonesia, Berapa ya Biaya Kuliahnya?
"Sektor ekonomi kreatif mampu menjadi lokomotif pembangunan melalui sinergi agar bisa memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap pemulihan ekonomi nasional," tukasnya.
(nug)