Ibu Hamil Terinfeksi Covid-19 Berisiko Terkena Preeklamsia

Selasa, 07 September 2021 - 14:05 WIB
loading...
Ibu Hamil Terinfeksi Covid-19 Berisiko Terkena Preeklamsia
Ibu Hamil Terinfeksi Covid-19 Berisiko Terkena Preeklamsia. Foto/Medical Xpress.
A A A
JAKARTA - Ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi terkena preeklampsia , komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi yang persisten, biasanya pada paruh kedua kehamilan atau segera setelah melahirkan.

Dilansir dari Medical Xpress, Selasa (7/9) gangguan ini dapat menyebabkan masalah serius pada ibu dan bayi. Hal ini berdasarkan artikel dengan temuan review diterbitkan dalam jurnal Clinical Science.

Peneliti menganalisis sejumlah besar data yang dipublikasikan dan menyimpulkan bahwa keberadaan Covid-19 pada organisme ibu dapat menyebabkan perubahan tingkat enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2), protein yang mengikat virus untuk menyerang sel, dan merusak fungsi sistem yang bergantung pada ACE2 untuk mengatur tekanan darah .

Selain berfungsi sebagai reseptor virus, ACE2 memainkan peran kunci dalam membangun aliran darah di plasenta dan dalam adaptasi kardiovaskuler yang terjadi selama kehamilan.


“Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan hingga saat ini tentang infeksi SARS-CoV-2 pada wanita hamil dan peran ACE2 di plasenta, dapat disimpulkan bahwa wanita hamil berisiko lebih tinggi terkena Covid-19 daripada wanita tidak hamil," kata Nayara Azinheira Nobrega Cruz, penulis pertama penelitian tersebut.

"Selain itu, wanita hamil dengan penyakit ini lebih rentan terhadap preeklampsia dan kelahiran prematur," sambungnya.

ACE2 memainkan peran adaptif yang sangat penting dalam sistem peredaran darah ibu dan janin, dan dalam plasentasi. Namun, karena itu juga merupakan reseptor untuk virus corona , itu meningkatkan risiko plasenta pada pasien hamil dengan Covid-19, karena organ menjadi target virus, di samping paru-paru, ginjal, dan jantung.

"Tinjauan kami menunjukkan bahwa responnya sangat bervariasi dari satu pasien ke pasien lainnya, dan manifestasinya mengambil bentuk yang berbeda," jelas Mariane Bertagnolli, peneliti utama studi tersebut.

(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3460 seconds (0.1#10.140)