Mengenal Kanker Limfoma, Penyakit yang Diderita Ari Lasso

Kamis, 09 September 2021 - 15:11 WIB
loading...
Mengenal Kanker Limfoma, Penyakit yang Diderita Ari Lasso
Ari Lasso baru saja menggegerkan publik terkait kondisi kesehatannya. Ari mengaku mengidap kanker limfoma. Foto Ilustrasi/Specialty.mims.com
A A A
JAKARTA - Ari Lasso baru saja menggegerkan publik terkait kondisi kesehatannya . Melalui tayangan podcast milik Deddy Corbuzier, Ari mengaku tengah jatuh sakit. Setelah menjalani pengangkatan organ limpa, pelantun Hampa tersebut mendapatkan diagnosa bahwa ia mengidap kanker Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL) atau limfoma yang menggerogoti organ limpanya.

“Orang biasanya terkena kanker limfoma , itu getah bening benjol-benjol di leher, ketiak. Kalau gue kebalikannya, limpanya yang dihinggapi cancer,” ujar Ari, dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, kemarin (8/9/2021).



Sebelum divonis mengidap kanker limfoma, Ari memang sempat mengeluhkan sakit pada perutnya, kemudian menjalani mengangkatan limpa. Limpa Ari membengkak.

Mengutip laman Halodoc, Kamis (9/9/2021), pembengkakan limpa adalah salah satu pemicu munculnya kanker limfoma. Kondisi ini juga bisa menjadi pertanda bahwa kanker telah menyebar. Gejala utamanya adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening. Namun, pembengkakan ini biasanya tanpa diiringi rasa sakit. Pembengkakan biasanya terjadi di daerah leher, ketiak, dan selangkangan lalu secara bertahap menyebar ke kelenjar getah bening, sumsum tulang, dan organ lain.

Gejala lain yang dapat diamati yakni demam, berkeringat secara berlebihan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kulit yang gatal secara terus-menerus, dan kelelahan. Dalam beberapa kasus, mungkin saja pengidap limfoma sering mengalami anemia memar dan infeksi. Kondisi ini terjadi bila sel-sel limfoma sudah menyebar ke sumsum tulang dan memengaruhi produksi darah.

Melansir American Society of Hematology, kanker limfoma dimulai ketika limfosit atau jenis sel darah putih yang melawan infeksi berubah menjadi abnormal. Kemudian limfosit berkembang biak dan berkumpul di kelenjar getah bening dan jaringan lainnya. Seiring waktu, sel-sel kanker ini merusak sistem kekebalan tubuh.

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya limfoma, antara lain:

1. Usia lanjut di atas 60 tahun.
2. Pengidap obesitas.
3. Memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker limfoma.
4. Jenis kelamin. Limfoma lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
5. Penyakit autoimun seperti HIV atau AIDS, rhematoid arthritis, atau lupus.
6. Infeksi virus seperti virus hepatitis C, Epstein-Barr, atau herpes HHV8.



Untuk mendiagnosis limfoma, pada tahap awal dokter akan melakukan wawancara medis seputar gejala dan riwayat penyakit sebelumnya. Setelah itu, barulah dokter melakukan pemeriksaan fisik. Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan urine, pemeriksaan pemindaian (rontgen, CT scan, MRI, atau PET scan), hingga biopsi.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2058 seconds (0.1#10.140)