Ratusan Medical Professional Tingkatkan Skill dan Kompetensi di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratusan medical professional ( tim medis profesional) mengikuti program edukasi yang digelar Regenesis Open Education (ROE) secara online dengan membawakan tema tentang sunscreen .
Dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Minggu (12/9/2021), ROE menganggap penting sunscreen untuk diangkat menjadi sebuah topik diskusi adalah karena adanya update terbaru dan juga dimasa pandemi ini menjadi suatu hal yang umum dibicarakan namun banyak hal yang butuh diluruskan.
“Terlebih lagi di masa pandemi sunbathing (berjemur) menjadi suatu keharusan, dan ini merupakan momen yang tepat untuk membahas tentang sunscreen,” tulisnya dalam keterangan pers tersebut.
ROE mengundang pembicara dan juga moderator yang merupakan ahli dan berpengalaman di bidangnya, yaitu Prof. Dr. Goh Chee Leok, beliau merupakan kepala departemen kulit dan kelamin di National University Hospital Singapura.
Kemudian Prof. Cita R.S Prakoeswa, MD, Ph.D, FINSDV, FAADV. Beliau merupakan Pimpinan bidang Edukasi Profesional dan Penelitian Rumah Sakit Pendidikan Dr Soetomo dsb. Juga dr. Sondang Panjaitan Sirait Sp.KK (K), Mpd. Ked sebagai moderator merupakan Kepala Divisi Dermatopatologi, KSM Dermatologi dan Venereologi FKUI/RSCM.
Diskusi dimulai dengan penjelasan awal yaitu paparan radiasi ultraviolet dari sinar matahari akan menyebabkan kerusakan pada kulit, sebagai organ terbesar dari tubuh, lalu mengenai perbedaan spectrum UV menyebabkan kerusakan yang berbeda di kulit.
Diketahui Ultraviolet berdasarkan panjang gelombangnya dibagi menjadi 3 yaitu, UVA, UVB, dan UVC. UVA mendominasi 95% masuk ke permukaan bumi dan menembus ozon, awan juga jendela kaca, Berperan dalam menyebabkan photoaging dan resiko kanker kulit. Sedangkan UVB 5% dari sinar matahari yang masuk dan umumnya terserap ozon dan awan.
Sementara Efek fotoprotektif sunscreen ditentukan oleh nilai SPF (sun protection factor) proteksi terhadap UVB dan PA (protection grade of UVA). Semakin besar nilai SPF, sinar UV yang masuk dan terserap di kulit akan lebih sedikit. Yang utama adalah menggunakan sunscreen dengan proteksi luas untuk UVA dan UVB, dan nilai SPF yang tinggi.
Juga menggunakan sunscreen dalam jumlah yang cukup, jangan terlalu sedikit. Yaitu sebanyak 1-2 sdt untuk area wajah dan leher, 2-3 sdt untuk area tubuh (2 mg/cm2). Reaplikasi merupakan keharusan, terutama setelah berenang, berkeringat, atau menggosok area tubuh/wajah.
Jenis sunscreen pun terbagi menjadi dua, yaitu physical dan chemical. Physical sunscreen umumnya berwarna putih, dengan kandungan titanium oxide dan zinc oxide. Bekerja dengan memantulkan radiasi UV. Karena bersifat fotostabil (stabil terhadap panas) direkomendasikan penggunaannya untuk anak.
Sedangkan chemical sunscreen umumnya berwarna menyerupai dasar bedak, bekerja dengan menyerap radiasi UV dan mengubahnya menjadi panas. Kandungannya antara lain avobenzone, oxybenzone (resiko alergi) dan lain-lain.
Dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Minggu (12/9/2021), ROE menganggap penting sunscreen untuk diangkat menjadi sebuah topik diskusi adalah karena adanya update terbaru dan juga dimasa pandemi ini menjadi suatu hal yang umum dibicarakan namun banyak hal yang butuh diluruskan.
“Terlebih lagi di masa pandemi sunbathing (berjemur) menjadi suatu keharusan, dan ini merupakan momen yang tepat untuk membahas tentang sunscreen,” tulisnya dalam keterangan pers tersebut.
ROE mengundang pembicara dan juga moderator yang merupakan ahli dan berpengalaman di bidangnya, yaitu Prof. Dr. Goh Chee Leok, beliau merupakan kepala departemen kulit dan kelamin di National University Hospital Singapura.
Kemudian Prof. Cita R.S Prakoeswa, MD, Ph.D, FINSDV, FAADV. Beliau merupakan Pimpinan bidang Edukasi Profesional dan Penelitian Rumah Sakit Pendidikan Dr Soetomo dsb. Juga dr. Sondang Panjaitan Sirait Sp.KK (K), Mpd. Ked sebagai moderator merupakan Kepala Divisi Dermatopatologi, KSM Dermatologi dan Venereologi FKUI/RSCM.
Diskusi dimulai dengan penjelasan awal yaitu paparan radiasi ultraviolet dari sinar matahari akan menyebabkan kerusakan pada kulit, sebagai organ terbesar dari tubuh, lalu mengenai perbedaan spectrum UV menyebabkan kerusakan yang berbeda di kulit.
Diketahui Ultraviolet berdasarkan panjang gelombangnya dibagi menjadi 3 yaitu, UVA, UVB, dan UVC. UVA mendominasi 95% masuk ke permukaan bumi dan menembus ozon, awan juga jendela kaca, Berperan dalam menyebabkan photoaging dan resiko kanker kulit. Sedangkan UVB 5% dari sinar matahari yang masuk dan umumnya terserap ozon dan awan.
Sementara Efek fotoprotektif sunscreen ditentukan oleh nilai SPF (sun protection factor) proteksi terhadap UVB dan PA (protection grade of UVA). Semakin besar nilai SPF, sinar UV yang masuk dan terserap di kulit akan lebih sedikit. Yang utama adalah menggunakan sunscreen dengan proteksi luas untuk UVA dan UVB, dan nilai SPF yang tinggi.
Juga menggunakan sunscreen dalam jumlah yang cukup, jangan terlalu sedikit. Yaitu sebanyak 1-2 sdt untuk area wajah dan leher, 2-3 sdt untuk area tubuh (2 mg/cm2). Reaplikasi merupakan keharusan, terutama setelah berenang, berkeringat, atau menggosok area tubuh/wajah.
Jenis sunscreen pun terbagi menjadi dua, yaitu physical dan chemical. Physical sunscreen umumnya berwarna putih, dengan kandungan titanium oxide dan zinc oxide. Bekerja dengan memantulkan radiasi UV. Karena bersifat fotostabil (stabil terhadap panas) direkomendasikan penggunaannya untuk anak.
Sedangkan chemical sunscreen umumnya berwarna menyerupai dasar bedak, bekerja dengan menyerap radiasi UV dan mengubahnya menjadi panas. Kandungannya antara lain avobenzone, oxybenzone (resiko alergi) dan lain-lain.
(hri)