Cegah Obesitas Pemicu Penyakit Jantung dengan Menari Zumba, Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada banyak cara untuk hidup sehat dan terbebas dari penyakit jantung, salah satunya menyadari betapa mengkhawatirkan kondisi obesitas yang dapat berakibat pada penyakit jantung yang seringkali disebut sebagai silent killer.
Saat ini, obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia. Obesitas menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskuler, khususnya central obesitas. Central obesitas adalah penumpukan lemak di perut.
Menurut Dr. dr. Nahar Taufiq, SpJP (K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Obesitas bisa diketahui dengan mengukur lingkar perut atau indeks massa tubuh (IMT) ketika mencapai angka lebih dari 25.
“Ketika seseorang mengalami obesitas, risiko sejumlah penyakit pun meningkat karena penumpukan lemak yang berlebih pada tubuh dapat mempengaruhi organ dalam menjalankan fungsinya,” ucapnya dalam keterangan resmi, Rabu 29 September 2021.
Data dari American Psychological Association mengatakan 42 persen dari orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kenaikan berat badan signifikan selama masa pandemi yang disebabkan karena stress berkepanjangan dan pola hidup yang tidak sehat. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
“Obesitas membuat Anda lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, resistensi insulin serta penyempitan dan penyumbatan arteri. Oleh karena itu, orang obesitas memiliki kemungkinan antara 1,5 hingga 2,5 kali lebih besar untuk meninggal karena serangan jantung daripada orang dengan IMT normal,” terang dr. Nahar.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga berat badan yang ideal dan rutin melakukan olahraga untuk mencegah penyakit jantung.
Olahraga yang disarankan adalah Zumba yang merupakan olahraga kardio yang menggabungkan gerakan aerobik intensitas rendah dan tinggi yang bisa meningkatkan detak jantung dan membakar kalori secara efektif.
Saat ini, obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia. Obesitas menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskuler, khususnya central obesitas. Central obesitas adalah penumpukan lemak di perut.
Menurut Dr. dr. Nahar Taufiq, SpJP (K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Obesitas bisa diketahui dengan mengukur lingkar perut atau indeks massa tubuh (IMT) ketika mencapai angka lebih dari 25.
“Ketika seseorang mengalami obesitas, risiko sejumlah penyakit pun meningkat karena penumpukan lemak yang berlebih pada tubuh dapat mempengaruhi organ dalam menjalankan fungsinya,” ucapnya dalam keterangan resmi, Rabu 29 September 2021.
Baca Juga
Data dari American Psychological Association mengatakan 42 persen dari orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kenaikan berat badan signifikan selama masa pandemi yang disebabkan karena stress berkepanjangan dan pola hidup yang tidak sehat. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
“Obesitas membuat Anda lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, resistensi insulin serta penyempitan dan penyumbatan arteri. Oleh karena itu, orang obesitas memiliki kemungkinan antara 1,5 hingga 2,5 kali lebih besar untuk meninggal karena serangan jantung daripada orang dengan IMT normal,” terang dr. Nahar.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga berat badan yang ideal dan rutin melakukan olahraga untuk mencegah penyakit jantung.
Olahraga yang disarankan adalah Zumba yang merupakan olahraga kardio yang menggabungkan gerakan aerobik intensitas rendah dan tinggi yang bisa meningkatkan detak jantung dan membakar kalori secara efektif.