Obat Termahal di Dunia, Ada yang Rp30 Miliar Sekali Suntik!
loading...
A
A
A
Obat ini mengandung alipogene tiparvovec yang dipercaya efektif untuk terapi gen yang dirancang untuk mengobati kelainan mematikan langka yang dikenal sebagai defisiensi lipoprotein lipase.
Pasien yang mendapat obat ini mendapatkan perawatan yang terdiri dari 60 suntikan intramuskular sekali suntik. Efek terapeutik diharapkan bertahan selama 10 tahun lamanya.
Hanya ada 31 pasien di seluruh dunia yang menerima perawatan ini dan beberapa negara menghapus obat tersebut karena dianggap gagal secara komersial. Tidak diketahui pasti berapa harga sekali terapi, namun obat ini dikenal sebagai 'million-dollar drug'.
3. Luxturna
Obat ini dipakai untuk orang dewasa dan anak-anak dengan masalah distrofi retina tertentu (mutasi pada gen RPE65). Obat dengan kandungan Voretigene neparvovec tersebut diberikan dengan cara disuntikan ke intraokular setelah beberapa hari persiapan dilakukan.
Pemberian obat hanya bisa di rumah sakit yang sangat terkendali oleh ahli bedah mata yang berpengalaman. Sekali suntikan dari obat produksi Novartis, Swiss ini Anda mesti mengeluarkan duit sebanyak USD850.000 atau sekitar Rp12,1 miliar.
4. Ravicti
Obat ini digunakan untuk mengobati pasien dengan gangguan siklus urea (UCD). Pasien tidak hanya harus tahu persis berapa dosis yang dipakai dan mesti menjalani diet ketat selama terapi dilakukan.
Ravicti yang mengandung zat aktif Gliserol Fenil Butirat itu hadir di pasar berupa obat oral dalam botol 25mL dengan harga per botol USD5.016 atau sekitar Rp71,5 juta.
Luas tubuh dan usia pasien sangat memengaruhi dosis penggunaan obat. Jika diakumulasi per tahun, pengeluaran untuk obat ini bisa mencapai USD794.000 atau sekitar Rp11,3 miliar. Produsen obat ini berbasis di Jerman Horizon Pharma GmbH.
Pasien yang mendapat obat ini mendapatkan perawatan yang terdiri dari 60 suntikan intramuskular sekali suntik. Efek terapeutik diharapkan bertahan selama 10 tahun lamanya.
Hanya ada 31 pasien di seluruh dunia yang menerima perawatan ini dan beberapa negara menghapus obat tersebut karena dianggap gagal secara komersial. Tidak diketahui pasti berapa harga sekali terapi, namun obat ini dikenal sebagai 'million-dollar drug'.
3. Luxturna
Obat ini dipakai untuk orang dewasa dan anak-anak dengan masalah distrofi retina tertentu (mutasi pada gen RPE65). Obat dengan kandungan Voretigene neparvovec tersebut diberikan dengan cara disuntikan ke intraokular setelah beberapa hari persiapan dilakukan.
Pemberian obat hanya bisa di rumah sakit yang sangat terkendali oleh ahli bedah mata yang berpengalaman. Sekali suntikan dari obat produksi Novartis, Swiss ini Anda mesti mengeluarkan duit sebanyak USD850.000 atau sekitar Rp12,1 miliar.
4. Ravicti
Obat ini digunakan untuk mengobati pasien dengan gangguan siklus urea (UCD). Pasien tidak hanya harus tahu persis berapa dosis yang dipakai dan mesti menjalani diet ketat selama terapi dilakukan.
Ravicti yang mengandung zat aktif Gliserol Fenil Butirat itu hadir di pasar berupa obat oral dalam botol 25mL dengan harga per botol USD5.016 atau sekitar Rp71,5 juta.
Luas tubuh dan usia pasien sangat memengaruhi dosis penggunaan obat. Jika diakumulasi per tahun, pengeluaran untuk obat ini bisa mencapai USD794.000 atau sekitar Rp11,3 miliar. Produsen obat ini berbasis di Jerman Horizon Pharma GmbH.