Obat Termahal di Dunia, Ada yang Rp30 Miliar Sekali Suntik!

Sabtu, 02 Oktober 2021 - 08:43 WIB
loading...
A A A
8. Elaprase

Obat yang diproduksi di perusahaan bernama Shire di Irlandia ini digunakan untuk pengobatan penyakit bawaan yang langka, yang hanya menyerang laki-laki dengan sindrom bernama Hunter. Kondisi tersebut membuat pasien tidak mampu memecah produksi sampingan metabolisme tertentu, sehingga mereka menumpuk di seluruh tubuh yang menyebabkan kesulitan berjalan dan bernapas.

Tanpa pengobatan, pasien akan mengalami gejala yang semakin parah dari waktu ke waktu. Dosis pemberian obat tergantung pada berat badan pasien (0,5mg/kg) dan obat diberikan setiap minggu melalui infus intravena lambat. Harga per vial (6mg) adalah USD4.215 dengan biaya tahunan untuk anak dengan berat 35kg mencapai USD657.000 atau sekitar Rp9,4 miliar.

9. Lumizyme

Obat dengan zat aktif berupa Al Glucosidase tersebut digunakan untuk pengobatan penyakit Pompe (kondisi jarang dan kelainan bawaan). Penyakit ini ditandai dengan penumpukan glikogen di seluruh tubuh yang pada akhirnya menyebabkan gangguan fungsi organ yang terkena (terutama otot dan hati).

Penyakit ini memengaruhi 1 dari 40.000 orang di Amerika Serikat. Obat yang diproduksi di Sanofi Genzyme, Amerika Serikat, itu diberikan dengan cara infus intravena dengan dosis 20mg per kilogram massa tubuh, setiap dua minggu sekali.

Obat datang dengan harga per botol 50mg dengan harga USD870 atau sekitar Rp12,4 jutaan. Biaya per tahun untuk penggunaan obat ini minimal USD520.000 atau setara dengan Rp7,4 miliar.

10. Spinraza

Obat ini diperuntukan bagi pasien dengan masalah kesehatan yang dikenal dengan sebutan Spinal Muscular Atrophy (SMA). Penyakit ini terjadi karena mutasi pada kromosom kelima (5q) yang ditandai dengan atrofi otot progresif yang biasanya dimulai sejak lahir.

Obat dengan zat aktif berupa Nusinersen tersebut datang ke pasar dalam botol 12mg sebagai solusi untuk injeksi. Obat disuntikkan langsung ke tulang belakang dengan dosis pertama diberikan setelah diagnosis keluar, diikuti satu botol pada 2, 4, dan 9 minggu setelah dosis pertama diberikan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1952 seconds (0.1#10.140)