Obat Covid-19 Oral Molnupiravir Diklaim Mampu Cegah Kematian

Senin, 04 Oktober 2021 - 09:39 WIB
loading...
Obat Covid-19 Oral Molnupiravir Diklaim Mampu Cegah Kematian
Obat antivirus oral Covid-19 ekspreimental produksi Merck, Molnupiravir, diklaim dapat mengurangi separuh kemungkinan kematian akibat Covid-19. Foto Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Obat antivirus oral Covid-19 produksi Merck, Sharp & Dohme (MSD), Molnupiravir , diklaim dapat mengurangi separuh kemungkinan kematian akibat Covid-19. Menurut ahli, penemuan ini merupakan terobosan potensial untuk menghentikan pandemi.

"Jika mendapat izin penggunaan darurat (EUA), Molnupiravir akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19," demikian laporan Reuters, dikutip pada Senin (4/10/2021).

MSD dan mitranya, Ridgeback Biotherapeutics, mengatakan kalau mereka kini sedang memperjuangkan keluarnya izin penggunaan darurat (EUA) pil eksperimental tersebut lewat Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Selagi menunggu EUA keluar, perusahaan sedang merancang peraturan penggunaan obat di seluruh dunia.

"Antivirus oral seperti Molnupiravir dapat memengaruhi rawat inap hingga tingkat kesakitan pasien. Ini akan mengubah situasi dunia," kata Amesh Adalja, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.

Saat ini obat yang banyak dipakai adalah Remdesivir antivirus infus Gilead Sciences Inc (GILD.O) dan Deksametason steroid generik. Namun, dua obat tersebut hanya diberikan pada kondisi pasien dirawat di rumah sakit.

"Perawatan semacam ini tidak praktis dan menantang secara logistik untuk diberikan. Pil oral sederhana akan menjadi kebaikan untuk masyarakat," lanjut Adalja.

"Pil kami akan mengubah 'dialog' seputar cara mengelola Covid-19," kata Chief Executive MSD Robert Davis pada Reuters.

Lantas, bagaimana hasil studi obat ini?

Hasil uji coba tahap 3 pil oral MSD ini diketahui sangat kuat. Dari 775 pasien yang terlibat dalam studi, peneliti mengamati rawat inap atau kematian di antara mereka lebih kecil.

Ditemukan bahwa 7,3% dari mereka yang diberi Molnupiravir dua kali sehari selama 5 hari perawatan di rumah sakit, tidak ada yang meninggal dunia dalam 29 hari setelah obat diberikan. Ini dibandingkan dengan tingkat rawat inap kelompok plasebo sebesar 14,1% dan 8 kasus meninggal dunia dilaporkan.

"Perawatan antivirus yang dapat dilakukan di rumah untuk menjauhkan orang dengan Covid-19 perlu perawatan di rumah sakit sangat dibutuhkan," kata Wendy Holman, CEO Ridgeback, lewat keterangan resminya.

Dari 775 pasien yang terlibat, mereka memiliki kondisi ringan hingga sedang yang terkonfirmasi positif. Gejala mereka tidak lebih dari 5 hari.

"Semua pasien setidaknya memiliki satu faktor risiko yang terkait dengan kondisi perburukan, seperti obesitas atau lansia," terang laporan tersebut.



Di sisi lain, obat setara dengan Molnupiravir dilaporkan memiliki efek kecacatan lahir dalam penelitian pada hewan. Sedangkan Molnupiravir, MSD memastikan, tidak memengaruhi DNA mamalia sama sekali, termasuk pada manusia.

"Pil Molnupiravir ini tidak mampu mendorong perubahan genetik pada sel manusia, tetapi pria yang terdaftar dalam uji cobanya harus berpantang dari hubungan seksual atau setuju menggunakan kontrasepsi selama uji coba dilakukan. Pada wanita, penggunaan obat tidak menghambat kehamilan dan mereka juga diminta menggunakan alat kontrasepsi," terang MSD.

MSD mengatakan, pengurutan virus yang dilakukan sejauh ini menunjukkan bahwa Molnupiravir efektif terhadap semua varian Covid-19 termasuk Delta yang sangat mudah menular.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1373 seconds (0.1#10.140)