Literatur Medis Sebut COVID-19 Tak Ditularkan Ibu ke Bayi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagian besar literatur medis saat ini menunjukkan bahwa COVID-19 tidak dapat ditularkan kepada bayi yang baru lahir dari ibunya.
Spesialis Kandungan sekaligus Konsultan Senior di sebuah rumah sakit anak di India, dr. Neha Khandelwal, mengatakan bahwa wanita hamil memang mengalami lebih banyak stres karena mereka membawa kehidupan lain. Ketakutan bakal terinfeksi COVID-19 dan menularkannya ke bayi merupakan hal yang membuat para ibu stres. ( )
Padahal kata dr. Khandelwal, penyakit tersebut tidak akan menjadi parah atau berbahaya untuk si kecil jika Anda mengikuti protokol COVID-19 dan tak perlu panik.
"Kabar baiknya adalah, COVID-19 tidak terlalu serius atau berbahaya bagi wanita hamil, kecuali mereka memiliki kondisi lain seperti hipertensi atau gula darah tinggi. Saat ini sebagian besar literatur mendukung bahwa COVID-19 tidak bakal ditularkan dari ibu kepada bayinya," jelas Khandelwal, seperti dikutip dari laman Times Now News.
"Tapi, tetap saja bayi yang lahir dari ibu positif COVID-19 akan mendapat perawatan dan diperlakukan sebagai orang yang berpotensi positif COVID-19 juga karena bayi selalu berhubungan dekat dengan ibu. Selain itu, tidak ada kontra indikasi pula untuk kegiatan menyusui," tambahnya.
Tindakan pencegahan yang harus dilakukan oleh ibu hamil, menurut Khandelwal, tidak ada yang istimewa dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Langkah-langkah pencegahan tetap sama, seperti menjaga jarak sosial dan tidak bertemu terlalu banyak orang.
"Saya telah memberi tahu pasien saya bahwa bukan cuma Anda, tetapi orang lain yang tinggal bersama Anda juga hanya boleh bertemu lebih sedikit orang. Ada aturan yang sama untuk populasi hamil," kata Khandelwal. ( )
Khandelwal menambahkan, sistem kekebalan tubuh tidak dapat ditingkatkan dalam semalam dan setidaknya 10-12 hari asupan vitamin C penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Spesialis Kandungan sekaligus Konsultan Senior di sebuah rumah sakit anak di India, dr. Neha Khandelwal, mengatakan bahwa wanita hamil memang mengalami lebih banyak stres karena mereka membawa kehidupan lain. Ketakutan bakal terinfeksi COVID-19 dan menularkannya ke bayi merupakan hal yang membuat para ibu stres. ( )
Padahal kata dr. Khandelwal, penyakit tersebut tidak akan menjadi parah atau berbahaya untuk si kecil jika Anda mengikuti protokol COVID-19 dan tak perlu panik.
"Kabar baiknya adalah, COVID-19 tidak terlalu serius atau berbahaya bagi wanita hamil, kecuali mereka memiliki kondisi lain seperti hipertensi atau gula darah tinggi. Saat ini sebagian besar literatur mendukung bahwa COVID-19 tidak bakal ditularkan dari ibu kepada bayinya," jelas Khandelwal, seperti dikutip dari laman Times Now News.
"Tapi, tetap saja bayi yang lahir dari ibu positif COVID-19 akan mendapat perawatan dan diperlakukan sebagai orang yang berpotensi positif COVID-19 juga karena bayi selalu berhubungan dekat dengan ibu. Selain itu, tidak ada kontra indikasi pula untuk kegiatan menyusui," tambahnya.
Tindakan pencegahan yang harus dilakukan oleh ibu hamil, menurut Khandelwal, tidak ada yang istimewa dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Langkah-langkah pencegahan tetap sama, seperti menjaga jarak sosial dan tidak bertemu terlalu banyak orang.
"Saya telah memberi tahu pasien saya bahwa bukan cuma Anda, tetapi orang lain yang tinggal bersama Anda juga hanya boleh bertemu lebih sedikit orang. Ada aturan yang sama untuk populasi hamil," kata Khandelwal. ( )
Khandelwal menambahkan, sistem kekebalan tubuh tidak dapat ditingkatkan dalam semalam dan setidaknya 10-12 hari asupan vitamin C penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
(tsa)