Melihat Daya Tarik 3 Desa Wisata yang Wakili Indonesia dalam UNWTO Best Tourism Village 2021

Selasa, 02 November 2021 - 19:10 WIB
loading...
Melihat Daya Tarik 3 Desa Wisata yang Wakili Indonesia dalam UNWTO Best Tourism Village 2021
Tiga desa wisata terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang UNWTO Best Tourism Villages 2021. Foto-Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Banyak desa di Indonesia yang terus mengembangkan potensi pariwisata mereka untuk menarik minat turis berkunjung dan mendapatkan pengakuan pemerintah. Hal itu dibuktikan oleh 3 desa wisata ini, yang berhasil terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang UNWTO Best Tourism Villages 2021.

Ketiga desa tersebut juga menyabet predikat 50 desa wisata terbaik di Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Yaitu Desa Wisata Nglanggeran yang terletak di Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Desa Wisata Tetebatu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Desa Wae Rebo yang berada di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).



Ketiga desa ini siap beradu keindahan dengan desa wisata dari berbagai belahan dunia lain yang sudah terkenal secara global seperti Murcia (Cehegin) di Spanyol; Alonissos, Westerb Samos, dan Soufli yang mewakili Yunani; serta desa wisata dari Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Kamboja.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam keterangannya belum lama ini menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada ketiga desa yang berhasil mewakili Indonesia di ajang UNWTO Best Tourism Villages 2021 itu.

“Mudah-mudahan ini menjadi langkah kita bersama dalam menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” kata Sandiaga melalui siaran pers, dikutip Selasa (2/11/2021).

Lomba desa wisata bertaraf internasional ini memberikan kebanggaan tersendiri untuk bangsa Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah global. Untuk itu, Sandiaga mengajak wisatawan untuk menelusuri apa saja keunggulan dari ketiga desa wisata tersebut. Berikut ulasan singkatnya.

1. Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul

Melihat Daya Tarik 3 Desa Wisata yang Wakili Indonesia dalam UNWTO Best Tourism Village 2021


Desa Wisata Nglanggeran terletak di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan Gunung Api Purba menjadi daya tarik terbesar dari desa wisata ini. Gunung Api Purba sendiri adalah bagian dari Geopark Gunung Sewu yang telah diakui oleh dunia.

Untuk menikmati kemegahan Gunung Api Purba, wisatawan bisa tracking dengan menaiki 100 anak tangga. Setibanya di atas, Anda bisa melihat Gunung Api Purba yang membentang luas dengan keunikan bongkahan-bongkahan batu.

Pengunjung juga akan disuguhkan pemandangan utuh geosite serta melihat keunikan Kampung Pitu, yakni satu kampung yang hanya boleh diisi 7 keluarga. Selain itu, terdapat pula Embung Nglanggeran. Obyek wisata yang merupakan tampungan air seluas 0,34 hektare ini digunakan sebagai pengairan kebun warga.

Desa Wisata Nglanggeran juga kaya akan potensi seni dan budaya yang masih tetap terjaga kelestariannya. Antara lain Tarian Reog Nglanggeran, GejogLesung, Jathilan, Kenduri, Karawitan, dan Festival Kirab Budaya.

Ada pula potensi ekonomi kreatif seperti kerajinan batik topeng, olahan spa, dan deretan kuliner. Desa Wisata Nglanggeran memiliki batik tulis motif Gunung Api Purba dan cokelat, batik jumputan menggunakan kelereng dan batu, serta batik eco print yang memanfaatkan daun jati, papaya, singkong, dan kenikir.

2. Desa Wisata Tetebatu, NTB

Melihat Daya Tarik 3 Desa Wisata yang Wakili Indonesia dalam UNWTO Best Tourism Village 2021


Desa Wisata Tetebatu memiliki magnet pemikat berupa wisata alam bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Kawasan wisata ini berada di lembah Gunung Rinjani, Lombok Timur, NTB.

Dari Desa Wisata Tetebatu, wisatawan bisa melihat pemandangan Gunung Sangkareang dan Gunung Rinjani. Selain indahnya hamparan sawah terasering, yang paling menggoda dari desa ini adalah dua air terjunnya, yakni air terjun Sarang Walet atau Bat Cave dan air terjun Kokok Duren.

Kemudian wisatawan bisa mengunjungi Hutan Monyet, di mana mereka bisa melihat monyet hitam endemik asli Tetebatu. Bagi yang hobi tracking, Desa Wisata Tetebatu juga mempunyai tempat jalan-jalan yang menyehatkan jiwa dan raga yakni di kebun kopi, cokelat, vanili, dan cengkeh milik masyarakat. Bahkan wisatawan bisa ikut menanam bibitnya jika musim tanam sedang berlangsung.

Dengan mengunjungi Tetebatu, pengunjung juga bisa mendapatkan pengalaman berwisata religi dengan melihat peninggalan bersejarah berupa Alquran kuno yang sudah berusia 200 tahun. Kitab suci umat Islam itu terbuat dari bahan kayu dan kulit onta dan konon merupakan asli tulisan tangan.

Alquran kuno itu disimpan di sebuah rumah yang disebut bale kemaliq di Dusun Tete Batu Lingsar, Kecamatan Sikur. Alquran tersebut kini diwariskan kepada Jinarim alias Sukirman yang mengaku mendapatkan benda bersejarah itu dari kakeknya secara turun-temurun.



3. Desa Wae Rebo, NTT

Melihat Daya Tarik 3 Desa Wisata yang Wakili Indonesia dalam UNWTO Best Tourism Village 2021


Desa Wae Rebo yang terletak di Manggarai, NTT, disebut juga sebagai ‘surga di atas awan’, karena lokasinya yang berada di atas ketinggian 1.000 mdpl. Tak heran jika pemandangan yang disuguhkan begitu memukau layaknya lukisan.

Untuk bisa sampai ke tempat ini memang tidak mudah karena posisinya yang berada di atas gunung. Pengunjung perlu tracking menyusuri jalan setapak, membelah hutan hingga menyusuri sungai sejauh 6 kilometer. Wisatawan harus mempersiapkan kondisi tubuh yang bugar, karena dari awal pendakian langsung disuguhi tanjakan yang tiada henti. Namun, setibanya di Desa Wae Rebo, rasa lelah itu akan terbayar.

Hal pertama yang menjadi perhatian wisatawan adalah tujuh rumah adat yang menjadi ikon dari Desa Wae Rebo, yakni Mbaru Niang yang berbentuk kerucut. Selain itu, hamparan rumput hijau yang dikelilingi pegunungan lengkap dengan kabut juga menjadi pesona wisata tersendiri sehingga memberikan kesan magis namun damai, tenang, dan sejahtera.

Berbagai acara adat yang dilakukan setiap tahun juga menjadi keunggulan wisata tersendiri. Salah satunya adalah upacara persembahan untuk roh yang menghuni tempat Wae Rebo yang dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada Juni dan Oktober.



Selain itu, ada pula upacara pernikahan dan upacara kelahiran masyarakat setempat yang menarik untuk disaksikan secara langsung.

Dengan eksotisme alam dan budaya Desa Wae Rebo, maka tidak heran jika mereka mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada Agustus 2012.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0902 seconds (0.1#10.140)