Aplikasi Ini Permudah Anak untuk Belajar Bahasa Inggris
loading...
A
A
A
JAKARTA - Besarnya daya serap dan daya ingat anak-anak merupakan sebuah aset yang hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk mengenalkannya kepada ilmu bahasa. Di mana komunikasi adalah faktor penting dalam berinteraksi dan bersosialisasi.
Saat ini, salah satu keterbatasan anak-anak di negara-negara yang tidak berbahasa Inggris adalah kurangnya lingkungan yang menggunakan standar berbahasa Inggris.Akibatnya, anak-anak sering menghadapi masalah seperti: salah pengucapan, lambat mendengar dan reflek berbicara yang kurang tepat, dan lain-lain.
Sedangkan kursus dengan guru penutur asli bahasa Inggris (native speaker) banyak tidak dipilih karena biaya yang tinggi, terutama untuk keluarga dengan banyak anak.
Baca juga: Yuk Bahas Tampon! Menstrual Cup dan Pembalut, Lebih Baik yang Mana ya?
Menurut laporan hasil penelitian dari EF English Proficiency Index (EPI) yang dirilis EF Education First, Indonesia menduduki peringkat ke-51 dari 88 negara di dunia, dan menduduki peringkat ke-13 dari 21 negara di Asia. Indonesia memperoleh raihan hasil skor 51,58 dengan nilai rata-rata kecakapan bahasa Inggris di kawasan Asia sebesar 53,94.
Indikator penilaian tersebut berdasarkan analisa data dari hasil tes bahasa Inggris, yang dilakukan melalui tes online gratis dari EF SET (Standard English Test).
Agar anak-anak berminat untuk belajar bahasa Inggris, maka dihadirkan aplikasi Monkey Stories yang menyajikan perpustakaan digital bahasa Inggris untuk anak-anak 2-10 tahun.
Terdapat banyak koleksi cerita bergambar dan interaktif, informasi pembelajaran, hingga konten buku audio. Pengguna aplikasi akan disuguhkan berbagai ilustrasi yang indah, efek suara yang hidup, dan permainan-permainan yang menginspirasi.
Aplikasi Monkey Stories merupakan satu aplikasi lengkap yang mengajarkan anak untuk mendengar, bicara, membaca sekaligus menulis dalam Bahasa Inggris.
"Selain itu, Monkey Stories memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi dengan isi cerita melalui cara yang unik. Anak-anak dapat menyentuh objek atau karakter yang berbeda di setiap halaman," kata CEO of Early Start Joint Stock Company, Dao Xuan Hoang dalam keterangan persnya, baru-baru ini.
Saat ini, salah satu keterbatasan anak-anak di negara-negara yang tidak berbahasa Inggris adalah kurangnya lingkungan yang menggunakan standar berbahasa Inggris.Akibatnya, anak-anak sering menghadapi masalah seperti: salah pengucapan, lambat mendengar dan reflek berbicara yang kurang tepat, dan lain-lain.
Sedangkan kursus dengan guru penutur asli bahasa Inggris (native speaker) banyak tidak dipilih karena biaya yang tinggi, terutama untuk keluarga dengan banyak anak.
Baca juga: Yuk Bahas Tampon! Menstrual Cup dan Pembalut, Lebih Baik yang Mana ya?
Menurut laporan hasil penelitian dari EF English Proficiency Index (EPI) yang dirilis EF Education First, Indonesia menduduki peringkat ke-51 dari 88 negara di dunia, dan menduduki peringkat ke-13 dari 21 negara di Asia. Indonesia memperoleh raihan hasil skor 51,58 dengan nilai rata-rata kecakapan bahasa Inggris di kawasan Asia sebesar 53,94.
Indikator penilaian tersebut berdasarkan analisa data dari hasil tes bahasa Inggris, yang dilakukan melalui tes online gratis dari EF SET (Standard English Test).
Agar anak-anak berminat untuk belajar bahasa Inggris, maka dihadirkan aplikasi Monkey Stories yang menyajikan perpustakaan digital bahasa Inggris untuk anak-anak 2-10 tahun.
Terdapat banyak koleksi cerita bergambar dan interaktif, informasi pembelajaran, hingga konten buku audio. Pengguna aplikasi akan disuguhkan berbagai ilustrasi yang indah, efek suara yang hidup, dan permainan-permainan yang menginspirasi.
Aplikasi Monkey Stories merupakan satu aplikasi lengkap yang mengajarkan anak untuk mendengar, bicara, membaca sekaligus menulis dalam Bahasa Inggris.
"Selain itu, Monkey Stories memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi dengan isi cerita melalui cara yang unik. Anak-anak dapat menyentuh objek atau karakter yang berbeda di setiap halaman," kata CEO of Early Start Joint Stock Company, Dao Xuan Hoang dalam keterangan persnya, baru-baru ini.