Dampak Perubahan Gaya Hidup selama Pandemi terhadap Risiko Diabetes dan Prediabetes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hasil survei Merck dan YouGov pada September 2021 yang melibatkan 8.000 orang dewasa di Indonesia, Brasil, Meksiko, Rusia, China, Vietnam, Portugal, dan Uni Emirat Arab menunjukkan bahwa responden di Tanah Air telah menerapkan perubahan gaya hidup yang dapat mengurangi atau bahkan meningkatkan risiko terhadap diabetes, disebabkan oleh semakin banyaknya waktu luang di rumah.
Banyak responden yang mengaku, melakukan perubahan yang lebih sehat, seperti 51% lebih banyak makan buah dan sayuran dan 40% semakin sering berolahraga selama pandemi COVID-19. Namun, tidak sedikit pula responden yang lebih sering mengonsumsi makanan tinggi lemak serta gula (13%), dan kian jarang berolahraga (19%).
Padahal, dari survei tersebut juga terungkap bahwa sebanyak 68% orang di Indonesia percaya perubahan gaya hidup dapat mengurangi risiko diabetes dan 73% menyadari bahwa asupan makanan tinggi gula memainkan peran utama dalam menyebabkan diabetes.
Selain perubahan gaya hidup, survei ini juga mengungkapkan bahwa kebanyakan orang (82% responden) di Indonesia tidak tahu harus bertanya kepada siapa atau mengakses sumber informasi yang dapat dipercaya tentang risiko diabetes.
Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan 67% akan mencoba mengakses informasi terpercaya tentang faktor risiko diabetes di internet, di mana 31% di antaranya akan mengakses informasi melalui media sosial.
Bukan hanya melalui internet, tidak sedikit responden yang akan menggunakan program TV (21%) dan berbicara dengan keluarga atau teman (35 %) untuk mencari informasi tentang diabetes.
Melihat data tersebut, hadirnya berbagai inisiatif dan platform terpercaya sangat dibutuhkan agar dapat terus mengedukasi masyarakat tentang bahaya diabetes dan cara pencegahannya.
“Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar terhadap gaya hidup yang dapat menjadikan kita lebih sehat ataupun tidak. Saat ini, kita sudah mulai beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan virus dan perlu memahami kebiasaan yang dapat mengurangi ataupun meningkatkan risiko diabetes,” kata Presiden Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin dalam keterangan resminya, Sabtu (13/11/2021).
Risiko terkena diabetes tipe-2 dapat dikurangi hingga 58% dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan menurunkan berat badan.
Banyak responden yang mengaku, melakukan perubahan yang lebih sehat, seperti 51% lebih banyak makan buah dan sayuran dan 40% semakin sering berolahraga selama pandemi COVID-19. Namun, tidak sedikit pula responden yang lebih sering mengonsumsi makanan tinggi lemak serta gula (13%), dan kian jarang berolahraga (19%).
Padahal, dari survei tersebut juga terungkap bahwa sebanyak 68% orang di Indonesia percaya perubahan gaya hidup dapat mengurangi risiko diabetes dan 73% menyadari bahwa asupan makanan tinggi gula memainkan peran utama dalam menyebabkan diabetes.
Selain perubahan gaya hidup, survei ini juga mengungkapkan bahwa kebanyakan orang (82% responden) di Indonesia tidak tahu harus bertanya kepada siapa atau mengakses sumber informasi yang dapat dipercaya tentang risiko diabetes.
Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan 67% akan mencoba mengakses informasi terpercaya tentang faktor risiko diabetes di internet, di mana 31% di antaranya akan mengakses informasi melalui media sosial.
Bukan hanya melalui internet, tidak sedikit responden yang akan menggunakan program TV (21%) dan berbicara dengan keluarga atau teman (35 %) untuk mencari informasi tentang diabetes.
Melihat data tersebut, hadirnya berbagai inisiatif dan platform terpercaya sangat dibutuhkan agar dapat terus mengedukasi masyarakat tentang bahaya diabetes dan cara pencegahannya.
“Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar terhadap gaya hidup yang dapat menjadikan kita lebih sehat ataupun tidak. Saat ini, kita sudah mulai beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan virus dan perlu memahami kebiasaan yang dapat mengurangi ataupun meningkatkan risiko diabetes,” kata Presiden Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin dalam keterangan resminya, Sabtu (13/11/2021).
Risiko terkena diabetes tipe-2 dapat dikurangi hingga 58% dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan menurunkan berat badan.