Pentingnya Variasi Sumber Gizi sebagai Penentu Perkembangan Anak

Minggu, 28 November 2021 - 00:41 WIB
loading...
Pentingnya Variasi Sumber Gizi sebagai Penentu Perkembangan Anak
Kekurangan gizi pada periode emas tersebut tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Indonesia hingga kini masih mengalami masalah kekurangan gizi dan meningkatnya prevalensi obesitas yang disebut sebagai Beban Ganda Masalah Gizi (double burden malnutrition).

Di satu sisi, anak-anak Indonesia masih ada yang mengalami kekurangan gizi dan stunting , di sisi lain anak-anak juga mengalami obesitas (over malnutrition) karena pola diet dan konsumsi yang salah.

Merujuk data Kementerian Kesehatan tahun 2013, beban ganda masalah gizi di Indonesia terjadi di sepanjang siklus kehidupan, dimulai lebih awal dengan 12% anak di bawah lima tahun menderita kurus (wasting), sementara 12% lainnya mengalami kegemukan (overweight).

Baca juga: Novavax Mulai Kembangkan Vaksin Covid-19 untuk Varian Omicron

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018 Kemenkes RI, gizi anak Indonesia masih berada dalam level bahaya, meski telah terjadi penurunan angka gizi buruk dan stunting. Angka gizi kurang turun dari 19,8 persen ke 17,7 persen. Keberadaan anak stunting turun dari 37,8 persen menjadi 30,8 persen.

Pentingnya kebutuhan gizi yang seimbang bagi anak dan orang dewasa, mendorong Regal Springs Indonesia menjadikannya salah satu program utama. Hal itu juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam menangani permasalahan malnutrisi.

Tahun ini program tersebut dirangkaikan dengan peringatan Hari Ikan Nasional yang jatuh setiap 21 November. Untuk itu Regal Springs Indonesia menggelar Regal Springs Health Talk "Generasi Cerdas Generasi Makan Ikan". Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat pentingnya nutrisi dan gizi yang baik demi generasi yang lebih cerdas.

"Ini merupakan bentuk perhatian yang serius dari perusahaan kepada anak-anak Indonesia. Kami mengadakan diskusi yang menghadirkan pakar, ahli gizi dan para orang tua sebagai peserta agar semakin banyak orang tua yang memahami pentingnya variasi sumber gizi sebagai penentu perkembangan anak," ujar Senior Manager Commercial & Business Development Regal Springs Indonesia, Bobby Wijaya melalui keterangan resminya, Sabtu (27/11/2021).

Bobby menambahkan, dalam rangkaian Hari Ikan Nasional, Regal Springs Indonesia tidak hanya menghadirkan ikan tilapia yang penuh gizi, tetapi juga forum untuk mengedukasi masyarakat bahwa ikan adalah salah satu sumber pangan hewani yang tinggi protein, omega 3 dan beragam manfaat gizi lainnya.

Tantangan terkait malnutrisi ini juga menjadi perhatian khsusus dari praktisi kesehatan dr. Satrio Bhuwono Prakoso. Karena menurutnya, perubahan antropometri (berat/tinggi badan) pada anak terjadi dalam jangka waktu tertentu. Penentunya adalah genetik, nutrisi, hormon, kesehatan dan lingkungan.

"1.000 hari pertama kehidupan anak (1.000 HPK), yaitu masa sejak anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun adalah periode emas, penentu kecerdasan dan masa tumbuh kembang anak. Perkembangan anak tidak hanya perubahan pada fisik, tapi juga emosional, pikiran, dan linguistik anak yang terjadi sejak si kecil lahir hingga awal masa dewasanya nanti," tutur dr.Satrio.

Dia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam memerhatikan gizi anak pada periode ini. Pasalnya, kekurangan gizi pada periode emas tersebut tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya.

Pembicara lainnya dalam Health Talk ini, pakar bioteknologi makanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.-Ing. Dase Hunaefi, S.T.P., M. Food.ST, mengungkapkan, makanan sehat adalah makanan yang memiliki gizi seimbang dengan sumber protein, lemak sehat, sumber vitamin dan mineral.

"Untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ikan tilapia adalah makanan yang cocok untuk diandalkan sebagai sumber protein. Sebab ikan mengandung asam lemak esensial dan protein yang tinggi," terang Dr.-Ing. Dase.

Baca juga: Ditanya tentang Kualitas Seorang Miss World? Begini Jawaban Carla Yules

"Terlebih pada bayi usia lebih dari 6 bulan atau pada masa MPASI, ikan tilapia aman dikonsumsi dan memenuhi syarat lainnya, yaitu bebas hormon pertumbuhan, bebas obat penggemuk, tidak menggunakan antibiotik dan pastinya mudah diolah," katanya lagi.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2226 seconds (0.1#10.140)