Dari Tangan ke Tangan, Pangan Bisa Saja Tercemar Virus Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Sedang dan Rendah BPOM Emma Setyawati mengatakan, pangan aman adalah makanan yang terbebas dari tiga cemaran, yakni biologi, kimia, dan fisik. Virus termasuk dalam cemaran biologi.
“Virus itu sebetulnya cemaran biologi,” kata Emma.
Terkait dengan pandemi COVID-19 , penularan virus SARS-CoV-2 atau virus corona baru tidak terjadi lewat bahan pangan. Akan tetapi, virus dapat hidup di inang seperti bagian tubuh manusia dan penyebarannya terjadi melalui droplet yang keluar dari mulut serta hidung seseorang yang terinfeksi.
“Virus ini bukan foodborne disease. Dia tidak ditularkan dari makanan, cuma dia bisa hidup di inang yang hidup. Ini berarti dari tangan ke tangan, dari droplet,” jelas Emma. ( Baca: 10 Tarian Terpopuler di Muka Bumi )
Dari gambaran tersebut, Emma mengingatkan bahwa pangan dapat tercemar virus mulai dari ketika pangan itu dibuat atau ketika didistribusikan hingga dikonsumsi oleh masyarakat. Sebab, rangkaian proses itu tentu juga melalui tangan ke tangan.
Oleh karena itu, BPOM kemudian mengeluarkan buku panduan produksi pangan sebagai upaya untuk memastikan keamanan pangan di tengah pandemi COVID-19 . Buku panduan tersebut berbentuk digital atau e-book yang dapat diakses melalui situs resmi pom.go.id dan diunduh secara gratis.
“Badan POM mencoba mengelola ini, membuat manajemen untuk peredaran pangan. Bagaimana menangani pangan sehingga pada saat dikonsumsi tetap aman,” jelas Emma.
Tentu dalam mengeluarkan buku panduan tersebut, BPOM tidak bergerak sendiri, melainkan melibatkan berbagai pihak seperti produsen, distributor, jasa pengantaran, dan lain-lain.
Selain menjadi e-book, BPOM juga melakukan pertemuan secara virtual dengan berbagai pihak untuk memastikan pedoman pangan aman dapat dilakukan tanpa mengurangi gizi pangan tersebut.
Emma juga mengatakan bahwa e-book tersebut sebenarnya merupakan pedoman yang sebelumnya sudah ada dan dalam hal ini dimodifikasi dengan penambahan aturan protokol kesehatan untuk penanganan COVID-19.
“Jangan sampai desak-desakan di sarana produksinya. Kemudian, pakailah masker bahkan penutup rambut, pakai sarung tangan di tempat produksi. Ketika mengantarkan juga demikian, jangan langsung bersentuhan dengan tangan penerimanya,” ungkap Emma.
Dalam pengemasan makanan tersebut, Emma mengatakan, di setiap produk makanan perlu memiliki tiga lapis kemasan mulai primer, sekunder, dan tersier. Hal itu dimaksudkan agar produk makanan tidak bersinggungan langsung dengan tangan produsen hingga distributor yang mengantarkan makanan tersebut.
Selain pengelolaan pangan aman, BPOM juga memastikan agar isi makanan dapat sesuai dengan standar gizi yang layak untuk dikonsumsi dan memberi kebaikan bagi tubuh.
“Virus itu sebetulnya cemaran biologi,” kata Emma.
Terkait dengan pandemi COVID-19 , penularan virus SARS-CoV-2 atau virus corona baru tidak terjadi lewat bahan pangan. Akan tetapi, virus dapat hidup di inang seperti bagian tubuh manusia dan penyebarannya terjadi melalui droplet yang keluar dari mulut serta hidung seseorang yang terinfeksi.
“Virus ini bukan foodborne disease. Dia tidak ditularkan dari makanan, cuma dia bisa hidup di inang yang hidup. Ini berarti dari tangan ke tangan, dari droplet,” jelas Emma. ( Baca: 10 Tarian Terpopuler di Muka Bumi )
Dari gambaran tersebut, Emma mengingatkan bahwa pangan dapat tercemar virus mulai dari ketika pangan itu dibuat atau ketika didistribusikan hingga dikonsumsi oleh masyarakat. Sebab, rangkaian proses itu tentu juga melalui tangan ke tangan.
Oleh karena itu, BPOM kemudian mengeluarkan buku panduan produksi pangan sebagai upaya untuk memastikan keamanan pangan di tengah pandemi COVID-19 . Buku panduan tersebut berbentuk digital atau e-book yang dapat diakses melalui situs resmi pom.go.id dan diunduh secara gratis.
“Badan POM mencoba mengelola ini, membuat manajemen untuk peredaran pangan. Bagaimana menangani pangan sehingga pada saat dikonsumsi tetap aman,” jelas Emma.
Tentu dalam mengeluarkan buku panduan tersebut, BPOM tidak bergerak sendiri, melainkan melibatkan berbagai pihak seperti produsen, distributor, jasa pengantaran, dan lain-lain.
Selain menjadi e-book, BPOM juga melakukan pertemuan secara virtual dengan berbagai pihak untuk memastikan pedoman pangan aman dapat dilakukan tanpa mengurangi gizi pangan tersebut.
Emma juga mengatakan bahwa e-book tersebut sebenarnya merupakan pedoman yang sebelumnya sudah ada dan dalam hal ini dimodifikasi dengan penambahan aturan protokol kesehatan untuk penanganan COVID-19.
“Jangan sampai desak-desakan di sarana produksinya. Kemudian, pakailah masker bahkan penutup rambut, pakai sarung tangan di tempat produksi. Ketika mengantarkan juga demikian, jangan langsung bersentuhan dengan tangan penerimanya,” ungkap Emma.
Dalam pengemasan makanan tersebut, Emma mengatakan, di setiap produk makanan perlu memiliki tiga lapis kemasan mulai primer, sekunder, dan tersier. Hal itu dimaksudkan agar produk makanan tidak bersinggungan langsung dengan tangan produsen hingga distributor yang mengantarkan makanan tersebut.
Selain pengelolaan pangan aman, BPOM juga memastikan agar isi makanan dapat sesuai dengan standar gizi yang layak untuk dikonsumsi dan memberi kebaikan bagi tubuh.
(uka)