Kasus Omicron Meningkat, 5 Organisasi Profesi Medis Minta Pemerintah Tinjau Ulang PTM

Senin, 24 Januari 2022 - 14:45 WIB
loading...
Kasus Omicron Meningkat,...
Kasus konfirmasi Omicron saat ini kian meningkat di Indonesia. Pada saat bersamaan, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) juga mulai digelar. Foto Ilustrasi/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kasus konfirmasi Omicron saat ini kian meningkat di Indonesia. Pada saat bersamaan, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) juga mulai digelar.

Kasus penyebaran Covid-19 di sekolah pun tak terelakkan. Contohnya per 17 Januari lalu, 12 sekolah di DKI Jakarta diketahui ditutup karena ditemukannya kasus positif di dalam sekolah.



Begitu juga di provinsi lain. Tercatat pada 19 Januari lalu, 11 orang yang terdiri dari siswa dan tenaga pendidik di salah satu MAN di Kota Malang, Jawa Timur, dinyatakan positif Covid-19.

Seiring dengan meningkatnya kasus Omicron di Indonesia, yang tak hanya menjangkiti orang dewasa tapi juga anak-anak, lima organisasi profesi medis yakni Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Indonesia Intensif Indonesia (PERDATIN), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI), serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta pemerintah untuk meninjau ulang pelaksanaan kegiatan PTM yang dinilai begitu berisiko.





Dalam siaran pers IDI dan IDAI yang diterima redaksi MNC Portal Indonesia pada Senin (24/1/2022), diketahui pekan lalu lima organisasi profesi medis dan IDAI sudah mengajukan surat permohonan kepada pemerintah selaku pembuat kebijakan, melalui 4 kementerian yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Dalam Negeri untuk mengevaluasi proses pembelajaran tatap muka 100 persen pada kelompok usia kurang dari 11 tahun.

Permohonan evaluasi ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Melihat faktor kepatuhan anak-anak di bawah usia 11 tahun terhadap protokol kesehatan masih belum 100 persen dan belum tersedianya atau belum lengkapnya vaksinasi anak-anak usia kurang dari 11 tahun.

Ketua Umum PDPI DR. Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR menyebut, saat ini justru anak-anak terserang Omicron lebih banyak dibandingkan serangan varian sebelumnya.

“Laporan dari beberapa negara, proporsi anak yang dirawat akibat infeksi Covid-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya, dan juga telah dilaporkan transmisi lokal varian Omicron di Indonesia. Bahkan sudah ada kasus meninggal karena Omicron,” kata DR. Dr. Agus.

Ditambahkan DR. Dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FAPSIC, FACC,FESC, FSCAI, jika positif terinfeksi Covid-19, anak-anak berpotensi mengalami komplikasi berat.

“Anak potensial mengalami komplikasi berat yaitu multisystem inflammatory syndrome in children associated with Covid-19 (MIS-C) dan komplikasi long Covid-19 lain sebagaimana orang dewasa, yang akan berdampak pada kinerja dan kesehatan organ tubuh lain,” imbuhnya.

Berdasarkan sejumlah pertimbangan di atas, maka 5 organisasi profesi medis tersebut menyarankan beberapa poin, yaitu:

1. Anak-anak dan keluarga tetap diperbolehkan memilih pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga.

2. Anak-anak dengan komorbid diimbau untuk memeriksakan diri terlebih dulu ke dokter yang menangani.

3. Anak-anak yang sudah melengkapi vaksinasi Covid-19 dan cakap dalam melaksanakan protokol kesehatan bisa mengikuti PTM.

4. Mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah, seyogyanya dilakukan secara transparan untuk memberikan keamanan publik.

Dokter Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, Ketua Umum PAPDI menegaskan, pihaknya berharap pemerintah mau meninjau ulang keputusan gelaran sekolah tatap muka saat ini demi melindungi kesehatan anak-anak Indonesia.

“Kami berharap pemerintah dan kementerian terkait sebagai pembuat kebijakan dapat mempertimbangkan permohonan kami demi melindungi kesehatan dan keselamatan anak Indonesia,” tegas DR. Dr. Sally Aman Nasution.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1919 seconds (0.1#10.140)