Lewat Fox Logger GPS Technology, Alamsyah Menggebrak Dunia
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kemampuan anak bangsa, khususnya dibidang teknologi sudah tidak diragukan lagi. Ragam inovasi terus dihadirkan para generasi muda bangsa Indonesia.
(Baca juga: Dokter Cantik Reisa Ajak Masyarakat Jaga Jarak, Kenapa? )
Ada yang masih berupa prototype, ide, bahkan sudah ada yang dipersembahkan pada masyarakat diera revolusi industri 4.0 yang saat ini terus digaungkan.
Salah satunya yakni Alamsyah Cheung. Pemuda 32 tahun ini berhasil menembus ketatnya persaingan industri 4.0. Berkat keuletan dan kegigihannya, ia berhasil mempersembahkan Fox Logger GPS Technology untuk bangsa Indonesia.
Fox Logger GPS Technology adalah GPS Tracker, sebuah platform yang berfungsi sebagai sistem manajemen transportasi yang memungkinkan pengguna memantau aktivitas kendaraannya.
Dengan Fox Logger GPS Technology, pemilik atau penggunanya mudah untuk memantau armada mereka hanya menggunakan gawai atau komputer. Hal ini disebabkan Fox Logger GPS Technology memanfaatkan konsep Internet of Things (IoT) sehingga berbagai benda atau perangkat terhubung satu sama lain melalui sebuah alat komputasi.
"GPS Tracker adalah alat pelacak kendaraan, berfungsi memantau aktivitas pergerakan kendaraan setiap harinya, yang kemudian menyimpan data tersebut dalam database," katanya pada SINDOnews.com melalui zoom, Kamis (12/6/2020).
Alam menjelaskan, secara teknis pemakaian alat tersebut dipasang di kendaraan secara tersembunyi. Sehingga hanya pemilik kendaraan yang tahu betul dimana letaknya, sedangkan pengguna tidak tahu. Di dalam alat juga terdapat sim card yang sudah bekerjasama dengan Telkomsel.
"Jadi mobil pergi kemana saja, alat ini akan terus mengirim data ke server. Mobil pergi kemana, melaju dengan kecepatan berapa, mengarahnya kemana nanti diterjemahkan dalam peta. Server saya juga mengolah, kalau mobil berhenti, menyala atau mati, semuanya direkap," paparnya.
Lebih lanjut Alam menjelaskan, melalui server tersebut pemilik sewaktu-waktu bisa melihat riwayat perjalanan kendaraan. Seperti jarak tempuh setiap harinya, lokasi parkir, kecepatan laju kendaraan, lama kendaraan menyala, pemakaian bahan bakar, hingga mendeteksi keberadaan kendaraan berdasarkan letak geografis tertentu.
"Jadi semuanya langsung dari aplikasi. Fox Logger ini juga punya layanan 24 jam, jadi on terus tidak ada tanggal merah," ucapnya.
Solusi di Tengah Situasi Krisis
Di tengah krisis ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19, karya anak bangsa ini cukup membantu para pengusaha yang bergerak di bidang logistik dan leasing otomotif. Seperti halnya saat diterapkannya PSBB yang disusul adanya kebijakan keringanan kredit. Alhasil tidak sedikit nasabah debitur mendadak tidak membayar angsuran.
"Nah disini makin kelihatan bahwa fungsi dari Fox Logger cukup membantu. Karena banyak orang yang gak bisa bayar kredit atau alasan gak mau bayar. Leasing tetap bisa memantau asetnya dimana berada. Jangan sampai asetnya keluar atau dijual, gadai atau dimana," tegas Alam.
Menurutnya, seseorang bisa berubah dengan gampang identitasnya. Namun dengan teknologi, keberadaan unit bisa terlihat sampai titik koordinat. "Mereka tahu posisinya ada dimana. Selama memang mobilnya masih ada kan tenang. saya melihat ini solusi banget, apalagi produk saya ini bener-bener produk dalam negeri," kata dia.
Selain memberi rasa tenang pada pemilik kendaraan atau pengusaha, Alam meyakinkan bahwa platform tersebut memberikan banyak keuntungan pada pengguna. Keuntungan yang didapat yakni bisa meminimalisir angka kerugian akibat hilangnya unit yang tidak bisa ditemukan.
Ia mencontohkan, pada tahun 2019 ada salah satu lembaga pembiayaan yang mamakai Fox Logger. Perusahaan itu berhasil menurunkan nilai kerugian sekitar Rp30 miliar karena ada ratusan mobil yang tidak bisa ditemukan. Bahkan anggaran yang biasanya difungsikan untuk mata elang atau mata-mata dijalan untuk mengawasi konsumen gagal bayar bisa dipangkas.
"Jadi secara perusahaan tidak merugikan sama sekali malah menambah keuntungan mereka. Karena konsep perusahaan itu dia bisa untung karena penjualannya tinggi dikurangi dengan operasional, atau bisa untuk karena yang awalnya rugi tidak jadi rugi," tuturnya.
Berharap Dirangkul OJK
Startup milik Alamsyah ini mengalami fase yang cukup panjang. Pemuda kelahiran Jakarta ini memulainya dengan mengikuti trend yang ada di masyarakat. Pada fase tahun 2011-2014 dia memperkenalkan produknya dengan menggaungkan topik maraknya curanmor, karena mobil bisa di cek lokasinya dimana.
Kemudian 2014-2017 ia masuk ke B2B. Awalnya menyasar ritel yang didukung adanya ojek online. Disitu banyak pengusaha yang membeli kendaraan untuk disewakan ke driver oline. Pada tahun yang sama pula, mulai banyak bisnis logistik yang pengelolanya masuk ke generasi kedua yang sudah menggunakan model kerja digitalisasi.
Saat ini, Alam berharap dapat dirangkul oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk memperkuat perusahaan pembiayaan barang bergerak seperti leasing. Ia mengatakan, jika perusahaan pembiayaan dapat meminimalisir kerugian, maka keuntungan termasuk pajak bisa menambah pendapatan negara. Apalagi saat ini market leasing di Indonesia sangat tinggi. Baik mobil bekas maupun mobil baru masih diperjual belikan.
"Saya berharap bisa digandeng oleh OJK, karena ini sifatnya nasional dan ini solusi. Secara peraturan juga bisa diperkuat. Mitigasi resikonya lebih bagus," tegasnya. Fox Logger sendiri, lanjut Alam, pada tahun 2019 lalu perusahaannya bisa menyetor pendapatan pajak untuk negara sekitar Rp2 miliar. Pajak tersebut termasuk PPN.
Pengguna Fox Logger GPS Technology
Pengguna platform Fox Logger, baik ritel mapun corporat terus bertambah. Hingga saat ini sudah ada sekitar 25 ribu kendaraan dilacak. Sistem Fox Logger GPS Technology berhasil menjawab kebutuhan Pemprov DKI atas alat monitoring truk sampah yang dimiliki mereka.
Sebab, sistem yang dimiliki Fox Logger GPS Technology dapat dengan mudah dikoneksikan ke sistem smart city yang ada di kota manapun. Inilah yang menjadi pertimbangan Pemprov DKI Jakarta meminang Fox Logger GPS Technology.
Selain Pemprov DKI, Fox Logger juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan. "Selain DKI, ada Makassar, Manado, Bali dipakai bus sekolah. Kalau pemprov DKI hampir semua instansi pelayanan umum kecuali trans Jakarta. Mereka pakai untuk menganalisa," ungkap Alam.
Ke depan Alam ingin memperkuat pada sektor lembaga pembiaayaan. Kemudian mulai marambah ke perusahaan minuman yang banyak memasang kulkas di toko-toko. Kian membaiknya infrastruktur internet, bisa memudahkan perusahaan minuman mengecek jumlah dan keberadaan aset perusahaan.
"Karena pendataannya secara teknologi, sehingga akurat dalam mengalanalisa keuntungan dan kerugian perusahaan. untuk saat ini belum, tapi kita akan masuk kesana," pungkasnya.
(Baca juga: Dokter Cantik Reisa Ajak Masyarakat Jaga Jarak, Kenapa? )
Ada yang masih berupa prototype, ide, bahkan sudah ada yang dipersembahkan pada masyarakat diera revolusi industri 4.0 yang saat ini terus digaungkan.
Salah satunya yakni Alamsyah Cheung. Pemuda 32 tahun ini berhasil menembus ketatnya persaingan industri 4.0. Berkat keuletan dan kegigihannya, ia berhasil mempersembahkan Fox Logger GPS Technology untuk bangsa Indonesia.
Fox Logger GPS Technology adalah GPS Tracker, sebuah platform yang berfungsi sebagai sistem manajemen transportasi yang memungkinkan pengguna memantau aktivitas kendaraannya.
Dengan Fox Logger GPS Technology, pemilik atau penggunanya mudah untuk memantau armada mereka hanya menggunakan gawai atau komputer. Hal ini disebabkan Fox Logger GPS Technology memanfaatkan konsep Internet of Things (IoT) sehingga berbagai benda atau perangkat terhubung satu sama lain melalui sebuah alat komputasi.
"GPS Tracker adalah alat pelacak kendaraan, berfungsi memantau aktivitas pergerakan kendaraan setiap harinya, yang kemudian menyimpan data tersebut dalam database," katanya pada SINDOnews.com melalui zoom, Kamis (12/6/2020).
Alam menjelaskan, secara teknis pemakaian alat tersebut dipasang di kendaraan secara tersembunyi. Sehingga hanya pemilik kendaraan yang tahu betul dimana letaknya, sedangkan pengguna tidak tahu. Di dalam alat juga terdapat sim card yang sudah bekerjasama dengan Telkomsel.
"Jadi mobil pergi kemana saja, alat ini akan terus mengirim data ke server. Mobil pergi kemana, melaju dengan kecepatan berapa, mengarahnya kemana nanti diterjemahkan dalam peta. Server saya juga mengolah, kalau mobil berhenti, menyala atau mati, semuanya direkap," paparnya.
Lebih lanjut Alam menjelaskan, melalui server tersebut pemilik sewaktu-waktu bisa melihat riwayat perjalanan kendaraan. Seperti jarak tempuh setiap harinya, lokasi parkir, kecepatan laju kendaraan, lama kendaraan menyala, pemakaian bahan bakar, hingga mendeteksi keberadaan kendaraan berdasarkan letak geografis tertentu.
"Jadi semuanya langsung dari aplikasi. Fox Logger ini juga punya layanan 24 jam, jadi on terus tidak ada tanggal merah," ucapnya.
Solusi di Tengah Situasi Krisis
Di tengah krisis ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19, karya anak bangsa ini cukup membantu para pengusaha yang bergerak di bidang logistik dan leasing otomotif. Seperti halnya saat diterapkannya PSBB yang disusul adanya kebijakan keringanan kredit. Alhasil tidak sedikit nasabah debitur mendadak tidak membayar angsuran.
"Nah disini makin kelihatan bahwa fungsi dari Fox Logger cukup membantu. Karena banyak orang yang gak bisa bayar kredit atau alasan gak mau bayar. Leasing tetap bisa memantau asetnya dimana berada. Jangan sampai asetnya keluar atau dijual, gadai atau dimana," tegas Alam.
Menurutnya, seseorang bisa berubah dengan gampang identitasnya. Namun dengan teknologi, keberadaan unit bisa terlihat sampai titik koordinat. "Mereka tahu posisinya ada dimana. Selama memang mobilnya masih ada kan tenang. saya melihat ini solusi banget, apalagi produk saya ini bener-bener produk dalam negeri," kata dia.
Selain memberi rasa tenang pada pemilik kendaraan atau pengusaha, Alam meyakinkan bahwa platform tersebut memberikan banyak keuntungan pada pengguna. Keuntungan yang didapat yakni bisa meminimalisir angka kerugian akibat hilangnya unit yang tidak bisa ditemukan.
Ia mencontohkan, pada tahun 2019 ada salah satu lembaga pembiayaan yang mamakai Fox Logger. Perusahaan itu berhasil menurunkan nilai kerugian sekitar Rp30 miliar karena ada ratusan mobil yang tidak bisa ditemukan. Bahkan anggaran yang biasanya difungsikan untuk mata elang atau mata-mata dijalan untuk mengawasi konsumen gagal bayar bisa dipangkas.
"Jadi secara perusahaan tidak merugikan sama sekali malah menambah keuntungan mereka. Karena konsep perusahaan itu dia bisa untung karena penjualannya tinggi dikurangi dengan operasional, atau bisa untuk karena yang awalnya rugi tidak jadi rugi," tuturnya.
Berharap Dirangkul OJK
Startup milik Alamsyah ini mengalami fase yang cukup panjang. Pemuda kelahiran Jakarta ini memulainya dengan mengikuti trend yang ada di masyarakat. Pada fase tahun 2011-2014 dia memperkenalkan produknya dengan menggaungkan topik maraknya curanmor, karena mobil bisa di cek lokasinya dimana.
Kemudian 2014-2017 ia masuk ke B2B. Awalnya menyasar ritel yang didukung adanya ojek online. Disitu banyak pengusaha yang membeli kendaraan untuk disewakan ke driver oline. Pada tahun yang sama pula, mulai banyak bisnis logistik yang pengelolanya masuk ke generasi kedua yang sudah menggunakan model kerja digitalisasi.
Saat ini, Alam berharap dapat dirangkul oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk memperkuat perusahaan pembiayaan barang bergerak seperti leasing. Ia mengatakan, jika perusahaan pembiayaan dapat meminimalisir kerugian, maka keuntungan termasuk pajak bisa menambah pendapatan negara. Apalagi saat ini market leasing di Indonesia sangat tinggi. Baik mobil bekas maupun mobil baru masih diperjual belikan.
"Saya berharap bisa digandeng oleh OJK, karena ini sifatnya nasional dan ini solusi. Secara peraturan juga bisa diperkuat. Mitigasi resikonya lebih bagus," tegasnya. Fox Logger sendiri, lanjut Alam, pada tahun 2019 lalu perusahaannya bisa menyetor pendapatan pajak untuk negara sekitar Rp2 miliar. Pajak tersebut termasuk PPN.
Pengguna Fox Logger GPS Technology
Pengguna platform Fox Logger, baik ritel mapun corporat terus bertambah. Hingga saat ini sudah ada sekitar 25 ribu kendaraan dilacak. Sistem Fox Logger GPS Technology berhasil menjawab kebutuhan Pemprov DKI atas alat monitoring truk sampah yang dimiliki mereka.
Sebab, sistem yang dimiliki Fox Logger GPS Technology dapat dengan mudah dikoneksikan ke sistem smart city yang ada di kota manapun. Inilah yang menjadi pertimbangan Pemprov DKI Jakarta meminang Fox Logger GPS Technology.
Selain Pemprov DKI, Fox Logger juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan. "Selain DKI, ada Makassar, Manado, Bali dipakai bus sekolah. Kalau pemprov DKI hampir semua instansi pelayanan umum kecuali trans Jakarta. Mereka pakai untuk menganalisa," ungkap Alam.
Ke depan Alam ingin memperkuat pada sektor lembaga pembiaayaan. Kemudian mulai marambah ke perusahaan minuman yang banyak memasang kulkas di toko-toko. Kian membaiknya infrastruktur internet, bisa memudahkan perusahaan minuman mengecek jumlah dan keberadaan aset perusahaan.
"Karena pendataannya secara teknologi, sehingga akurat dalam mengalanalisa keuntungan dan kerugian perusahaan. untuk saat ini belum, tapi kita akan masuk kesana," pungkasnya.
(eyt)