Mengobati Jerawat Hanya dengan Skincare Kosmetik? Begini Kata Ahli

Senin, 28 Februari 2022 - 23:59 WIB
loading...
Mengobati Jerawat Hanya dengan Skincare Kosmetik? Begini Kata Ahli
Jerawat kurang tepat bila diatasi hanya dengan skincare kosmetik. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Jerawat kurang tepat bila diatasi hanya dengan skincare kosmetik. Jerawat pada dasarnya merupakan penyakit yang harus ditangani secara serius dan benar, sesuai dengan kaidah pengobatan medis seperti penyakit infeksi lain pada umumnya.

Menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Klinik Pramudia dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, saat ini terdapat banyak sekali mitos yang tidak benar seputar jerawat. Seperti misalnya jerawat hanya dialami di masa remaja, jerawat hanya terjadi di daerah wajah, serta jerawat harus dipencet dan isinya dikeluarkan agar tuntas.



"Terdapat pula pandangan bahwa jerawat dapat diobati dengan skincare atau facial di salon, jerawat disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu, jerawat hanya terjadi pada saat menstruasi dan biasanya akan sembuh sendiri. Mitos lainnya tentang pengistilahan jerawat itu sendiri, yaitu jerawat batu, jerawat buntet, dan lain-lain yang sebenarnya tidak dikenal secara medis," papar dr. Anthony Handoko dalam webinar kesehatan belum lama ini.

“Padahal fakta ilmiah mencatat bahwa jerawat atau secara medis disebut acne vulgaris, sebenarnya termasuk golongan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Selain itu jerawat juga disebabkan oleh gabungan beberapa penyebab, antara lain proses peradangan, produksi kelenjar minyak sebum yang berlebihan, ketidakseimbangan hormonal, dan sumbatan kelenjar minyak di kulit," tambahnya.

Belum terdapat angka prevalensi yang pasti dan akurat untuk penyakit jerawat ini, khususnya di Indonesia. Tetapi secara rasional, karena salah satu faktor penyebabnya adalah penyumbatan pada saluran keluar kelenjar sebaseus/minyak serta produksi minyak yang berlebihan oleh kelenjar ini pada suhu panas, maka sangat wajar bila kasus jerawat terjadi sangat tinggi pada orang yang tinggal di daerah tropis, seperti Indonesia.



Dokter Anthony Handoko menambahkan, terdapat banyak faktor risiko penyakit jerawat antara lain gaya hidup, suhu udara, kesehatan mental dan tingkat stres, personal hygienis, komitmen dan ketaatan pasien dalam berobat, faktor genetik, kesadaran, serta mindset pasien yang benar terhadap penyakit ini.

“Penyebab jerawat bukanlah disebabkan oleh satu hal saja, tetapi merupakan hasil gabungan dari beberapa penyebab dan faktor risiko, termasuk gaya hidup pasien. Selain itu yang terpenting adalah pemahaman dan mindset pasien yang benar, tidak menganggap remeh penyakit jerawat serta pasien mengerti ke mana untuk mendapatkan penanganan yang tepat," paparnya.

Dilihat dari segi bentuk, jerawat dapat dikategorikan sebagai jerawat kecil, bernanah, serta benjolan yang besar. Dari segi lokasi, jerawat dapat terjadi di wajah, dada, pungung, serta lengan.

“Pengobatan jerawat yang benar merupakan pengobatan yang terukur kemajuannya. Pengobatan harus diberikan secara bertahap dalam jangka sedang-panjang, bukan dengan pengobatan instan. Karena pengobatan jerawat merupakan pengobatan yang terukur, maka tidaklah benar apabila obat yang digunakan mengulang obat yang sama tanpa batas waktu, seperti menggunakan kosmetik/obat bebas/makeup," jelas dr. Anthony Handoko.

Penting juga untuk dilakukan edukasi yang benar kepada masyarakat awam untuk dapat membedakan skincare dengan skin treatment. Skincare, terang dr. Anthony Handoko, merupakan produk perawatan/kosmetik yang dijual bebas tanpa resep untuk kondisi kulit yang tidak bermasalah. Sedangkan skin treatment merupakan pengobatan dengan pemberian obat yang memerlukan resep dokter, baik obat oral maupun obat oles/topikal serta tindakan medis spesialistik.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1387 seconds (0.1#10.140)