Mengenal Lumpy Skin, Penyakit pada Sapi dan Kerbau yang Perlu Diwaspadai

Senin, 07 Maret 2022 - 09:41 WIB
loading...
Mengenal Lumpy Skin, Penyakit pada Sapi dan Kerbau yang Perlu Diwaspadai
Lumpy Skin merupakan penyakit pada sapi dan kerbau merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) dan perlu diwaspadai. Foto/ABC News
A A A
JAKARTA - Lumpy Skin merupakan penyakit pada sapi dan kerbau merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang perlu diwaspadai. Virus tersebut merupakan virus bermutasi genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.

Dilansir dari BBVET Wates, Senin (7/3/2022) penularan penyakit ini terjadi secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit hewan. Namun, virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen, dan susu.

Penularan secara tidak langsung juga bisa terjadi. Salah satunya penggunaan peralatan dan perlengkapan seperti kandang dan jarum suntik yang terkontaminasi virus LSD.

Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (stomoxys sp, haematopota spp, haematobia irritans), migas penggigit dan caplak (rhipicephalus appendiculatus dan amblyomma hebraeum).


Sementara gejala klinis penyakit ini tergantung dari umur hewan, ras dan status imunitas ternaknya. Tanda klinis utama LSD antara lain lesi kulit berupa nodul berukuran 1-7 cm yang biasanya ditemukan pada daerah leher, kepala, kaki, ekor, dan ambing.

Pada kasus berat, nodul atau benjolan yang muncul ditemukan hampir di seluruh bagian tubuh hewan ternak. Munculnya benjolan ini biasanya diawali dengan demam hingga lebih dari 40,5 derajat celcius. Nodul pada kulit tersebut jika dibiarkan akan menjadi lesi nekrotik dan ulseratif.

Tanda klinis lainnya yaitu badan sapi atau kerbau lemah, adanya leleran hidung dan mata, pembengkakan limfonodus subscapula dan prefemoralis, serta dapat terjadi oedema pada kaki. Selain itu, LSD juga dapat menyebabkan abortus, penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas dan demam berkepanjangan.

Masa inkubasi penyakit LSD berkisar antara 1-4 minggu. Walaupun mortalitas penyakit ini di bawah 10 persen, namun morbiditas yang sering dilaporkan adalah sekitar 45 persen.


Sebagaimana diketahui, penyakit lumpy skin telah ditemukan di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 31 desa di Sumatera mendeteksi penyakit pada sapi dan kerbau ini. Hal ini mendapat perhatian dari pemerintah Australia.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2050 seconds (0.1#10.140)